Monday 3 October 2016

HIDUP SEHAT DENGAN TOKWARE



HIDUP SEHAT DENGAN TOKWARE
Oleh
Khopipah Assonda (Dusan Jabar 2016)
Dr. Irena Novarlia, M.Pd (Pendamping Dusan Jabar)
 (SMPN 1 Cimalaka Kabupaten Sumedang)

ABSTRAK
Fokus karya tulis ini adalah hidup sehat dengan tokware, dilatar belakangi oleh terdapatnya kebiasaan masyarakat menggunakan air minum dalam kemasan yang sangat berbahaya bagi kesehatan baik kandungan isi maupun kemasannya. Berkaitan dengan hal tersebut penulis mengajukan gagasan hidup sehat dengan tokware sebagai alat untuk menyimpan air yang terbuat dari batok kelapa. Hasil penelitian menunjukan bahwa tokware dapat dijadikan sebagai salah satu solusi alternatif pengganti kemasan air minum yang ramah lingkungan. Tokware dengan bahan yang sesuai standar dapat digunakan beberapa kali dan aman terhadap kesehatan. Apabila sudah tidak terpakai pun dapat dibusukkan dan dibuat menjadi kompos. Bersahabat dengan alam tidak harus dengan sesuatu yang ekstrim tetapi dapat di lakukan dari sesuatu yang kecil seperti hidup sehat dengan menggunakan tokware dimulai dari diri sendiri.

Kata kunci: hidup, sehat, tokware

A.           PENDAHULUAN
Saat ini, penggunaan minuman kemasan sangat mudah ditemukan di lingkungan masyarakat Indonesia yang sudah mulai tertulari gaya hidup praktis di segala bidang kehidupan. Di kantin SMP I Cimalaka, ratusan gelas air minum kemasan sangat laris terjual setiap harinya. Kemasan-kemasan minuman zaman dahulu seperti kendi dari tanah liat, labu botol, kele, lodong, dan batok kelapa semakin ditinggalkan. Padahal, gaya hidup tersebut bertentangan dengan wacana kesehatan dan kelestarian lingkungan hidup. Kemasan produk minuman tersebut pada umumnya berbentuk kaleng atau plastik termasuk jenis sampah yang sulit di daur ulang atau non organik. Membutuhkan waktu puluhan bahkan ratusan tahun bagi alam untuk mengurainya, membuat tanah kehilangan kesuburannya. Tidak hanya itu, keseimbangan lapisan ozon terganggu dan akhirnya pemanasan global menjadi ancama terbesar umat manusia.
Menurut hasil penelitian Komite Masyarakat Anti Bahan Pengawet (Kombet), Sucofindo Jakarta, M-Brio Bogor, dan Biopharmaka Research Center IPB di Bogor pada bulan Oktober-November (2012) bahwa “kemasan produk minuman merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi dari produk minuman tersebut”. Berbahaya, karena sebagian besar minuman kemasan menggunakan bahan-bahan kimia sebagai pengawet, apabila digunakan dapat menimbulkan keracunan, alergi, dan kanker. Berdasarkan data Jambeck (Wahyuni, 2016), Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik sebesar 187,2 juta ton/tahun setelah Cina yang mencapai 262,9 juta ton/tahun.
Berdasarkan permasalahan tersebut, muncul pemikiran menggunakan bahan alternatif kemasan minuman yang ramah lingkungan. Gagasan yang diajukan dalam karya tulis ini adalah menggunakan kembali batok kelapa (tokware) sebagai alat untuk menyimpan air. Walaupun hal tersebut bukan satu-satunya cara, tetapi penulis harapkan dapat menjadi salah satu solusi alternatif dalam menghadapi persoalan bahaya minuman kemasan baik bagi kesehatan maupun kelestarian lingkungan bagi pelajar khususnya dan masyarakat umumnya.

