Monday 3 October 2016

Filtrasi Sederhana dan Penetrallan pH Air Limbah Rumah Tangga dengan Media Daun Pepaya



FILTRASI SEDERHANA DAN PENETRALAN pH AIR LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN MEDIA DAUN PEPAYA
(Penelitian di Perum Asabri Bumi Kiara Indah Desa Citimun
Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang)
Oleh
Reta Putri (Dusan Jabar 2013)
Dr. Irena Novarlia, M.Pd (Pendamping Dusan Jabar)
SMP Negeri 1 Cimalaka
 


ABSTRAK
Fokus penelitian ini adalah filtrasi sederhana dan penetralan pH air limbah rumah tangga dengan media daun pepaya, dilatar belakangi oleh terdapatnya kebiasaan masyarakat komplek Perum Asabri Bumi Kiara Indah Desa Citimun Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang  membuang air limbah yang berasal dari kegiatan usaha rumah tangga seperti air sisa cucian ke lingkungan tanpa ada pengolahan terlebih dahulu. Berkaitan dengan hal tersebut penulis melakukan penelitian dengan menggunakan media daun pepaya sebagai penurun pH ke dalam air limbah rumah tangga sebelum dibuang ke badan air. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengolahan air limbah yang dilakukan melalui proses perendaman dengan daun pepaya selama empat hari mengalami penurunan pH dari 10 menjadi 8,5 dan untuk mendapatkan air yang lebih bersih maka dilakukan proses filtrasi sederhana dengan menggunakan ijuk,busa aquarium,batu kerikil dan sabut kelapa, sehingga air limbah rumah tangga menjadi tidak membahayakan bagi lingkungan. Sebagai saran dari penelitian ini diperlukan penelitian lanjut mengenai perbandingan jumlah daun pepaya dan volume air dalam skala yang lebih besar, serta penambahan alat dan bahan dalam proses filtrasi sederhana agar air yang dihasilkan lebih jernih tanpa harus mengulanginya beberapa kali.
Kata kunci: Filtrasi, Penetralan pH, Air limbah rumah tangga, Daun Pepaya.

