Tuesday 5 November 2019

1. Istilah “Timur Tengah” (Middle East) Apakah Menurut Pertimbangan Geografis Atau Apa? Negara-Negara Mana Saja Sekarang Yang Termasuk Wilayah Peradaban Tua?


Istilah “Timur Tengah” (Middle East) apakah menurut pertimbangan geografis atau apa? Negara-negara mana saja sekarang yang termasuk wilayah peradaban tua?
Jawab:
Istilah Timur Tengah merupakan penamaan secara geografis dan secara geopolitik. Secara geografis, definisi Timur Tengah tidak begitu jelas. Seorang pengamat Timur Tengah bernama Marshall C.G. Hodgson (1999), menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Timur Tengah adalah wilayah yang terbentang antara Lembah Nil (The Nile Valley) hingga negeri-negeri Muslim di Asia Tengah (lebih kurang Lembah Amur Darya atau Sungai Oxus), dari Eropa yang paling tenggara hingga lautan Hindia.  Amerika Serikatlah yang mempopulerkan istilah Timur Tengah setelah Perang Dunia II. (Goldschmidt, Jr. Arthur, 1979). Dari Eropa yang paling tenggara hingga lautan Hindia. Dalam pemahaman yang diikuti kebiasaan modern, umumnya digunakan pengertian bahwa Timur Tengah ini meliputi semua negara yang terletak di sebelah selatan Uni Soviet dan di sebelah barat Pakistan, dan juga Mesir di benua Afrika. Terminology Timur Tengah tampaknya lebih baru, dan kemudian menjadi diterima secara luas hingga saat ini karena digunakan sebagai istilah resmi oleh orang-orang Inggris. Dalam pemahaman yang diikuti kebiasaan modern, umumnya digunakan pengertian bahwa Timur Tengah ini meliputi semua negara yang terletak di sebelah selatan Uni Soviet dan di sebelah barat Pakistan, dan juga Mesir di benua Afrika. Negara-negara Balkan dalam hal ini dikecualikan. Dalam beberapa hal dimana Yunani dan Aegea perlu dimasukkan, istilah Timur Dekat lebih banyak dipergunakan karena merupakan istilah yang lebih tua.

Timur Tengah memiliki posisi geografis (dalam, http://geography.about.com/) yang unik. Ia merupakan wilayah yang terletak pada pertemuan Eropa, Asia dan Afrika, dan dengan demikian ia menguasai jalan-jalan strategis yang menuju ke tiga benua tersebut. Jalan-jalan strategis tersebut antara lain; Selat Bosphorus yang menghubungkan Laut Mideterania (Laut Tengah) dengan Laut Hitam, Terusan Suez yang menghubungkan Laut Mideterania (Laut Tengah) dengan Laut Merah. Selain itu juga terdapat rute-rute perdagangan kuno via darat yang melewati kawasan ini.

Dipandang sebagai bagian dari Asia (Asia Barat Daya), Timur Tengah terletak di dalam zone tengah yang membentang di sepanjang benua raksasa ini, kira-kira antara garis lintang 30-40. Disebelah utara zone tengah ini terletak daratan Rusia yang luas. Di sebelah selatannya terdapat ujung-ujung semenanjung Asia, yang sebagian besar berada dalam kontrol Barat. Secara tradisional, Timur Tengah adalah kawasan yang diperebutkan antara kekuatan darat Rusia dan kekuatan laut Barat.

Secara politis dan kultural, (dalam, http://geography.about.com) Timur Tengah dibagi kedalam dua wilayah utama; Sabuk Utara dan Inti Arab. Sabuk Utara dari segi etnik, mayoritas adalah non Arab dan berbatasan langsung dengan Uni Sovyet (Rusia). Turki, Iran dan Afghanistan berbeda dalam banyak hal dengan negara-negara Timur Tengah lainnya. Sabuk Utara memisahkan dan melindungi Inti Arab dari Rusia (Uni Sovyet). Sebagai garis pertahanan yang tidak merata, namun yang terkuat terletak pada Turki dan yang terlemah ada pada Iran.

Inti Arab terbagi atas daerah Bulan Sabit Subur (fertile crescent) dan wilayah Laut Merah. Daerah Bulan Sabit Subur mencakup Irak–Mesopotamia/negeri dua sungai yang pernah kaya dan pesisir Mediterania Asia, yang terdiri dari Suriah, Libanon, Yordania, Israel dan Palestina. Daerah ini merupakan tempat migrasinya rumpun Semit yang kemudian dikenal sebagai bangsa Babilonia, Assyria, Phoenisia dan Ibrani.

Wilayah Laut Merah, terdiri atas dua bagian, daerah Timur yang terbentang gurun kering Jazirah Arab (pulau Arab), yang penduduknya jarang, kaya akan minyak, dan tenggelam akan tradisi Muslim. Di sebelah Barat terdapat Mesir, negeri yang hidup dari sungai terpanjang di dunia, Sungai Nil yang merupakan sumber kesuburan di negeri yang memang tandus.

Timur Tengah lainnya adalah daerah Afrika Utara (maghreb). Secara geografis dikitari permukaan pegunungan, Mediterania dan Atlantik, sehingga menikmati iklim yang lebih sedang dibandingkan dengan daerah Timur Tengah lainnya. Daerah ini juga cenderung lebih dekat dengan Eropa dan menciptakan interaksi baik secara ekonomi atau cultural dengan negara-negara Eropa.

Kawasan Timur Tengah merupakan kawasan tempat lahirnya tiga agama besar dunia. Selain itu juga, dari Timur Tengah lahir peradaban-peradaban besar dunia. Bahasa Arab, menjadi bahasa utama yang digunakan di Timur Tengah, pada abad pertengahan, selama ratusan tahun Bahasa Arab merupakan bahasa ilmu pengetahuan, budaya dan pemikiran progresif di seluruh wilayah dunia beradab. Berbagai bahasa di dunia sampai saat ini memperlihatkan adanya pengaruh bahasa Arab dalam berbagai bahasa serapannya. Alfabet Arab (huruf Hijaiyah) merupakan sistem yang paling banyak dipakai di seluruh dunia, disamping aksara Latin.

