Friday 30 September 2016

Padanan Validitas antara Metode Kualitatif dan Kuantitatif



Perbandingan validitas penelitian secara paralel antara penelitian kualitatif dan kuantitatif adalah sebagai berikut:
Padanan Validitas antara Metode Kualitatif dan Kuantitatif
Kualitatif

Kuantitatif
 Credibility
Berpadanan dengan
Validitas internal
Transferability
Berpadanan dengan
Validitas eksternal
Dependability
Berpadanan dengan
Realibilitas/Keajegan
Confirmability
Berpadanan dengan
Obyektivitas
 Sumber : Agus Salim, 2006
            Menurut Denzin dan Lincoln (1994 dalam Agus Salim, 2006) secara umum penelitian kualitatif sebagai suatu  proses dari berbagai langkah yang melibatkan peneliti, paradigma teoritis dan interpretatif, strategi penelitian, metode pengumpulan data dan analisis data empiris, maupun pengembangan interpretasi dan pemaparan. 

Refferensi

Salim, Agus. 2006.Teori & Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana
 

Bricoleur



Nelson, Treichler, dan Grossberg (1992), Lévi-Strauss (1966), dan Weinstein dan Weinstein (1961) mengklarifikasi arti bricolage dan bricoleur:



Ø  Seorang bricoleur adalah orang yang serba tahu atau semacam orang profesional do-it-your self.  Banyak macam bricoleur – interpretif, naratif, teoretikal, politikal – yaitu, representasi sekumpulan potongan bersama-sama cocok dengan spesifik situasi yang kompleks.



Bricolage: sekumpulan representasi berasal dari potongan-potongan, yang dicocokkan ke dalam hal spesifik daripada situasi yang kompleks.



“The solution {bricolage} which is the result of the bricoleur’s method is an {emergent} construction” yang berubah dan mengambil bentuk baru karena alat berbeda, metode, dan teknik representasi dan interpretasi ditambahkan ke dalam teka-teki (puzzle).



Nelson et al. (1992) menjelaskan metodologi studi-studi kultural “as a bricolage.  Its choice of practice, that is, is pragmatic, strategic and self-selective.”



Ø  Peneliti Kualitatif sebagai bricoleur atau pembuat quilt memakai estetika dan alat material dari keahliannya, memakai strategi apapun, metode, atau material empiris ditangannya. Jika alat atau teknik baru harus ditemukan, atau dikumpulkan bersama, kemudian periset akan melakukannya.  Pilihan-pilihan mengenai praktek interpretif mana yang dipakai tidak perlu ditetapkan sebelumnya. Pilihan praktek riset tergantung pada pertanyaan yang diajukan, dan pertanyaan tergantung pada konteks, apa yang tersedia dalam konteks dan apa yang peneliti dapat kerjakan dalam lingkup tersebut. Praktek-praktek interpretif melibatkan isu-isu estetika, suatu representasi estetika yang melampaui pragmatis atau praktikal. Di sini konsep montase berguna. Montase adalah teknik editing gambar-gambar sinema (Dalam sejarah sinematografi yang terkenal: the Battleship of Potemkin, 1925).  Di dalam montage, beberapa gambar yang berbeda diletakkan satu dengan yang lain (superimpose) untuk menciptakan sebuah gambar.  Peneliti kualitatif yang menggunakan montase seperti pembuat quilt atau jazz improviser. Pembuat quilt menjahit, mengedit, dan meletakkan potongan-potomgam realitas bersama. Proses tersebut menciptakan kesatuan psikologis dan emosional menuju pengalaman interpretif.



Ø  Bricoleur interpretif memahami bahwa riset adalah proses interaktif dibentuk oleh sejarah pribadinya, biografi, gender, kelas sosial, ras, dan etnisitas, dan oleh mereka orang-orang yang ada di dalam lingkup penelitian. Produk karya bricoleur interpretif adalah sebuah collage refleksif atau montase, yang kompleks, bricolage seperti quilt, -- sebuah kumpulan gambar dan representasi yang mengalir dan saling berhubungan. Collage: susunan benda-benda dan potongan-potongan kertas dan sebagainya yang ditempelkan pada bidang datar dan merupakan kesatuan karya seni. Riset Kualitatif sebagai tempat praktek interpretif majemuk





Menurut Levi-Strauss (1966:17) bahwa peneliti kualitatif adalah seorang “bricoleur”. Metodologi penelitian kualitatif yang beragam dapat di pandang sebagai suatu brikolase, dan peneliti sebagai bricoleur.





Menurut Norman K., Lincoln, Yvonna S., (2009:2-3)



Ø  Seorang bricoleur adalah manusia serba-bisa atau seorang yang mandiri dan profesional´. Bricoleur memunculkan brikolase serangkaian praktikyang disatupadukan dan disusun secara rapi sehingga menghasilkan solusi bagi persoalan dalam situasi nyata. Peneliti kualitatif sebagai bricoleur  strategi, metode, dan atau data-data empiris apa pun yang ada. (Norman K., Lincoln, Yvonna S., 2009:2-3)



Ø Seorang Bricoleur  menggunakan metode yang beragam (triangulasi) mencerminkanupaya untuk memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai suatu fenomena yang sedang dikaji. Gabungan beragam metode, data-data empiris, sudut pandan danpeneliti/pengamat dalam suatu kajian tunggal dipahami sebagaistrategi yang menambahkan keketatan, keluasan, dan kedalaman ke dalam jenis penyelidikan apa saja bricoleur memahami penelitian merupakan proses interaksi yang dibentuk oleh perjalanan proses interaksi yang dibentuk oleh perjalanan hidup, biografi, gender, kelas sosial, ras, dan kesukuannya sendiri sekaligus oleh hal-hal tersebut dari orang-orang yang berada dalam konteks. Hasil kerja bricoleur berupa brikolase, sebuah ciptaan yang kompleks, padat, refleksi dan mirip kliping yang mewakili citra, pemahamanm dan interpretasi peneliti mengenai dunia atau fenomena yang sedang dianalisis. 




 

Keunggulan Geostrategis Indonesia

letak Indonesia berada di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia letak Indonesia berada di antara dua samudra yaitu Samudra ...