A.        Pendahuluan

Air merupakan senyawa yang sangat penting bagi semua bentuk kehidupan, terutama bagi manusia, hewan dan tumbuhan. Manusia sangat membutuhkan air untuk menjalankan segala aktivitas dalam hidupnya, seperti; untuk mencuci, minum, memasak dan mandi. Menurut Sudarmadji (2007) bahwa “air merupakan ikatan kimia yang terdiri dari 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen (H2O), dapat berbentuk gas cair maupun padat”.Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa air yang dianggap murni hanya terdiri dari H2O, tetapi pada kenyataannya di alam tidak pernah dijumpai air yang sedemikian murni, meskipun air hujan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 41 6/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat pengawasan kualitas air bahwa “air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dimana kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak”. Lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu; “aman dan higienis, baik dan layak minum, tersedia dalam jumlah yang cukup, dan harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat”.
Saat ini, air bersih menjadi salah satu masalah yang memerlukan perhatian serius, terutama bagi masyarakat yang bermukim di Perum Asabri Bumi Kiara Indah Desa Citimun Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Karena, untuk mendapatkan air yang baik dan sesuai dengan standar sudah cukup sulit untuk di dapatkan sebagai akibat dari berbagai kegiatan masyarakatnya. Contohnya, kebiasaan membuang limbah rumah tangga yang langsung di buang ke lingkungan tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Padahal air limbah adalah air kotor, mengandung zat yang bersifat membahayakan bagi kelangsungan makhluk hidup di bumi ini.Contohnya, detergen yang merupakan salah satu limbah rumah tangga, ternyata di dalamnya terkandung senyawa klorin dalam bentuk natrium hipoklorit yang berfungsi sebagai pemutih. Apabila natrium hipoklorit bercampur dengan senyawa asam memiliki PH <7 (Asam), maka akan terjadi reaksi yang menghasilkan gas klorin bersifat racun sehingga dapat membunuh kehidupan di dalam air. Air limbah ini pun dapat menimbulkan gangguan kesehatan dengan menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit, seperti disentri dan tifus.
Karena itu, untuk menjaga agar kualitas dan kuantitas air yang tersedia tidak mengalami penurunan diperlukan solusi untuk meminimalisir dampak negatif yang di timbulkannya. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah mengolah kembali air limbah rumah tangga agar dapat dimanfaatkan kembali dengan menurunkan pH-nya terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air. Penurunan pH, dapat dilakukan dengan cara merendamkan daun pepaya ke dalam air limbah rumah tangga seperti; air sisa cucian. Daun pepaya di ambil dari pohon pepaya yang memiliki nama latin Carica papaya L dan termasuk dalam keluarga Caricaceae.
Dengan pertimbangan dan alasan tersebut, peneliti membuat penelitian dengan judul “Filtrasi Sederhana dan Penetrallan pH Air Limbah Rumah Tangga dengan Media Daun Pepaya” yang dilaksanakan di Perum Asabrii Bumi Kiara Indah Desa Citimun Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah.
1.      Bagaimanakah karakteristik limbah rumah tangga?
2.      Bagaimanakah karakteristik daun pepaya?
3.      Bagaimanakah cara filtrasi sederhana dan penetralan pH air limbah rumah tangga dengan media daun pepaya di Perum Asabri Bumi Kiara Indah Desa Citimun Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang?
Penelitian ini bertujuan.
1.    Mengetahui karakteristik air limbah rumah tangga.
2.    Mengetahui karakteristik daun pepaya.
3.    Mengetahui cara filtrasi sederhana dan penetralan pH air limbah rumah tangga dengan media daun pepaya di Perum Asabri Bumi Kiara Indah Desa Citimun Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1.    Bagi Penulis
a.      Melatih kemampuan penulis untuk memecahkan masalah yakni pencemaran air limbah rumah tangga dan penyelesaiannya secara sederhana.
b.      Mengukur sejauh mana manfaat daun pepaya dalam menetralisir pH air limbah rumah tangga yang dapat mengakibatkan pencemaran air.
2.    Bagi Masyarakat
Memberikan solusi yang tepat dan sederhana untuk mengatasi pencemaran air yang berasal dari limbah rumah tangga dan menggunakan kembali air limbah rumah tangga menjadi air yang bermanfaat.