Beberapa pakar telah mengkritik istilah Timur Tengah karena ke- Erosentrismeannya. Wilayah ini terletak di timur Eropa barat. Bagi India, dia terletak di barat; bagi Rusia dia terletak di selatan. Penggunaan kata Tengah juga telah menyebabkan kebingungan bagi sebagian orang. Sebelum Perang Dunia I, Timur Dekat digunakan Inggris untuk menunjuk ke daerah Balkan dan Kerajaan Ottoman, sedangkan Timur Tengah adalah untuk menunjuk Persia, Afganistan, Asia Tengah, Turki, dan Kaukasus. Sedangkan Timur Jauh menunjuk ke negara-negara Asia Timur, seperti Tiongkok, Jepang, Hong Kong (George, 1993). Dengan hilangnya Kerajaan Ottoman pada 1918, Timur Dekat hampir hilang dalam penggunaan istilah umum, sedangkan Timur Tengah digunakan untuk menunjuk ke negara-negara Islam. Namun penggunaan Timur Dekat tetap digunakan oleh beberapa disiplin akademi, termasuk arkeologi dan sejarah kuno. Timur Tengah adalah sebuah wilayah yang secara politis dan budaya merupakan bagian dari benua Asia, atau Afrika-Eurasia. Pusat dari wilayah ini adalah daratan di antara Laut Mediterania dan Teluk Persia serta wilayah yang memanjang dari Anatolia, Jazirah Arab, dan Semenanjung Sinai. Kadangkala disebutkan juga area tersebut meliputi wilayah dari Afrika Utara di sebelah barat sampai dengan Pakistan di sebelah timur dan Kaukasus dan/ atau Asia Tengah di sebelah utara. Media dan beberapa organisasi internasional (seperti PBB) umumnya menganggap wilayah Timur Tengah adalah wilayah Asia Barat Daya (termasuk Siprus dan Iran) ditambah dengan Mesir. Wilayah tersebut mencakup beberapa kelompok suku dan budaya termasuk suku Iran, suku Arab, suku Yunani, suku Yahudi, suku Berber, suku Assyria, suku Kurdi dan suku Turki. Bahasa utama yaitu: bahasa Persia, bahasa Arab, bahasa Ibrani, bahasa Assyria, bahasa Kurdi, dan bahasa Turki. Kebanyakan sastra barat mendefinisikan Timur Tengah sebagai negara-negara di Asia Barat Daya, dari Iran (Persia) ke Mesir. Mesir dengan semenanjung Sinainya yang berada di Asia umumnya dianggap sebagai bagian dari Timur Tengah, walaupun sebagian besar wilayah negara itu secara geografi berada di Afrika Utara. Sejak pertengahan abad ke-20, Timur Tengah telah menjadi pusat terjadinya peristiwa-peristiwa dunia, dan menjadi wilayah yang sangat sensitif, baik dari segi kestrategisan lokasi, politik, ekonomi, kebudayaan, dan keagamaan. Timur Tengah mempunyai cadangan minyak mentah dalam jumlah besar dan merupakan tempat kelahiran dan pusat spiritual agama Yahudi, Kristen, dan Islam.

Negara-negara mana saja sekarang yang termasuk wilayah peradaban tua?
Istilah Timur Tengah (dalam, http://geography.about.com) condong mengarah kepada wilayah budaya, jadi tidak memiliki batas tertentu. Definisi yang umum dipakai yaitu wilayah yang terdiri dari: Bahrain, Siprus, Mesir, Turki, Iran (Persia), Irak, Israel, Yordania, Kuwait, Lebanon, Oman, Qatar, Arab Saudi, Suriah, Uni Emirat Arab, Yaman dan Palestina. Dan Iran merupakan batas yang paling timur, terkadang dengan memasukkan Afganistan dan Pakistan barat karena kedekatannya (secara suku dan agama) dengan kelompok mayoritas dari masyarakat Iran. Juga karena keterkaitan sejarah karena pernah menjadi bagian dari kerajaan yang wilayahnya mencakup daerah-daerah tersebut. Afganistan, Tajikistan, dan Pakistan barat memiliki hubungan budaya, bahasa, dan sejarah dengan Iran. Sementara hubungan antara Iran dengan negara-negara Arab karena adanya hubungan agama dan kedekatan secara geografi. Umumnya yang disebut Timur Tengah secara harfiah adalah daerah-daerah negara berikut: Suriah, Lebanon, Palestina, Israel, dan Mesir.

Peta menunjukkan negara-negara yang diyakini sebagai bagian dari Timur Tengah: Arab Saudi, Yaman, Oman, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar, Irak, Kuwait, Lalu negara-negara Afrika Utara juga diikutsertakan: Maroko, Aljazair, Libya, Tunisia, Mauritania, Sahara Barat, Sudan, Ethiopia, Eritrea, Djibouti. Selain itu kadangkala negara-negara berikut juga diikutsertakan: Iran, Pakistan, dan Turki. Erosentrisme, beberapa telah mengkritik istilah Timur Tengah karena ke- Erosentrismeannya. Wilayah ini terletak di timur Eropa Barat. Bagi India, dia terletak di barat; bagi Rusia dia terletak di selatan.

