Sunday 2 October 2016

Peranan Peneliti sebagai Instrumen Penelitian Tindakan Kelas

Peranan Peneliti sebagai Instrumen Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas sebagai penelitian bertradisi kualitatif, memberikan peranan penting kepada penelitiannya yakni sebagai satu-satunya instrumen karena manusialah yang dapat menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak menentu, seperti halnya banyak terjadi di kelas. Lincoln dan Guba (1985) merinci karakter yang harus dimiliki seorang peneliti as the only human instrument, sebagai berikut:
1.    Responsif, terhadap berbagai petunjuk baik yang bersipat perorangan maupun bersipat lingkungan
2. Adaptif, dengan mampu mengumpulkan berbagai informasi mengenai banyak faktor pada tahap yang berbeda-beda secara simultan.
3. Menekankan aspek holistik, karena manusialah yang mampu dengan segera menempatkan dan menyimpulkan kejadian yang membingungkan di atas ke dalam posisinya secara keseluruhan.
4.   Pengembangan berbasis pengetahuan, hanya manusia yang dapat sekaligus berpikir dan tidak diungkapkan (tacit knowledge) dalam menyusun proposisi, sementara sadar bahwa situasi yang dihadapi memerlukan lebih dari sekedar pengetahuan dan proposisi karena harus memahami apa yang dirasakan subjek yang diteliti, simpati dan empati yang tidak diungkapkan, harapan yang tidak diucapkan, dan kebiasaan sehari-hari yang tidak pernah diperhatikan, yang justru menyumbangkan kedalaman dan kekayaan kepada penelitian.
5.  Memproses dengan segera, sang peneliti lah yang mampu segera memproses data di tempat, membuat generalisasi, dan menguji hipotesis di dalam situasi yang dengan sengaja diciptakan.
6.    Klarifikasi dan kesimpulan, ia juga yang memiliki kemampuan unik untuk membuat kesimpulan di tempat dan langsung meminta klarifikasi, pembetulan, atau elaborasi kepada subjek yang diteliti.
7.    Kesempatan eksplorasi, terutama terhadap jawaban-jawaban dari subjek yang diteliti dan subjek yang tidak lazim, atau mengandung kelainan (idiosinkretik), serta sepertinya tidak berguna atau tidak bisa dikoding, sehingga data tersebut diabaikan atau dibuang. Peneliti sebagai human instrumen, justru bisa mengeksplorasi respons-respons demikian, menguji validitasnya, bahkan mungkin mencapai pemahaman lebih tinggi daripada yang dapat dicapai oleh penelitian biasa (Lincoln dan Guba, 1985:193-194).
Daftar Pustaka
Lincoln, Yvonna S. And Guba, Egonb. 1985. Naturalistic Inquiry. Berverly Hills;Sage Publ. Inc. Pp. 193-194.

No comments:

Post a Comment

Keunggulan Geostrategis Indonesia

letak Indonesia berada di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia letak Indonesia berada di antara dua samudra yaitu Samudra ...