B.     LANDASAN TEORI

1.      KARAKTERISTIK AIR LIMBAH RUMAH TANGGA
Air limbah rumah tangga adalah air sisa yang di buang dan berasal dari rumah tangga. Air tersebut pada umumnya berupakotoran manusia (tinja) atau dari aktivitas dapur, kamar mandi, dan air cucian yang secara kuantitas mengandung bahan organik antara 50–70 % dari rata-rata pemakaian air bersih (120–140 L/org/ hari).
Air limbah rumah tangga umumnya mengandung sabun dan diterjen.Keduanya merupakan sumber potensial bagi bahan pencemar organik. Bahan organik adalah zat yang pada umumnya merupakan bagian dari binatang/ tumbuh-tumbuhan dengan komponen utamanya: carbon, protein, lemak/lipid, benda organik ini mudah mengalami pembusukan oleh bakteri dengan menggunakan oksigen terlarut dalam air limbah (BOD). BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah banyaknya O2 dalam PPN/mg/L yang diperlukan untuk mengurai bahan organik oleh bakteri sehingga limbah tersebut menjadi jernih kembali. Karakteristik air limbah perlu diketahui, karenaakan menentukan pengelolaan yang tepat agar tidak mencemari lingkungan hidup, yakni.
1.      Karakteristik Fisik
Sebagian besar terdiri dari bahan-bahan padat dan suspensi, terutama air limbah rumah tangga biasa berwarna suram seperti larutan sabun, sedikit berbau, kadang-kadang mengandung sisa-sisa kertas, berwarna bekas cucian beras dan sayur, serta bagian-bagian tinta dan sebagainya.
2.      Karakteristik Kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih dan bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainya. Karena itu, umumnya bersifat basa pada waktu masih baru dan cenderung ke asam apabila sudah memulai membusuk. Substansi organikdalam air buangan terdiri dari dua gabungan, yakni:
a.      Gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya: urea, protein, amine, dan asam amino.
b.      Gabungan yang tidak mengandung nitrogen, misalnya: lemak, sabun, dan karbohidrat, termasuk selulosa.
3.      Karakteristik Bakteriologis 
Kandungan bakteri pathogen dan organisme golongan coli terdapat juga dalam air limbah tergantung darimana sumbernya, namun keduanya tidak berperan dalam proses pengolahan air buangan.
Limbah rumah tangga seperti sabun dan detergen menjadi salah satu sumber utama dan penyebab pencemaran air yang memberikan dampak paling kentara terutama pada lingkungan pemukimanmasyarakat. Beberapa dampak pencemaran air bersih dari limbah rumah tangga antara lain:
1.      Kualitas air menurun         
Air yang mengalami pencemaran akibat sampah organik akan memiliki kandungan oksigen yang rendah sehingga kualitas air menjadi menurun. Hal ini disebabkanoleh bakteri pembusuk yang menghabiskan sebagian besar oksigen untuk proses pembusukan sampah tersebut.
2.      Tumbuhnya kuman penyakit
Banyaknya kontaminasi yang terjadi akibat limbah rumah tangga dibuang sembarangan dapat memunculkan penyakit seperti; disentri, penyakit kulit, muntaber dan sejenisnya yang sifatnya mudah sekali menular.
3.      Air tidak layak konsumsi
Dari pencemaran yang terjadi akibat limbah rumah tangga/domestik akan membuat air sungai dan sumber air di lokasi sekitar menjadi tidak layak digunakan. Karena, limbah tersebut telah menyatu dengan air bersih sehingga perlu penanganan khusus agar air ditempat sekitar dapat dikonsumsi kembali sebagai; air minum, air mandi, air cuci maupun air mengolah makanan.
Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air adalah:
1.      pH atau Konsentrasi Ion Hidrogen
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH sekitar 6,5-7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Apabila pH di bawah normal maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH di atas normal bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan industri akan mengubah pH air yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota akuatik.
Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai pH antara 7-8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan, misalnya proses nitrifikasi akan berakhir pada pH yang rendah. Pada pH < 4, sebagian besar tumbuhan air mati, karena tidak dapat bertoleransi terhadap pH rendah. Namun ada sejenis alga yaitu; Chlamydomonas acidophila mampu bertahan pada pH =1 dan algae Euglena pada pH 1,6 melalui.
1.      Oksigen terlarut (DO)
2.      Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD)
3.      Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD)