2.  Yunani dianggap sebagai salah satu sumber peradaban Barat. Tetapi mengapa sekarang Yunani (dan negara-negara Balkan pada umumnya) secara kultural masuk dalam orbit peradaban Rusia? Jelaskan.
Jawab:
Peradaban Yunani pada kenyataannya memiliki makna besar untuk Peradaban Barat. Menurut Dr Donald Kagan, profesor dari Yale University dalam ceramahnya tentang "Pengantar Sejarah Yunani (2007)" mengatakan bahwa "posisi dari Yunani berada di titik awal yang paling signifikan dari Peradaban Barat, yang merupakan budaya yang paling bentuk kuat tidak hanya di Barat tetapi sebagian besar dunia saat ini. "Sebenarnya, Peradaban Yunani tidak salah satu dari empat pusat-pusat peradaban dunia. Namun, tidak seperti peradaban lainnya muncul dalam waktu kuno, peradaban Yunani telah dikagumi karena signifikansi dalam membentuk aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Yunani memiliki kesinambungan sejarah lebih dari 5,000 tahun. Bangsanya, disebut Hellenes, setelah mendiami sebagian besar dari daerah Laut Hitam (Efxinos Pontos) dan Laut Tengah menjelajah daerah sekitarnya, menyusun negara bagiannya, membuat perjanjian-perjanjian komersil, dan menjelajah dunia luar, mulai dari Caucasus sampai Atlantic dan dari Skandinavia samapi ke Ethiopia. Sebuah expedisi terkenal dari gabungan daerah-daerah maritim Yunani (Danaë atau penduduk laut) mengepung Troy seperti dinarasikan didalam sebuah karya sastra Eropa besar pertama, Homer's Iliad. Bermacam-macam penduduk Yunani ditemukan sepanjang Laut Tengah, Asia Kecil, Laut Adriatik, Laut Hitam dan pantai Afrika Utara akibat dari penjelajahan untuk mencari tempat dan daerah komersil baru.
Selama periode Kalsik (Abad ke 5 S.M.), Yunani terdiri dari daerah-daerah bagian kecil dan besar dalam bermacam-macam bentuk internasional (sederhana, federasi, federal, konfederasi) dan bentuk-bentuk internal (kekerajaan, tirani, oligarkhi, demokrasi konstitusional, dan lain-lain) yang paling terkenal ialah Athena, diikuti oleh Sparta dan Thebes. Sebuah semangat kebebasan dan kasih yang membara membuat bangsa Yunani dapat mengalahkan bangsa Persia, adikuasa pada saat itu, didalam peperangan yang terkenal dalam sejarah kemanusiaan- Marathon, Termopylae, Salamis dan Plataea.
Pada paruh kedua abad ke 4 S.M., banyak daerah-daerah bagian di Yunani membentuk sebuah Aliansi (Cœnon of Corinth) yang dipimpin oleh Alexander Agung sebagai Presiden dan Panglima (Kaisar) dari Aliansi, Raja dari Macedonia ("Yunani takabara" dalam bahasa persia kuno) menyatakan perang dengan Persia, membebaskan saudara-saudara mereka yang terjajah, Ionian, dan menguasai daerah-daerah yang diketahui selanjutnya. Menghasilkan sebuah masyarakat yang berkebudayaan Yunani mulai dari India Utara sampai Laut Tengah barat dan dari Rusia Selatan sampai Sudan.
 Selama ribuan tahun kebudayaan Yunani ditonjolkan dengan suasana keterbukaan dan keramahan muncul baik pada proses asimilasi yang harmonis dan ekploitasi prestasi serta budaya. Terutama unsur-unsur kebudayaan Yunani yang masih berlanjut sampai sekarang. Orang Yunani modern tidak terbatas pada batas-batas negara Yunani secara nasional, namun merupakan fenomena, luas global yang membentang dari Amerika Utara ke Australia dan dari Afrika Selatan ke Rusia. Pada titik ini, tidak diragukan lagi, merupakan potensi untuk pengembangan lebih lanjut pengembangan budaya Yunani, di sisi lain, beberapa orang mengungkapkan ini merupakan elemen integral dari Hellenisme Philhellenism.
Terlepas dari kenyataan karena keadaan sejarah, orang-orang Yunani tersebar di berbagai negara dan benua, kenyataannya ditandai dengan mengejar kohesi pelestarian identitas nasional, juga hubungan dekat dengan sejarah tanah air. Dasar prinsip pemersatu Hellenisme selalu terintegrasi ke dalam satu bangsa dengan latar belakang budaya masyarakat dan agama serta rasa sejarah bersama. Hal ini memastikan hubungan suci, hubungan ibadah terhadap budaya nasional, tradisi serta kesadaran tanggung jawab untuk pemeliharaan dan pelestarian warisan budaya nasional
Cermin fakta ini (dalam, http://ridawahyuningrum.blogspot.com) adalah sejarah Helenisme di Rusia, sebuah negara di mana elemen Yunani sangat berkembang. Ini adalah jangka waktu didirikan hubungan Yunani-Rusia, yang hanya sebentar, menyebutkan pemukiman Yunani di Laut Hitam di zaman kuno, munculnya alfabet dari Slavia, tindakan dari saudara Cyril dan Metodius, Kristenisasi Rus dari Byzantium, pertukaran budaya dan agama serta interaksi yang diikuti, semua ini hanya beberapa contoh dari sejarah Yunani-Rusia dari zaman kuno sampai sekarang.
Pada akhir abad 18. Perkembangan hubungan Yunani-Rusia dan peradaban Yunani di Rusia memperoleh momentum baru, dimana memiliki dukungan dari masyarakat Yunani di selatan, terutama wilayah kekaisaran Rusia, perlindungan dan hak istimewa yang dinikmati oleh pihak berwenang Rusia dan semakin kuatnya minat opini publik Rusia ke dalam urusan Yunani. Iman Orthodox umum tanpa diragukan adalah mengkoordinasikan, dari awal memastikan hubungan timbal balik melemahkan antara penduduk Yunani dan Rusia. Rusia berkontribusi tegas dalam kasus pembebasan Yunani dari Turki, untuk mendapatkan kemerdekaan nasional dan mendirikan negara nasional, sementara ia menarik unsur Yunani untuk instalasi di perbatasan selatan. Penduduk Yunani, untuk sebagian, menggunakan hak istimewa yang diberikan kepadanya oleh Otoritas Rusia, ditransformasikan menjadi unsur integral dari kehidupan sosial-politik dan ekonomi potensial dari Kekaisaran Rusia.
Pada awal abad 20, hubungan Yunani-Rusia dan Yunani di Rusia dikembangkan dengan momentum yang besar di bawah pengaruh faktor-faktor seperti masyarakat Yunani mendirikan organisasi kegiatan amal, partisipasi aktif dari Yunani dalam organisasi sosial-politik Kekaisaran Rusia, menyebarkan kebudayaan Yunani di Rusia, diterbitkan majalah dan buku dalam bahasa Yunani, Yunani melakukan agitasi intens dengan Rusia di tingkat antar-pemerintah formal dan pada tingkat orang biasa. Dengan karakteristik bahwa para wakil dari Yunani dan Rusia lebih terintegrasi dan terlibat dalam penyebaran budaya Yunani, yang lebih konstruktif adalah hasil dari asumsi pelestarian dan pengembangan Helenisme di Rusia dan perbaikan dari Yunani (pendanaan negara Yunani dari perwakilan diaspora kaya).
Kesulitan dari keraguan era Soviet, ujian untuk orang-orang Yunani di Rusia, pada kekacauan ekonomi era transisi pasca-Soviet, yang mengakibatkan eksodus penduduk Yunani dari bekas Uni Soviet ke Yunani, Helenisme pasti menciptakan beberapa masalah. Namun demikian, aktivitas dan asosiasi masyarakat Yunani di Rusia juga asosiasi orang Yunani dari Rusia di Yunani, fasilitas di tahun 1940-an dan awal tahun 1950 di Uni Soviet pengungsi politik dari Yunani, munculnya ekspansi studi Yunani di Rusia, pertukaran budaya antara kedua negara dan bantuan yang diberikan oleh negara Yunani ke Yunani, memberikan kontribusi untuk pelestarian populasi Yunani dari tradisi Rusia dan mempertahankan kepedulian untuk opini publik Rusia ke Yunani.
Saat ini Yunani berada dalam sebuah halaman baru sejarah Hellenisme di Rusia. Stabilisasi situasi sosial-politik dan ekonomi di Rusia, penguatan masyarakat Yunani, semakin berkembang ke arah kebudayaan Yunani, sejarah Yunani dan perwakilan Yunani baik dari Diaspora philhellenes membuat dan memaksakan kondisi perlunya dorongan baru untuk pengembangan hubungan Yunani-Rusia dan Helenisme di Rusia, yang juga merupakan pusat tujuan yang baru didirikan untuk perkembangan budaya Yunani.

