Saturday 1 October 2016

Hakikat Pendidikan IPS



Hakikat Pendidikan IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial pada hakikatnya merupakan mata pelajaran yang bersumber dari kehidupan sosial masyarakat dan diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep ilmu sosial. Sebagaimana dikemukakan oleh Hamalik (1992:35) bahwa “IPS merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial, disusun melalui pendekatan pendidikan, psikologis, dan kelayakan, serta kebermaknaan bagi peserta didik dalam kehidupannya”.
IPS pada awalnya merupakan istilah yang lahir di Amerika Serikat dengan konsep social studies. Dalam perkembangannya, konsep tersebut mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu sosial untuk tujuan citizenship education. Sebagaimana didefinisikan oleh NCSS (1994:3) bahwa.
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provide coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as antropology, archeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as all as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences.
 Pernyataan tersebut menegaskan, bahwa konsep IPS merupakan kajian terpadu antara disiplin-disiplin ilmu sosial dan kemanusiaan, diarahkan untuk mencapai kemampuan warganegara yang ideal. Pembelajaran IPS di tingkat sekolah menengah pertama pada kurikulum KTSP Tahun 2006 saat ini pun diberikan secara terpadu yang di dalamnya meliputi: konsep geografi, ekonomi, sejarah, dan sosiologi. IPS sebagai mata pelajaran yang mengkaji berbagai perilaku dan interaksi manusia dalam kehidupan sosial dan memiliki aspek keruangan. Aspek keruangan tersebut dapat bersifat lokal, nasional dan global. Sebagaimana pernyataan Pusat Kurikulum (2007:17) bahwa.
Visi kurikulum IPS dalam aspek lokalitas dapat berfungsi untuk membangun jati diri. Pada aspek nasional, peserta didik dapat menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Sedangkan pada aspek global, peserta didik dapat bergaul dalam komunitas tetapi dia tetap sebagai warga negara.
Pernyataan tersebut mengandung makna, bahwa melalui kurikulum pembelajaran IPS diharapkan dapat membantu peserta didik membangun landasan untuk memahami kenyataan masyarakat. Sebagian besar negara di dunia, seperti Indonesia memasukkan pembelajaran IPS di berbagai tingkat pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Dalam Arti, bahwa kecintaan terhadap bangsa bukanlah merupakan doktrin ideologi negara yang bersifat pasif dan dogmatis, tetapi bersifat dinamis, artinya senantiasa menghadapi perubahan-perubahan yang sedang dan akan terjadi. Hal ini perlu ditanamkan dengan harapan ketahanan diri sebagai warga negara dapat terpelihara terutama ketika menghadapi gelombang perubahan yang menembus berbagai sendi kehidupan peserta didik jangan sampai mencerabut rasa kebangsaannya. Dengan demikian, kemasan materi mata pelajaran IPS, tentu saja harus dikemas secara pedagogik dan psikologis dan disesuaikan dengan perkembangan peserta didik. Kontennya meliputi bumi sebagai tempat tinggal, hubungan manusia dengan lingkungannya, dimensi keruangan dan historis, wilayah, sumber daya, kependudukan, dan pemukiman.
Daftar Pustaka.                                                                                                                                            

Hamalik, O. (1992). Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru 
NCSS. (1994). Curriculum Standar For Social Studies. Washington, USA: Expectation for Excelence.
Pusat Kurikulum. (2007). Model pengembangan silabus mata pelajaran dan rencana pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu. Jakarta: Puskur

No comments:

Post a Comment

Keunggulan Geostrategis Indonesia

letak Indonesia berada di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia letak Indonesia berada di antara dua samudra yaitu Samudra ...