Pembuangan limbah yang berasal dari kegiatan usaha rumah tangga misalnya air sisa cucian masih dibuang ke lingkungan tanpa ada pengolahan.Limbah air sisa cucian mengandung senyawa aktif metilen biru (surfaktan) yang sulit terdegradasi dan berbahaya bagi kesehatan maupun lingkungan.Diperlukan suatu upaya pengolahan limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga tersebut untuk mengurangi pencemaran lingkungan terutama sisa air cucian yang bersifat basa. Sifat-sifat basa yaitu mempunyai rasa pahit dan merusak kulit, terasa licin seperti sabun bila terkena kulit. Bagi lingkungan, jika tanaman atau hewan terkena air yang bersifat basa maka dapat menyebabkan tanaman itu layu hingga mati dan bagi hewan misalnya ikan dapat menyebabkan kematian.Dengan demikian, air sisa cucian yang bersifat basa berbahaya bagi lingkungan.
2.      KARAKTERISTIK DAUN PEPAYA
Daun Pepaya di ambil dari pohon pepaya yang memiliki nama latin Carica papaya L dan termasuk dalam keluarga Caricaceae. Pohon ini berasal dari Meksiko bagian selatan dan utara dari Amerika Selatan yang kini menyebar luas dan banyak ditanam di seluruh daerah tropis. Berikut adalah klasifikasi pohon papaya.
Kerajaan   : Plantae
Divisi        : Spermatophyta, 
Sub divisi  : Angiospermae, 
Kelas        : Dicotyledeneae, 
Bangsa     : Myrtales, 
Suku         : Caricaceae 
Marga       : Carica 
Jenis         : CaricaPapaya 
Tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai pensetabil pH air kolam pada saat mengalami penurunan/peningkatan pH air. Pemanfaatan pepaya ini mulai dari daun hingga pohonnya semuanya dapat digunakansebagai penetralisir dengan cara memasukannya kedalam air kolam.Beberapa senyawa yang diketahui terdapat di dalam daun pepaya antara lain; mengandung senyawa alkaloid carpaine, caricaksantin, violaksantin, papain, saponin, flavonoid, dan tanin.Daun yang terendam air akan menghasilkan air yang berwarna hijau kecoklatan. Air tersebut mengandung asam organic seperti; humic dan tannin. Zat asam tersebut yang nantinya akan menguraikan/menghidrolisis ion H, sehingga pH air akan menurun dan stabil sesuai dengan kondisi optimal hidup hewan akuatik yang dibudidayakan. 
3.      FILTRASI SEDERHANA DAN PENETRALAN Ph AIR LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN MEDIA DAUN PEPAYA
Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada medium penyaringan atau septum, sehingga di bagian atasnya akan berupa padatan yang terendapkan. Range filtrasi dimulai dari penyaringan sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas. Karena, aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya.Kandungan padatan suatu umpan mempunyai range dari hanya sekedar jejak sampai persentase yang besar. Seringkali umpan dimodifikasi melalui beberapa pengolahan awal untuk meningkatkan laju filtrasi, misalnya, dengan pemanasan, kristalisasi, atau memasang peralatan tambahan pada penyaring seperti selulosa atau tanah diatomae. Karena, varietas dari material yang harus disaring beragam dan kondisi proses yang berbeda.
Cara untuk menghilangkan zat tersuspensi yang terakhir adalah dengan melakukan penyaringan.Penyaringan yang dimaksudkan disini adalah penyaringan dengan melewatkan air melalui bahan berbentuk butiran yang diatur sedemikian rupa sehingga zat padatnya tertinggal pada butiran tersebut dan dapat digunakan kembali untuk kebutuhan masyarakat.Terdapat beberapa jenis media filtrasi air sederhana misalnya: kapas, ijuk, arang, batu kerikil (koral), kain katun,sabut kelapa, dan  keramik. Berikut akan di uraikan tujuan dan manfaat filtrasi beserta faktor-faktor yang mendukung daun pepaya dalam menetalisir pH air limbah rumah tangga.
1.         Tujuan dari filtrasi
a.    Memanfaatkan air kotor atau limbah untuk bisa digunakan kembali.
b.    Mengurangi resiko meluapnya air kotor dan limbah
c.    Mengurangi keterbatasan air bersih dengan membuat filtrasi air
d.    Mengurangi penyakit yang diakibatkan oleh air kotor
e.    Membantu pemerintah untuk menggalakan air bersih
2.         Manfaat filtrasi
a.    Air keruh yang digunakan bisa berasal dari mana saja, misalnya sungai, rawa, telaga, sawah, sawah, air kotor lainnyadapat menghilangkan bau yang tidak sedap pada air yang keruh.
b.    Dapat mengubah warna air yang keruh menjadi lebih bening.
c.    Menghilangkan pencemar yang ada dalam air atau mengurangi kadarnya agar air dapat dilayak untuk minum.
d.    Cara ini berguna untuk desa yang masih jauh dari kota dan tempat terpencil.
3.         Faktor-faktor yang mendukung daun pepaya dalam menetalisir pH air limbah rumah tangga adalah.
a.    Bahan yang digunakan tergolong murah dan mudah didapat.
b.    Dengan daun pepaya (carica papaya) turunnya pH pada air limbah rumah tanggamaka dapat meminimalisir pencemaran lingkungan.
c.    Filtrasi sederhana dapat memurnikan kembali air limbah yang telah berwarna hijau kecoklatankarena proses perendaman daun papaya. Sehingga air dapat dipergunakan kembali untuk kegiatan sehari-hari, seperti; mencuci, memasak, kolam ikan dan lain-lain.