3.    East is East, and West is West, and never the twain shall meet.” Ucapan siapa ini? Apa semangat ucapan ini sama dengan yang dimaksud oleh Huntington? Apa memang peradaban Timur dan Barat tidak dapat direkonsiliasi karena selalu berhadapan secara konfrontatif? Jelaskan pendapat anda.
Jawab:
Kutipan ini berasal dari Rudyard Kipling (1865-1836), seorang pengarang besar dalam kesusastraan Inggris pada zamannya. Ia sempat meraih Hadiah Nobel untuk sastra (1907). Kipling lahir di India, karena waktu itu orang tuanya bertugas di koloni Inggris. Ketika dia masih kanak-kanak, keluarganya pulang ke Inggris, tetapi kemudian pada usia dewasa ia kembali lagi ke India sebagai wartawan untuk sebuah surat kabar Inggris. Ia juga untuk beberapa waktu menetap di Afrika Selatan. Jadi selaku orang Barat, Kipling mempunyai pengalaman lama dan intensif tentang dunia Timur, sehingga ia boleh dianggap kompeten untuk membandingkan ciri-ciri khas Timur dan Barat. (dalam, www.bukukita.com)
Rudyard Kipling mengatakan west is west east is east, never the twain shall meet. Lama kemudian muncul Samuel Huntington dengan tesisnya mengenai the clash of civilization. Barat dan timur selalu dihadapkan dalam oposisi biner, alias barat versus timur.
Hubungan antara Timur dan Barat sudah sejak lama dipertanyakan. Rudyard Kipling (1865-1936) dalam ”The Ballad of East and West” memposisikan Timur dan Barat pada kutub yang berbeda dan tak akan pernah bertemu, kecuali pada hari akhir dunia (... East is east, and West is West, and never the twain shall meet, till earth and Sky stand presently at God’s great Judgment Seat). Tentang Timur dan Barat, penyair Rudyard Kipling (1865–1936) dalam puisinya “Balada Timur dan Barat”, menulis:
Oh, Timur adalah Timur, dan Barat adalah Barat, seharusnya keduanya tak pernah bertemu, sampai Bumi dan Langit segera berdiri di hadapan Takhta Pengadilan Tuhan yang agung; Tetapi tiada Timur maupun Barat, Perbatasan, maupun Asal, maupun Kelahiran, tatkala dua orang kuat berhadapan muka ke muka, meski mereka datang dari penghujung-penghujung bumi!
Tampaknya hal tersebut disepakati oleh Carey Goldberg (2008) yang memberikan perbedaan di antara keduanya bahwa budaya barat adalah mereka yang menganggap diri mereka sebagai highly independent entities (entiti yang sangat mandiri/tidak memiliki ketergantungan), sedangkan budaya Timur identik dengan ketergantungan.
Ungkapan Rudyard Kipling dalam ‘The Ballad of East and West The Ballad’ yang terkenal, “East is East, and West is West, and never the twain shall meet” digunakan sebagai ‘pembenar’ keberbedaan kontras antara ‘Barat’ dan ‘Timur’. Sebenarnya, agak ganjil memahami pikiran Kipling sebab dia berkehidupan di India. Sebagai karya sastra, kualitas baladanya sangat bagus, tetapi muatannya sangat tajam berbasik pengagungkan ‘Barat’ dengan memandang ‘Timur’ sebelah mata.
Membaca pikiran Kipling dari banyak karyanya, dapat dipahami sebagai rangkaian pemikiran yang bertumpu pada baladanya: ‘The White Man’s Burden.
Take up the White Man’s burden
Send forth the best ye breed
Go bind your son to exil
To serve your captives need
To wait in heavy harness
On fluttered folk and wild
Half-devil and half-child
….
Pada setiap awal partisi balada panjang tersebut diagungkan dengan amat angkuh tugas suci “Kulit Putih” (Barat) dalam ‘membudayakan’ orang non-kulit putih yang digambarkan sebagai ‘Half-devil and half-child’. Pembudayaan non-kulit putih adalah tugas suci (mission sacre) Kulit Putih (Barat).
Pikiran Kipling, sekalipun banyak dikecam, baik di Barat maupun di Timur, sebenarnya bisa jadi sebagai gambaran zaman, Kipling hidup di era kolonialisme-imperialisme. Sekalipun pengenaan terminologi Barat-Timur sepanjang sejarah sesuai dengan kondisi obyektif zamannya, pertentangan tersebut mengemuka.
Dulu, sekitar tahun 1950 perkataan Kipling ini berulang kali dikutip bila orang bicara tentang perbedaan kebudayaan Timur dan Barat. Pikiran Kipling ini pada waktu itu ternyata dinilai cocok untuk mengungkapkan keyakinan bahwa perbedaan antara Timur dan Barat tidak terjembatani.
Selama dekade-dekade terakhir terjadi banyak perubahan. Globalisasi ekonomi dan internasionalisasi dunia merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri lagi dan akibatnya banyak sekali. Seusai perang Dunia II, terjadi juga banyak imigrasi dari Asia ke dunia Barat, khususnya dari bekas koloni mereka. Di Inggris dan Negara-negara Uni Eropa lain, banyak penduduk berasal dari Asia dan terintegrasi cukup baik dengan masyarakat disana. Demikian juga di Amerika Serikat dan Kanada. Banyak sekali orang Asia, misalnya, bekerja di Perguruan Tinggi di sana. Berbagai fakta seperti itu menunjukkan berkurangnya kesenjangan antara Timur dan Barat sekarang ini.
Faktor lain adalah perhatian khusus untuk Afrika. Sekitar tahun 1950 banyak Negara Afrika masih berstatus koloni. Akibatnya, dalam pertentangan Timur-Barat Afrika tidak pernah diperhatikan, karena masih di dominasi oleh dunia Barat. Sekarang situasinya sudah berubah secara radikal. Kalau Timur disamakan dengan asia saja, kembar Timur-Barat sekarang kurang relevan lagi. Sebab Afrika tidak termasuk Barat tidak pula termasuk Timur.