B.            PEMBAHASAN
1.             Kondisi Terkini Masyarakat Terkait Dengan Penggunaan Minuman Kemasan
Begitu banyak minuman kemasan yang menarik dengan berbagai merk dagang mendorong masyarakat yang sedang kehausan tanpa banyak berpikir untuk segera meminumnya. Minuman kemasan dapat dengan mudah ditemukan; di kantin sekolah, terminal, pasar, supermarket dan tempat umum lainnya. Berbeda dengan jajanan lainnya yang tidak menggunakan kemasan, minuman ini tampak menarik dengan harga murah dan berbagai rasa dan warna yang bermacam-macam seperti hijau untuk apel, ungu untuk anggur, merah untuk stroberi dikemas dalam gelas tertutup atau botol sehingga sepintas kebersihannya terjaga.
Tahukah Anda, apabila minuman kemasan ini dikonsumsi secara terus menerus memiliki dampak yang berbahaya bagi kesehatan? Berbahaya, karena sebagian besar minuman kemasan menggunakan bahan-bahan kimia sebagai pengawet dengan tujuan untuk menghambat kerusakan, pembusukan, dan juga memperpanjang usia minuman. Beberapa minuman kemasan yang beredar di pasaran saat ini mengandung bahan pengawet cukup berbahaya seperti natrium benzoat dan kalium sorbat yang salah satunya dapat menyebabkan penyakit lupus
Kandungan isi berbahaya, kemasan minumannya pun berbahaya. Karena, mengandung dioksin dan paling mudah dipalsukan, terutama yang dikemas dengan gelas plastik atau botol. Hasil penelitian menujukkan, total sampah Indonesia pada tahun 2019 diperkirakan mencapai 68 juta ton, 14% di antaranya merupakan sampah plastik dan lebih dari 1 juta kantong plastik digunakan setiap menitnya serta 50% dari kantong plastik tersebut dipakai hanya sekali lalu langsung dibuang. Dari angka tersebut, hanya 5% yang benar-benar dapat di daur ulang (Newswire, 2016).
2.             Beberapa Solusi Alternatif yang Pernah Ditawarkan
Berbagai solusi alternatif yanag pernah ditawarkan sebelumnya dan sampai sekarang masih dilakukan, diantaranya:
a)      Pembinaan 3R yaitu Reduce atau pengurangan jumlah sampah minuman, Reuse atau penggunaan kembali sampah – sampah minuman kemasan yang masih bisa digunakan, dan Recycle  atau pendaur ulangan sampah minuman kemasan untuk dijadikan barang lain yang mempunyai nilai guna maupun nilai jual. seperti: vas bunga dan tas
b)      Mengenali minuman kemasan palsu
c)      Pemusnahan sampah plastik dengan cara dibakar.
d)     Mengetahui bahan dasar dari plastik yang aman untuk dipakai melalui kode dan simbol. Antara lain
1
Botol jenis PETE/PET ini disarankan hanya untuk sekali pakai.
2
HDPE hanya untuk sekali pakai
3
PVC yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Hindari plastik jenis ini
4
LDPE baik untuk tempat makanan
5
Photobucket
Jenis PP (polypropylene) produk ini aman
6
PS harus dihindari
7
OTHER tidak dianjurkan dipergunakan.
Sumber: Haitsams (2011)
Daur ulang dan pelarangan penggunaan minuman kemasan tidak bisa dijalankan dengan baik di Indonesia, bahkan belum ada negara di dunia yang sudah melarang penggunaan plastik untuk kemasan makanan. Larangan penggunaan minuman kemasan yang dilaksanakan pada beberapa Negara hanya berkaitan dengan masalah lingkungan. (Budiman, 2009). Setelah mengetahui bahaya minuman kemasan, bukan berarti tidak boleh mengkonsumsi minuman tersebut, tetapi dituntut untuk berhati-hati dalam memilih produk minuman kemasan yang banyak beredar saat ini. Nah, bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati! Mulai dari sekarang, biasakan membawa bekal air dari rumah dengan menggunakan tempat air minum ramah lingkungan seperti tokware.
3.             Hidup Sehat dengan Tokware
Apa itu Tokware? Tokware berasal dari dua kata “Tok” artinya batok dan “Ware” artinya wadah. Jadi tokware adalah wadah tempat penyimpanan air minum yang terbuat dari batok buah pohon kelapa. Batok kelapa biasanya memegang peranan tidak terlalu penting seringkali hanya dijadikan kayu bakar. Padahal, apabila di reuse menjadi tokware akan memiliki nilai jual tinggi. Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan untuk membuat tokware adalah.
a)      Pilihlah batok kelapa yang sudah benar-benar tua dan kering, mempunyai ciri-ciri bagian potongannya mempunyai warna sedikit kehitaman.
b)      Siapkanlah alat-alat yang dibutuhkan untuk mengolah batok kelapa seperti gergaji, pisau, pecahan kaca, lem kayu, amplas, dan daun pisang kering.
c)      Persiapan batok kelapa agar dapat diolah menjadi tokware dengan cara:
1)      Bersihkan serabut kasar yang ada di permukaan batok kelapa menggunakan pecahan kaca atau pisau.
2)      Bersihkan sisa serabut halus pada permukaan batok menggunakan amplas kasar, lalu gunakan amplas halus untuk menghaluskan permukaan batok secara merata.
3)      Agar permukaan batok bisa mengkilat gosok permukaan batok menggunakan daun kering secara berulang sampai terlihat mengkilat.
4)      Langkah terakhir adalah memotong batok untuk lubang air sesuai dengan pola tokware yang akan dibuat, untuk memotongnya gunakan gergaji besi.
Mengapa dinamakan tokware? ini adalah sebutan tempat air minum dari batok agar lebih modern menyeimbangkan dengan berbagai tempat air minum yang beredar dengan merk ternama saat ini. Nah. Mengapa pula  harus memulai hidup sehat dengan tokware? Karena tokware merupakan tempat air minum yang ramah lingkungan. Selain bentuk dan keunikannya pemakaian tokware memiliki berbagai keuntungan salah satunya meneruskan tradisi nenek moyang yang menggunakannya untuk menyimpan air minum dan mengurangi penumpukan sampah serta menjaga kelestarian lingkungan. Pemilihan batok sendiri sebagai bahan utama tokware bukan tanpa alasan. Batok yang berasal dari buah pohon kelapa dipilih karena mampu bekerja sebagai isolator alami, ringan dan juga terlihat cantik ketika dibentuk, selain itu, juga mampu meredam benturan. Alasan lainnya, pohon kelapa adalah tanaman yang mudah ditanam dan cepat tumbuh sehingga untuk mempertahankan daur siklusnya tidaklah sulit.
Bersahabat dengan alam tidak harus dengan sesuatu yang ekstrim tetapi dapat dilakukan dari sesuatu yang kecil dengan menggunakan tokware dan dapat dimulai dari diri sendiri. Jika Anda cinta lingkungan mari bersama-sama menjaga lingkungan, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memakai tokware sebagai tempat minum yang ramah lingkungan kemanapun dan dimanapun!