C.        Metode Penelitian

1.         Alat dan Bahan
Alat dan bahan pada penelitian ini adalah.
a.         Alat terdiri dari: talang air bekas dan kertas pH (lakmus)
b.         Bahan terdiri dari: daun pepaya, batu kerikil, sabut kelapa,  ijuk, busa aquarium, dan air limbah rumah tangga
2.         Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah asam organik yang dihasilkan dari daun pepaya, sedangkan objek penelitian ini adalah karakteristik dari air limbah rumah tangga, meliputi kandungan pH air. Dalam penelitian ini dilakukan perendaman daun pepaya dalam air limbah rumah tangga untuk mengetahui pengaruhnya terhadap penurunan pH air.
3.         Prosedur Penelitian
Prosedur kerja dalam penelitian ini dilakukan melalui tahapan;
a.         Memilih daun pepaya.
b.         Membersihkan daun pepaya dari kotoran-kotoran yang menempel pada daun.
c.         Menyiapkan air limbah rumah tangga di dalam wadah atau ember.
d.         Mengukur pH awal air limbah dengan menggunakan kertas lakmus.
e.         Menghitung pH awal air limbah.
f.          Merendam daun pepaya kedalam air limbah.
g.         Mengukur pH rendaman daun pepaya pada air limbah rumah tangga setiap 1x24 jam selama 4  hari.
h.         Setelah pH air turun maka dilakukan penyaringan air (filtrasi) dengan menggunakan ijuk, busa aquarium, batu kerikil, dan sabut kelapa untuk mengurangi warna hijau kecoklatan dari sisa rendaman daun papaya. Untuk lebih jelasanya, proses tersebut dapat disajikan pada gambar 1. Berikut ini.


Gambar 1
Proses Filtrasi sederhana dan penetralan pH air limbah rumah tangga dengan media daun pepaya yang dilakukan di Perum Asabri Bumi Kiara Indah Desa Citimun
Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

Gambar 1, menujukkan prosesfiltrasi sederhana dan penetralan pH air limbah rumah tangga dengan media daun pepaya yang dilakukan di Perum Asabri Bumi Kiara Indah Desa Citimun Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang di lakukan dengan tahapan sebagai berikut.
1)         Air Pembuangan dari spal (Pembuangan air mandi, air cucian piring, air cucian pakaian) dialirkan ke bak penampung (1).
2)         Setelah bak penampung (1) yang sudah terisi air spal, masukan daun papaya segar yang baru dipetik dan masih mengandung getah selama 4 hari
3)         Air dari bak penampung (1) dialirkan ke bak filtrasi (bak 2) yang terdiri dari batu, sabut kelapa, injuk, busa aquarium.
4)         Air yang sudah ditampung ke bak filtrasi dialirkan ke sebuah kolam yang telah di isi ikan dan di kolam tersebut ditanami tanaman air seperti eceng gondok.

D.        Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa air limbah sisa cucian yang pada awalnya memilki pH, 10 setelah direndam dengan daun pepaya selama empat hari mengalami penurunan pH menjadi 8,5. Walapun, pada air bekas rendaman daun papaya akan berwarna kehijauan dan keruh. Haltersebut diakibatkan oleh asam tannin pada kandungan daun pepaya namun tidak berbahaya bagi lingkungan. Untuk mengurangi warna hijau kecoklatan agar terlihat bersih maka dilakukan filtrasi sederhana pada air tersebut.Hasil penelitian tersebut dapat disajikan pada tabel berikut:
Tabel 1.
Pengukuran pH dari hari pertama hingga keempat
Hari ke-
pH
0
10
1
10
2
9
3
9
4
8,5