Kendati demikian, masih tetap ada relevansi untuk membandingkan kebudayaan Timur dan Barat. Pertama, ada beberapa perbedaan fisik. Misalnya, warna kulit di Barat selalu putih, tapi di Timur ada banyak variasi dari warna muda sampai tua. Sebaliknya, warna rambut di Timur selalu hitam, sedangkan di Barat ada banyak variasi. Namun, benar juga, pada usia tua Timur dan Barat dalam hal warna rambutnya sama lagi, kecuali kalau sebelumnya sudah menjadi sama-sama botak.
Analisis sebenarnya masih bias dilanjutkan. Namun, uraian di atas barangkali sudah cukup menarik kesimpulan bahwa pertentangan Timur-Barat belum terhapus, mekipun tidak begitu tajam lagi seperti pada zaman Kipling. Dalam situasi dunia sekarang lebih mencolok pertentangan lain, yaitu antara Utara dan Selatan, Negara-negara kaya dan Negara-negara miskin. Kalau pertentangan Timur-Barat terdiri atas dua kutub yang dapat memperkaya satu sama lain, pertentangan kedua ini tidak pantas dipertahankan dan jauh lebih mendesak untuk dijembatani. Kita harapkan saja Timur maupun Barat dapat dikerahkan untuk menghilangkan pertentangan mengganggu ini  (Kees Bertens, 1999:112-115)
Sejak bubarnya Uni Sovyet, pakar Barat seperti Prof Samuel Huntington (dalam, http://ridawahyuningrum.blogspot.com) dari Universitas Harvard, Amerika, memperingatkan tentang "clash of civilizations" - bentrokan peradaban antara Barat dan Islam plus Kong Hu Cu. Menurut Huntington masalah bagi Islam bukan Dinas Intelijen Pusat Amerika - CIA - atau Departemen Pertahanan Amerika, melainkan Barat secara keseluruhannya. Barat memiliki peradaban yang berbeda, kata Huntington, dan bangsa Barat berkeyakinan tentang "kejagadan" atau universalitas dari budaya mereka dan juga berkeyakinan bahwa kekuatan lebih unggul yang mereka miliki sekaligus juga memikulkan beban ke pundak mereka (Kipling menyebutnya beban orang kulit putih, noblesse oblige menurut budaya Prancis) untuk mensosialisasikan budaya itu ke seantero dunia.
Inilah yang dikatakan menjadi ramuan dasar yang kemudian mengompori konflik antara Islam dan Barat. Dalam rumusan Samuel Huntington itu, sebagaimana juga terlihat sebagai unsur yang mewarnai keyakinan bahwa imperialisme itu adalah baik dan tanpa pamrih, kentara sekali "budaya" misi, kendati mereka tetap bersiteguh bahwa anutan mereka sama sekali bukan didasarkan pada keyakinan agama yang mendasar, melainkan sekulerisasi. Sebenarnya apa yang dirumuskan oleh Huntington bukanlah barang baru. Barat memang sudah sejak lama merasa "terpanggil" untuk membenahi apa yang mereka pandang sebagai kebobrokan, dekadensi, negara lain.
Dalam hal Inggris kita mengetahui bagaimana di abad ke-19 negara itu melakukan berbagai perombakan terhadap segala segi kehidupan di India yang dinilainya salah atau perlu diperbaiki. Sampai-sampai menyatakan perang terhadap budaya-budaya yang dekaden, termasuk negara bagian yang dianggap binal, seperti Punjab dan Oudh.
Kini, banyak yang menilai, apa yang dilakukan Inggris itu akhirnya laksana "arang habis besi binasa." Padahal, Martine Kramer, Direktur Pusat Moshe Dayan bagi Kajian Timur Tengah dan Afrika pada Universitas Tel Aviv, Israel, dalam tulisan berjudul "Islam's Sober Millennium" antara lain mengatakan tentang umat Islam: "Sekiranya dalam tahun 1000 sudah ada Hadiah Nobel, maka hampir semuanya niscaya akan jatuh ke tangan para pakar muslim dari berbagai disiplin ilmu." Dan, begitu Martine Kramer, di bawah kekuasaan umat Islam, non-Muslim tidak harus menukar agama untuk dapat berkiprah, baik untuk keperluan sehari-hari maupun secara intelektual (Hitti, 1999).
Menurut pendapat saya Buku Huntington, The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order (1996), yang intinya mengusung perbenturan (konflik) bukanlah lagi berdasarkan ideologi, tetapi tersebab pertentangan antar budaya. Sekalipun ada delapan area kebudayaan, Barat, Amerika Latin, Islam, Tiongkok, Hindu, Orthodok, Jepang, dan Afrika, ‘lawan’ paling potensial, Islam dan Konfusius (Cina).
Terlepas kekuatan analisis berbasis historis dan ramalan futurif, tesis Huntington terkesan aneh, Barat dimaknai dalam artian kebudayaan (peradaban) sementara Timur dikedepankan dalam label keyakinan (agama). Padahal, peradaban Barat tentu tidak bisa dilepaskan secara terpilah nyata (clear and distingly) dengan anutan pendukungnya, sementara Islam sebagai basik kebudayaan tentu tidak identik dengan bangsa-bangsa pendukungnya. Dengan demikian, pikiran Huntington bermuatan permusuhan terhadap Islam.
Perlu dicermati, bahasan Huntington yang memang mendalam dengan ‘multi side argumentation’, bermuatan subyektivitas budaya. Pandangannya yang menempatkan kebudayaan Barat sebagai yang terbaik, dan Islam perlu ‘dibudayakan’, apalagi dikaitkan dengan terorisme, bisa jadi bentuk baru Kipling dalam balada-baladanya, dalam semangat, “The West’s Burden”.
Dengan kata lain, pada kenyataan hari ini dan ke depan, bisa jadi akan sangat sulit rekonsiliasi antara peradaban Barat dan Timur, dan bukan tidak mungkin pula, perbenturan tersebut semakin keras. Tetapi, bukan tidak ada titik harapan. Berbagai upaya, dari dialog antar agama sampai aneka pendekatan kultural yang giat dilakukan oleh pencinta perdamaian (sejati), adalah ladang harapan tersebut. Bahkan, terpilihnya Barack Obama sebagai presiden Amerika Serikat, dimana dia berjanji akan melakukan ‘rekonsiliasi’, berwajah lebih ramah terhadap Islam, menjadi fajar harapan.
“Timur adalah Timur, Barat adalah Barat, tapi kita adalah Manusia pada satu Bumi  (dalam, http://webersis.com).

