Pada masa
Pencerahan/Aufklarung/Enlightenment sampai zaman modern, filsafah ilmu Barat
mengalami kemajuan pesat dengan lahirnya aliran-aliran baru, yang
berpengaruh terhadap kebudayaan dan
peradaban Barat. Pada aspek estimologi, metode rasional Cartesian mendapat kritik dari empirisme Inggris. Maka lahirlah
metode Cartesian Newtonian. Cobalah Anda analisis dampak metode Cartesian-Newtonian
terhadap industrialisasi di Inggris!
Jawab:
Pemikiran ontologis dan epistemologis
Descartes serta kosmologi Newton yang banyak memiliki titik singgung dan
kesamaan prinsip-prinsip serta pengaruh mereka terhadap pembentukan sains dan
peradaban modern menjadikan pemikiran kedua tokoh modern ini disebut metode Cartesian-Newtonian. Empirisme
Inggris sempat mengoreksi kecenderungan filsafat Cartesian yang menekankan sentralitas penalaran subyek itu dan
mengubah fokus filsafat ke arah pengalaman inderawi konkrit. Hasil material
dari gelombang empirisme ini memang sangat meyakinkan. Sains berkembang pesat
dengan cara pengukuran, kuantifikasi dan penghitungan data dari pengalaman
inderawi itu. Dalam bukunya
Pradigma Holistik Heriyanto (2003), menganalisis bahwa sains modern didasarkan pada
paradigma tertentu yang disebut “Paradigma
Cartesian-Newtonian.” Paradigma ini memiliki enam asumsi, yakni:
a Subjektivisme-antroposentik:
sebuah kesadaran subjektif yang meyakini manusia sebagai pusat dunia
b Dualisme:
dikotomi antara subjek dan objek, manusia dan alam, dengan menempatkan
subjek/manusia sebagai yang superior
c Mekanistik
deterministik: alam merupakan mesin raksasa yang bekerja secara mekanis, tak
bernyawa dan statis serta telah dikondisikan seluruhnya oleh sistem yang telah
pasti secara alamiah
d Eduksionisme-Atomistik:
kepercayaan bahwa keseluruhan dapat dipahami secara sempurna dengan
menganalisis bagian-bagiannya, dan segalanya itu adalah unsur atom-atom
e
Instrumentalisme:
Kebenaran mesti diukur secara kuantitatif dan sejauh mana ia dapat digunakan
untuk kepentingan material dan praktis
f Materialisme-Saintisme:
materilah yang merupakan yang riil, dan alam merupakan dunia materi yang
mandiri tanpa sebab atau kendali supranatural dan yang dapat menjelaskan alam
semesta secara memuaskan hanyalah sains.
Metode rasional
Cartesian-Newtonian sangat berdampak terhadap kemajuan ilmu dan teknologi
pada revolusi industri Inggris mengingat saat itu masyarakat mulai diajak mengembangkan ilmu
(yang kemudian disebut sains modern) dengan metode agar tidak timbul
ketidakpastian. Revolusi
Industri adalah perubahan teknologi,
sosioekonomi,
dan budaya
pada akhir abad ke-18
dan awal abad ke-19
yang terjadi dengan penggantian ekonomi yang berdasarkan pekerja menjadi yang
didominasi oleh industri dan diproduksi mesin. Revolusi ini dimulai di Inggris
dengan ditemukannya mesin uap
(dengan menggunakan batu bara
sebagai bahan bakar) yang
menggunakan mesin
(terutama dalam produksi
tekstil).
Latar
belakang terjadinya Revolusi Industri tidak bisa dipisahkan dari terjadinya
revolusi ilmu pengetahuan pada abad ke 16 dengan munculnya para ilmuwan seperti
Francis Bacon, Rene Decartes, Galileo Galilei serta adanya pengembangan riset
dan penelitian. Peristiwa yang sangat monumental yakni pendirian lembaga riset
seperti The Royal Improving Knowledge,
The Royal Society of England, dan The
French Academy of Science, menjadi tonggak kemajuan di bidang ilmu dan
teknologi. Selain faktor tersebut, revolusi Inggris juga tidak bisa dilepaskan
dari adanya faktor internal, seperti ketahanan politik dalam negeri,
perkembangan kegiatan wiraswasta, wilayah jajahan Inggris yang sangat luas dan
kaya akan sumber-sumber daya alam yang sangat beragam.
Pada
abad ke-18 dan ke-19 Teori Newton mampu menjelaskan gerak planet, bulan, dan
komet hingga ke rincian-rincian terkecil, begitu pula aliran gelombang dan
berbagai fenomena lain yang berkaitan dengan gravitasi. Gambaran dunia sebagai
sebuah mesin sempurna, telah diperkenalkan oleh Descartes, kini dianggap
sebagai sebuah kenyataan yang telah terbukti dan Newton adalah simbolnya.
Paradigma Cartesian-Newtonian sudah bertahta dalam sistem
kerajaan sains kurang lebih tiga ratus tahun lamanya. Paradigma ini menjadi
cara berpikir manusia dalam mengeksplotasi alam. Alam semesta dalam paradigma
ini dipandang sebagai mesin jam raksasa rumit bergerak dengan keteraturan yang
dapat diprediksi.
Revolusi Industri telah melahirkan 2 sistem pemikiran
yaitu Ilmu Pengetahuan Ekonomi atau dan Antithesis-nya sosialisme,
sebagaimana dikatakan oleh Arnold Toynbee dalam bukunya yang berjudul “The
Industrial Revolution”. Lahirnya sistem pemikiran tersebut dapat dilihat
dalam publikasi Adam Smith menjelang Revolusi Industri : “An Inquiry into
Nature and Causes of the Wealth of Natons” (1776), disusul kemudian dengan
publikasi dari Thomas Robert Malthus : “An Essay on the Principle of
Population as it Affects the Future Improvement of Society” (1798),
publikasi dari David Ricardo : “Principles of Political Economy and
Taxation” (1817), dan publikasi dari Stuart Mill : “Principles of
Political Economy” (1848). Dengan demikian, maka Revolusi Industri yang
dilandasi semangat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi telah menciptakan dasar-dasar
ekspansi ekonomi sampai hari ini. Revolusi Industri di Inggris
telah memberi efek budaya yang menyebar ke seluruh Eropa Barat dan Amerika
Utara, dan merambah ke seluruh penjuru dunia. Efek dari perubahan ini di
masyarakat sangat luar biasa. Hal ini seringkali dibandingkan dengan revolusi
kebudayaan pada masa Neolitikum ketika pertanian mulai dilakukan dan membentuk
peradaban, menggantikan kehidupan nomadik yang telah lama ada.
Referensi:
Heriyanto, Husain. 2003. Paradigma Holistik. Jakarta: Teraju.
http://isepmalik.wordpress.com/2010/02/25/
No comments:
Post a Comment