Friday 30 September 2016

Modernisme & Postmodernisme



Ihab-Hassan--seorang penulis kelahiran Mesir, dalam 'Postmodern American Fiction: A Norton Anthology' (1998) merangkum perbedaan-perbedaan antara posmodernisme dan modernisme sebagai berikut:

MODERNISM X POSTMODERNISM
bentuk (konjungtif--terbuka) X anti-bentuk (disjungtif--tertutup)
tujuan X bermain
rancangan X kesempatan
hierarki X anarki
objek-seni X proses-seni
keberjarakan X partisipasi
sintesis X antitesis
keberadaan X ketidakberadaan
pemusatan X penyebaran
metafora X metonimia
seleksi X kombinasi
akar/kedalaman X kulit/permukaan
interpretasi X melawan-interpretasi
naratif X anti-naratif
paranoia X skizofrenia

Perbedaan – perbedaan antara Modernisme dan Postmodernisme Menurut Ihab Hasan (David Harvey, 1996:9)
Modernism
Postmodernism
Modernism
Postmodernism
Romanticism/symbolism
Paraphysics
Selection
Combination
Form (conjunctive, closed)
Antiform (disjunctive, open)
Root/dept
Rhizoma/surface
Design
Chance
Signified
Signifer
Hierarchy
Anarchy
Lisible (readerly)
Scriptible (writerly)
Mastery/logos
Exhaustion/silence
Narrative/grande histoire
Anti-narrative/petite histoire
Art object/finished work
Process/performance/happening
Master code
idiolect
Creation/totalization/Synthesis
Decreation/deconstruction/antithesis
Type
Mutant
Presence
Absence
Genital/phallic
Polymorphous/Andro-gynuos
Centring
Dispersal
Paranoia
Schizophrenia
Genre/boundary
Text/intertext
Origin/cause
Difference/trace
Semantics
Rhetoric
God the Father
The Holy Ghost
Paradigm
Syntagm
Methaphysics
Irony
Hypotaxis
Parataxis
Determinacy
Indeterminacy
Metaphor
Metonymy
Transendence
Immanence
Sumber: David Harvey. The Conditions of Postmodernity. Dalam Joice Appleby et al. (eds) Knowledge and Postmodernisme in Historical Perspective. (New York: Routledge, 1996). P. 43.
           
Penelitian kualitatif postmodernisme mengacu pada pandangan-pandangan  (Michael C. Jacson: 2003) sebagai berikut:
1)      Berakhirnya kekuasaan dari narasi-narasi besar
2)      Sentralitas wacana
3)      Adanya hubungan erat kekuasaan /pengetahuan
4)      Penelitian dilakukan untuk mengungkap ketidakpastian dan mendorong resistensi bukan untuk mempertahankan rasionalitas, prediktabilitas dan keteraturan
5)      Lebih menekankan hubungan-hubungan diskursif daripada penekanan atas bahas sebagai cermin dari realitas
6)      Pengaruh diskursif terhadap individu
7)      Hiper-realitas, simulasi menggantikan dunia nyata dalam tatanan dunia

Dari pembahasan tersebut, pergeseran era nampaknya berjalan dengan perlahan tapi pasti. Pergeseran modernisme ke postmodernisme memang bukanlah sebuah revolusi yang tiba-tiba, tetapi lebih merupakan sebuah proses yang berlangsung dalam rentang waktu tertentu. Ketidakpuasan terhadap hasil era modern tidak terlalu menonjol sampai adanya ancaman bagi umat manusia yang jelas diketahui bersama, e.g. perang nuklir; sejak itulah modernitas dianggap lebih menghasilkan kecemasan daripada kesejahteraan. Dengan demikian, modernisme jelas bukanlah sebuah idealisme yang dapat diterima secara utuh. Pemikiran pun bergeser ke arah yang dianggap lebih baik dan disinilah postmodernisme mengambil peran utamanya.

 
Referensi:
David Harvey. 1989. The Condition of Postmodernity. Oxford: Basil Blackwel
Michael C. Jacson. 2003. System Thinking Creative Holism for Manager. West Sussexx: John Willey & Son Ltd.
 

No comments:

Post a Comment

Keunggulan Geostrategis Indonesia

letak Indonesia berada di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia letak Indonesia berada di antara dua samudra yaitu Samudra ...