4.     Industri holocaust” yang disebut oleh Arthur Kemp dalam karyanya, March of the Titans. A History of White Race, apakah memang sebuah mitos atau realitas?  Bagaimana kaitannya dengan konflik di Timur Tengah (Palestina) dari visi Israel sendiri di satu pihak dan Iran di lain pihak dalam melihat isu “holocaust” itu.
Jawab:
Holocaust (dari bahasa Yunani: holokauston yang berarti "persembahan pengorbanan yang terbakar sepenuhnya") adalah genosida sistematis yang dilakukan Jerman Nazi terhadap berbagai kelompok etnis, keagamaan, bangsa, dan sekuler pada masa Perang Dunia II.Bangsa Yahudi di Eropa merupakan korban-korban utama dalam Holocaust, yang disebut kaum Nazi sebagai "Penyelesaian Terakhir Terhadap Masalah Yahudi".
Terdapat kelompok yang tidak meyakini peristiwa tersebut. Pengingkaran holocaust atau holocaust denial adalah kepercayaan bahwa Holocaust tidak pernah terjadi, atau jauh lebih sedikit dari 6 juta orang Yahudi yang dibunuh oleh Nazi; bahwa tidak pernah ada rencana terpusat untuk memusnahkan bangsa Yahudi; atau bahwa tidak ada pembunuhan masal di kamp-kamp konsentrasi. Mereka yang percaya akan hal ini biasanya menuduh bangsa Yahudi atau kaum Zionis mengetahui hal ini dan mengadakan konspirasi untuk mendukung agenda politik mereka. Karena Holocaust dianggap ahli-ahli sejarah sebagai salah satu kejadian paling banyak didokumentasikan dalam sejarah, pandangan-pandangan ini tidak dianggap kredibel, dengan organisasi-organisasi seperti American Historical Association mengatakan bahwa Holocaust denial sebagai "at best, a form of academic fraud." Pernyataan holocaust denial di muka umum adalah pelanggaran hukum di sepuluh negara Eropa, termasuk Perancis, Polandia, Austria, Swiss, Belgia, Romania, dan Jerman.Holocaust deniers lebih suka disebut Holocaust "revisionists". Kebanyakan ahli sejarah mengatakan bahwa istilah ini menyesatkan. Historical revisionism adalah bagian dari ilmu sejarah; yaitu penyelidikan ulang dari accepted history (sejarah yang sudah diterima secara umum) dengan tujuan untuk lebih memperjelas peristiwa tersebut. Sebaliknya, negationist dapat secara sengaja menggunakan catatan sejarah yang salah; seperti ditulis Gordon McFee: "Revisionists depart from the conclusion that the Holocaust did not occur and work backwards through the facts to adapt them to that preordained conclusion. Put another way, they reverse the proper methodology ... thus turning the proper historical method of investigation and analysis on its head." (Sumber: wIkipedia.org)
Arthur Kemp, melalui bukunya, March of The Titans: A History of White Race mengedepankan pandangan ‘pelurusan’ sejarah. Menariknya karya Kemp yang ratusan halaman memaparkan sejarah ‘holocaust’ dimana ‘holocaust’ tidak saja identik dengan pembunuhan Yahudi oleh Hitler. Sejarahn yang panjang.
Kemp memaparkan dengan amat menarik, bahwa holocaust dapat dipindai pada era Turki Otoman. Menurutnya, Otoman Turki melakukan holocaust di Balkan. Tidak heran, Armenia sampai hari ini masih menuntut Turki bertanggung jawab atas pembunuhan 1,5 juta warga Armenia. Hal tersebut membuat hubungan kedua negara tidak pernah akur. Sekalipun Orhan Pamuk dalam novel bagusnya, Snow (2008 dalam, http://bukukita.com) tidak fokus membahas hal dimaksud, digambarkan bagaimana etnik Armenia masih bermukim di Kars, kota perbatasan Turki-Armenia. Korban pembantaian 1,5 juta jiwa berlebihan. Bagaimana mungkin, populasi etnis Armenia semasa itu sekitar 600.000 orang. Yahudi lebih spektakular, populasi Yahudi yang 3,5 juta ditorehkan terbunuh 6 juta. Dusta historis pemantap industi ‘holocoust’.
Kemp juga memapar ‘holocaust’ era Perang Boer di Afrika Selatan, dan contoh-contoh lainnya. Yang ingin diterangkan Kemp, telah terjadi distorsi, negasi, dan bahkan destruksi terhadap realitas historis tentang akibat sejarah Perang Dunia II, terutama menyangkut pembantaian Yahudi oleh Nazi Jerman. Membaca karya Kemp, kita akan terpantik, nyanyian industri semacam apa yang didendangkan Yahudi dan keuntungan apa yang diraih?
Begitu perang usai, Yahudi internasional yang menguasai media, memblow-up pembantaian Yahudi oleh NAZI Jerman. Tagihan pertama Yahudi adalah menuntut negara sendiri, Tanah yang Dijanjikan. Janji Inggris selepas Perang Dunia I, melalui ‘Bolffour Declaration’ (1917) ditagih yang tentu saja semakin memungkinkan karena Amerika Serikat muncul sebagai super power.
Tagihan tersebut tidak bisa dielakkan Amerika Serikat. Semang sejak ‘Bolffour Declaration’ populasi Yahudi di Palestina sudah melebih etnis Arab akibat migrasi Yahudi yang tiada henti. Inggris yang memulai, Amerika yang menanggung akibatnya. Dengan kekuatan ekonomi dan lobi (AIPAC) kuat pada di pusat kekuasaan Amerika Serikat, pemerintah Amerika Serikat ‘terpaksa’ membantu Israel, negara Yahudi yang diproklamirkan tahun 1948. Proklamasi Israel mengakibatkan perang dengan negara-negara Arab dan konflik Timur Tengah berkepanjangan.