4.             Manfaat Dari Gagasan Yang Diajukan
Manfaat yang dapat diperoleh dari gagasan hidup sehat dengan tokware adalah dapat dijadikan solusi alternatif tempat menyimpan air minum ramah lingkungan yang tidak mengandung bahan kimia berbahaya terutama bagi kesehatan manusia. Tokware berbahan dasar tumbuhan, apabila sudah tidak terpakai dapat langsung dibuang karena tanah akan dengan mudah menguraikannya atau dibusukkan dan dibuat menjadi kompos..

C.           PENUTUP
1.             Kesimpulan  
Minuman kemasan tidak hanya berbahaya bagi tubuh tetapi juga mengancam keselamatan lingkungan. Kandungan isi dan kemasannya sangat berbahaya. Kandungan air dalam minuman kemasan sebagian besar mengandung zat pengawet berbahaya seperti; natrium benzoat dan kalium sorbat yang dapat menyebabkan penyakit lupus dan sisa kemasannya pun mengandung zat dioksin, jika dipakai secara berulang dapat menyebabkan penyakit kanker. Solusi alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan tokware sebagai tempat menyimpan air minum yang aman bagi kesehatan dan mengurangi penumpukan sampah kemasan bagi kelestarian lingkungan.



2.             Rekomendasi
a)          Pemerintah memberikan berbagai penyuluhan yang dapat mengubah budaya masyarakat mengurangi penggunaan minuman kemasan.
b)      Pemerintah melalui kementerian usaha kecil dan menengah memberikan bantuan modal kepada masyarakat yang akan memulai industri kecil pembuatan tokware
c)             Kepala sekolah membuat kebijakan yang mewajibkan peserta didik membawa tokware.

D.           DAFTAR PUSTAKA
Budiman, Arip. 2009. Pemanfaatan Bakteri Pseudomonas putida untuk Mengurai Styrofoam. dalam  http://www.kabarinews.com.  Diunduh 02 Mei 2016.
Haitsams, Ummu Aisyah. 2011. Awas Bahaya Plastik. Dalam http://www.asya84/woedpress.com. Diunduh 02 Mei 2016..
Komite Masyarakat Anti Bahan Pengawet (Kombet), Sucofindo Jakarta, M-Brio Bogor, dan Biopharmaka Research Center IPB. 2012. Kemasan Mengandung Zat Berbahaya. Dalam  http://www.scribd.com/doc. Diunduh 02 Mei 2016.
Newswire. 2016. Pengurangan Sampah Plastik Ditargetkan 1,9 Juta Ton. Dalam http://industri.bisnis.com. Diunduh 02 Mei 2016.
Wahyuni, Tri. 2016. Indonesia Penyumbang Sampah Plastik Terbesar Ke-dua Dunia. Dalam http://www.cnnindonesia.com. Diunduh 02 Mei 2016.

No comments:

Post a Comment

Keunggulan Geostrategis Indonesia

letak Indonesia berada di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia letak Indonesia berada di antara dua samudra yaitu Samudra ...