Filtrasi sederhana dilakukan setelah pH air turun dengan menggunakan ijuk, sabut kelapa, batu kerikil, dan busa aquarium, untuk mengurangiwarna kehijauan dari sisa rendaman daun pepaya. Proses awal filtrasi dilakukan dengan menggunakan arang. Namun, melihat hasil filtrasi yang kurang jernih dan malah sedikit kehitaman oleh arang maka proses filtrasi diganti dengan menggunakan ijuk dan busa aquarium. Proses filtrasi perlu dilakukan berkali-kali untuk mendapatkan hasil yang baik. Apabila proses filtrasi hanya dilakukan satu kali tidak akan mengurangi warna hijau kecoklatan pada air tersebut.
Perendaman daun pepaya yang lebih lama dapat memaksimalkan kemampuannya dalam menurunkan pH. Semakin lama daun pepaya direndam kemungkinan akan semakin banyak ekstrak daun pepaya yang bercampur dalam air limbah. Banyaknya ekstrak tersebut berpengaruh terhadap tingkat keasaman sehingga memungkinkan pH air limbah semakin turun.

E.        Kesimpulan dan Rekomendasi

1.         Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah.
a.         Karakteristik limbah rumah tangga terdiri dari air sisa yang dibuang berasal dari rumah tangga dan pada umumnya mengandung kotoran manusia (tinja) atau dari aktivitas dapur, kamar mandi, air cucian, dan umumnya terdiri dari bahan organik dimana kuantitasnya antara 50-70 % dari rata-rata pemakaian air bersih (120-140 L/org/hari). Air limbah rumah tangga kerap kali mengandung sabun dan diterjen. Keduanya merupakan sumber potensial bagi bahan pencemar organik Bahan organik adalah zat yang pada umumnya merupakan bagian dari binatang/tumbuh-tumbuhan dengan komponen utamanya: carbon, protein, lemak/lipid, benda organik ini mudah mengalami pembusukan oleh bakteri dengan menggunakan oksigen terlarut dalam air limbah (BOD). BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah banyaknya O2 dalam PPN/mg/L yang diperlukan untuk mengurai bahan organik oleh bakteri sehingga limbah tersebut menjadi jernih kembali.Karakteristik air limbah perlu diketahui karena akan menentukan pengelolaan yang tepat supaya tidak mencemari lingkungan hidup.
b.         Karakteristik daun pepaya mengandung senyawa alkaloid carpaine, caricaksantin, violaksantin, papain, saponin, flavonoid, dan tanin. Daun yang terendam air akan menghasilkan air yang berwarna hijau kecoklatan. Air tersebut mengandung asam organik seperti; humic dan tannin. Zat asam tersebut yang nantinya akan menguraikan/menghidrolisis ion H, sehingga pH air akan menurun dan stabil sesuai dengan kondisi optimal hidup hewan akuatik yang dibudidayakan.
c.         Filtrasi sederhana dan penetralan pH air limbah rumah tangga dengan media daun pepaya di Perum Asabri Bumi Kiara Indah Desa Citimun Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang dilakukan dengan menggunakan daun papaya yang mengandung asam organik seperti; humic dan tannin sehinggadapat menurunkan pH air. Hasil penelitian membuktikan pH air sisa cucian yang pH awal 10 setelah direndam selama 4 hari turun menjadi 8,5. Proses filtrasi sederhana dilakukan untuk mengurangi warna hijau kecoklatan pada air rendaman daun pepaya.Untuk mendapatkan hasil air yang baik perlu dilakukan proses filtrasi beberapa kali. Daun pepaya yang segar yang masih bergetah berfungsi baik dalam penurunan pH air limbah rumah tangga. Lama perendaman daun pepaya dapat menentukan seberapa besar penurunan pH air limbah rumah tangga. Teknologi sederhana ini dapat diterapkan di lingkungan rumah tangga dan industri laundri yang banyak menghasilkan limbah detergen sehingga lebih aman untuk dibuang ke lingkungan.
2.         Rekomendasi
Rekomendasi pada penelitian ini ditujukkan kepada.
a.         Kepala Sekolah, diharapkan agar senantiasa memfasilitasi segala keperluanpeserta didik dalam pengolahan limbah rumah tangga dengan filtrasi sederhana dan penetralan pH air limbah rumah tangga dengan media daun pepaya secara terus menerus kepada peseerta didik.
b.         Guru, diharapkan agar senantiasa mensosialisasikan pengolahan pengolahan limbah rumah tangga melalui filtrasi sederhana dan penetralan pH air limbah rumah tangga dengan media daun pepaya iniagar dapat dikenal oleh lebih banyak orang.
c.         Peserta Didik, diharapkan dapat mengikuti ekstrakulikuler KIR khususnya berpartisipasi dalam mengolah limbah rumah tangga dengan filtrasi sederhana dan penetralan pH air limbah rumah tangga dengan media daun pepaya
d.         Kepada masyarakat, diharapkan agar mengolah limbah rumah tangga dengan filtrasi sederhana dan penetralan pH air limbah rumah tangga dengan media daun pepaya secara berkelanjutan.