Yahudi menagih rampasan perang kepada Jerman, ‘merampok’ bank-bank di dunia, terutama di Swiss yang diklaim sebagai milik Yahudi, Yahudi yang dibunuh tentara NAZI. Holocaust adalah kartu bagi penagihan untuk mendapatkan uang dengan berbagai modus.
Pembahasan ‘holocaust’ semakin menarik digandengkan karya, Norman G. Finkelsteins, The Holocaust Industry: Reflection on The Exploitation of Jewish Suffering  (dalam, http://webersis.com.holocaust-industry/). Holocaust telah menjadi kata sakral bagi Barat, apabila menolak wacana holocaust akan dipandang tidak bermoral, dan berideologi anti-Semit.
Holocaust dijadikan ‘lumbung’ komunitas Yahudi Internasional untuk keuntungan ekonomi dan politik, apalagi dalam ‘mempertahankan’ Israel negara-negara Arab, negara-negara Islam, dan negara-negara dunia lainnya. Amerika Serikat dengan serta-merta akan mengatakan melawan Israel berarti melawan Amerika, juga negara-negara Eropa pendukung tradisional Israel. Hampir semua Resolusi PBB yang ‘menghukum’ Israel dibentengi Veto Amerika Serikat, yang didukung Inggris dan Perancis.
Pembangkangan berbagai Resolusi PBB oleh Israel adalah hal biasa, dan tidak perlu mendapatkan sanksi. Israel mengembangkan dan memiliki bom nuklir adalah hal wajar, demi mempertahankan diri. Tetapi, bagi Iran dosa besar yang harus dipupus ke akarnya.
Bagi Israel, begitu juga Yahudi internasional, negara Israel di Palestina adalah harga mati. Apa pun dilakukan demi mempertahankan setelah Tanah Yang Dijanjikan tersebut diperoleh yang hilang dalam bilangan abad. Gerakan zionis adalah perwujudan mimpi yang kini nyata, sesuatu yang tidak mungkin dinegoisasikan. Bagi Israel, setelah kemenangan beruntun sejak awal proklamasi melawan Jordan, dan perang-perang berikutnya melawan negara-negara Arab, adalah penguatan sejarah. Apalagi, Amerika Serikat dan sekutunya siap membantu demi mempertahankan diri, sekaligus ekspansi secara bertahap memperluas wilayah kekuasaannya.
Bagi bangsa Palestina, sekalipun setelah Perdamaian Camp David, mendapat ’pengakuan’ dengan seupil wilayah di Jericho dan Jalur Gaza, sekalipun mendapatkan tempat berpijak, bukanlah merupakan penyelesaian. Apalagi, para pejuang Palestina garis keras tidak bergeming dengan tekad, mengusir Israel ke laut. Dalam pada itu, penistaan Israel atas warga Palestina tidak henti-hentinya sepanjang tahun. Wacana Satu Israel ‘dua negara’, Israel dan Palestina, atau Palestina Merdeka, nampaknya hanya akan menjadi wacana, sebab prinsip kedua berpijak kokoh pada pendirian masing-masing, mengklaim tanah yang sama; sama-sama mempunyai hak historis. Pada posisi ini, negara-negara, apa pun alasannya memihak Israel. Kalau begitu ceritanya, konflik Timur Tengah tidak akan pernah terselesaikan.
Dalam pada itu, Palestina yang kita telah memantapkan menjadi bangsa sendiri, tidak mendapat sokongan signifikan dari negara-negara Arab. Bukan saja terkait ‘geopolitik’, tetapi nampaknya negara-negara Arab mempunyai ketakutan pada munculnya negara Palestina yang jangan-jangan menjadi ‘musuh’ kelak. Sejak terusir dari Palestina, orang-orang Palestina menyebar ke penjuru dunia dan mereka tidak pernah melupakan Palestina. Sekalipun begitu, antar orang Palestina tidak terjadi kesepahaman perjuangan karena banyaknya firkah hingga masalahnya menjadi rumit. Hanya untuk satu hal tidak bertikai, melawan Israel.
Pada posisi ini, Iran yang sejak Revolusi Islam, menjadi kekuatan penentang Amerika Serikat (Barat), karena diperlakukan tidak adil, kini menjadi pendukung paling gigih Palestina. Revolusi Iran ‘diekspor’ ke Palestina, seperti juga ke banyak negara Arab, menjadikan benang kusut konflik Timur Tengah semakin menyala. Iran, mendukung bukan saja dengan dana, tetapi sekaligus dengan ideologi dan peralatan perlawanan Palestina terhadap Israel.
Holocaust sebagai industri semakin disempurnakan melalui media, melalui film-film untuk mempengaruhi opini dunia. Pada tataran pemikiran (ilmiah?) hadirlah Buku Huntington, The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order (1996). Untuk membendung semua itu. Iran menyerang balik, holocaust adalah dusta-dusta Yahudi (dalam, webmaster.fti@uii.ac.id).
Ahmadinejad (dalam, http://webersis.com.holocaust-industry/), presiden Iran, dalam konferensi “Dunia Tanpa Zionisme” di Teheran, 26 Oktober 2005, memastikan: “Israel harus diusir dari tanah Palestina. Israel harus dihapus dari peta dunia”. Sikap tegas Ahmadinejad (Iran) mendapat serangan balik dari negara-negara Barat, dan tekanan terhadap Iran, apalagi menyangkut ‘Proyek Nuklir Iran’. Kalau Iran tetap bersikukuh, perlakuan Barat seperti menyerang Iraq, Afganistan, dan sebagainya, bukan tidak mungkin tidak terjadi. Apalagi, Iran dikait-kaitkan dengan terorisme. Dan akan terbuktilah tesis Huntington bahwa Islam musuh Barat.
‘Holocust’ benar-benar dijadikan Yahudi sebagai industri; bermula dari perang, diformulasikan sedemikian rupa hingga menjadi seolah-seolah demikian jadinya, lalu dimanfaatkan untuk keuntungan, ekonomi, pengaruh, dan terutama demi eksistensi Isrel. Tapi, tidak untuk satu hal: Israel bebas ‘melakukan’ apa saja terhadap bangsa Palestina. Pembantaian Gaza, adalah bukti terbaru.

DAFTAR PUSTAKA

Donald Kagan. 2007. Pengantar Sejarah Yunani. Buka Program Yale
fti@uii.ac.id | web admin: webmaster.fti@uii.ac.id
Goldschmidt, Jr. Arthur, 1979. Concist History of The Middle East, The American University in Cairo PressHodgson.
Hitti, Philip K. 2005. History of the Arabs. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta
http://geography.about.com/od/politicalgeography/a/geopolitics.htm
http://ms.wikipedia.org/wiki/Geografi
http://bukukita.com
Huntington, S.P. (1996). The Clash of Civilizations and the Remaking of World. Order. New York: Simon and Schuster.
Bertens, Kees. 1999. Sejarah Filsafat Yunani. Kanisius. 1999. Yogyakarta.
Lenczowski, George. 1993. Timur Tengah di Tengah Kancah Dunia. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Marshall C.G., 1999. “The Venture of Islam, Conscience and History in a World Civilazation.” Volume One. The Classical Age of Islam. Book One : The Islamic Infusion Genesis a New Social Order. Cetakan Pertama. Jakarta: Paramadina.
Taylor,Alan R., Pergeseran-Pergeseran Aliansi dalam Sistem Perimbangan Kekuatan Arab, Amarpress, 199
Timur Tengah dalam Sejarah Penamaannya, dan Kedudukannya sebagai Pusat Peradaban Iskam”. http://id.wikipedia.org/wiki/Timur_Tengah,2008.Dari Wikipedia bahasa Indonesia.

No comments:

Post a Comment

Keunggulan Geostrategis Indonesia

letak Indonesia berada di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia letak Indonesia berada di antara dua samudra yaitu Samudra ...