F.         Ucapan Terimakasih

Bismillahirrahmanirrahim,
Dengan mengucapkan rasa syukur  kehadirat Allah SWT,Alhamdulillah penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Remajayang berjudul “FILTRASI SEDERHANA DAN PENETRALAN pH AIR LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN MEDIA DAUN PEPAYA (Penelitian di Perum Asabri Bumi Kiara Indah Desa Citimun Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang).
Karya Ilmiah ini diajukan untuk mengikuti lomba dalam rangka sayembara inovasi teknologi sanitasi permukiman Pusat Litbang Permukiman Badan Litbang – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Dengan selesainya Karya Tulis ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Irena Novarlia, M.Pd, selaku pendamping duta sanitasi Kabupaten Sumedang.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih memiliki banyak kekurangan dan kelemahannya,baik dalam isi maupun sistematikanya. Karena itu,kritik dan saran penulis harapkan untuk dapat memperbaiki karya tulis ini. Akhirnya,semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat,khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

G.        DAFTAR PUSTAKA

Ahsan S. 2005.Effect of Temperature on Wastewater Treatment with Natural and Waste  Materials [Original Paper]. Clean Technology Enviroment Policy. 7:198-202. [di akses 12 April 2015].
Arifin. 2008. Metode Pengolahan Deterjen. Tersedia pada http://.wordpress.com [di akses 12 april 2015].
Badan Chantraine, F et all. 2009. Drawbacks of Surfactant Presence on The Dissolution and Mechanical Properties of Detergent Tablets: How to Control Interfaces by Surfactan Localization.Journal of Surfactan and Detergent. 12:59-71. [di akses 12 April 2015].
Mengetahui Dampak Air Limbah Deterjen Terhadap Organisme Tersedia pada http://tutorjunior.blogspot.com. [di akses 12 April 2015].
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, Tentang Kuantitas dan Kualitas Air.
Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990. tentang, Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air bersih.
Pusat Statistik (BPS). 2009. Statistik Lingkungan Hidup Pengelolaan B3 dan Limbah B3. Tersedia pada http://tutorjunior.blogspot.com .[di akses 12 April 2015].
Sigid hariyadi. 2004. BOD dan COD Sebagai Parameter Pencemaran Air Dan Baku Mutu Air Limbah.
Soekidjo Notoatmojo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Penerbit PT Rineka Cipta.(614.78NOT k)
Sudarmadji, 2007, Hidrologi dan Klimatologi Kesehatan. Yogyakarta: Kanisius.

No comments:

Post a Comment

Keunggulan Geostrategis Indonesia

letak Indonesia berada di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia letak Indonesia berada di antara dua samudra yaitu Samudra ...