FILTRASI
SEDERHANA DAN PENETRALAN pH AIR LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN MEDIA DAUN PEPAYA
(Penelitian di Perum Asabri Bumi Kiara Indah Desa Citimun
Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang)
Oleh
Reta Putri (Dusan Jabar 2013)
Dr. Irena Novarlia, M.Pd (Pendamping Dusan Jabar)
SMP Negeri 1 Cimalaka
ABSTRAK
Fokus penelitian ini adalah filtrasi sederhana dan
penetralan pH air limbah rumah tangga dengan media daun pepaya, dilatar
belakangi oleh terdapatnya kebiasaan
masyarakat komplek Perum Asabri Bumi Kiara Indah Desa Citimun Kecamatan
Cimalaka Kabupaten Sumedang membuang air
limbah yang berasal dari kegiatan usaha rumah tangga seperti air sisa cucian ke
lingkungan tanpa ada pengolahan terlebih
dahulu. Berkaitan
dengan hal tersebut penulis melakukan penelitian dengan menggunakan media daun pepaya sebagai penurun pH ke dalam air limbah rumah tangga
sebelum dibuang ke badan air. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengolahan air limbah
yang dilakukan melalui proses perendaman dengan daun pepaya selama
empat hari mengalami penurunan pH dari 10 menjadi 8,5 dan untuk mendapatkan
air yang lebih bersih maka dilakukan proses filtrasi sederhana dengan menggunakan ijuk,busa
aquarium,batu kerikil dan sabut kelapa, sehingga air limbah
rumah tangga menjadi tidak membahayakan
bagi lingkungan. Sebagai
saran dari penelitian ini diperlukan penelitian lanjut mengenai perbandingan
jumlah daun pepaya dan volume air dalam skala yang lebih besar,
serta penambahan alat dan bahan dalam proses filtrasi sederhana agar air yang
dihasilkan lebih jernih tanpa harus mengulanginya beberapa kali.
Kata kunci: Filtrasi, Penetralan pH, Air limbah rumah tangga, Daun Pepaya.
A. Pendahuluan
Air
merupakan senyawa yang sangat penting bagi semua bentuk kehidupan, terutama bagi manusia,
hewan dan
tumbuhan. Manusia sangat membutuhkan air untuk menjalankan segala aktivitas dalam hidupnya, seperti; untuk mencuci, minum, memasak dan mandi. Menurut Sudarmadji (2007) bahwa “air merupakan
ikatan kimia yang terdiri dari 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen (H2O), dapat berbentuk gas cair maupun
padat”.Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa
air yang dianggap murni hanya terdiri dari H2O, tetapi pada
kenyataannya di alam tidak pernah dijumpai air yang sedemikian murni, meskipun
air hujan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 41
6/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat pengawasan kualitas air bahwa “air bersih adalah air yang digunakan
untuk keperluan sehari-hari dimana kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan
dan dapat diminum apabila telah dimasak”. Lebih lanjut dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus
memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu; “aman dan higienis, baik dan layak
minum, tersedia dalam jumlah yang cukup, dan harganya relatif murah atau
terjangkau oleh sebagian besar masyarakat”.
Saat ini, air bersih menjadi salah satu masalah yang memerlukan perhatian serius, terutama bagi masyarakat yang bermukim di Perum Asabri Bumi Kiara Indah Desa Citimun
Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Karena, untuk
mendapatkan air yang baik dan sesuai dengan standar sudah cukup sulit untuk di dapatkan sebagai akibat
dari berbagai kegiatan masyarakatnya. Contohnya, kebiasaan membuang limbah rumah tangga yang langsung di buang ke lingkungan tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Padahal air limbah adalah air kotor, mengandung zat yang bersifat membahayakan bagi
kelangsungan makhluk hidup di bumi ini.Contohnya, detergen yang merupakan salah satu limbah rumah tangga, ternyata
di dalamnya terkandung senyawa klorin dalam bentuk natrium hipoklorit yang berfungsi sebagai pemutih. Apabila natrium hipoklorit bercampur dengan senyawa asam memiliki PH <7
(Asam), maka akan terjadi reaksi yang menghasilkan gas klorin bersifat racun sehingga dapat membunuh kehidupan di dalam
air. Air
limbah ini pun dapat
menimbulkan gangguan kesehatan dengan menjadi transmisi atau media penyebaran
berbagai penyakit, seperti disentri dan tifus.
Karena itu, untuk menjaga agar kualitas
dan kuantitas air yang tersedia tidak mengalami penurunan diperlukan solusi untuk
meminimalisir dampak negatif yang di timbulkannya. Salah satu solusi yang dapat
dilakukan adalah mengolah kembali air limbah
rumah tangga agar dapat dimanfaatkan kembali dengan menurunkan pH-nya terlebih dahulu sebelum dibuang ke
badan air. Penurunan pH, dapat dilakukan dengan cara merendamkan daun pepaya ke dalam
air limbah rumah tangga seperti; air sisa cucian. Daun pepaya di
ambil dari pohon pepaya yang memiliki nama latin Carica papaya L dan termasuk dalam
keluarga Caricaceae.
Dengan pertimbangan dan alasan tersebut, peneliti
membuat penelitian dengan judul “Filtrasi Sederhana dan
Penetrallan pH Air Limbah Rumah Tangga dengan Media Daun Pepaya” yang
dilaksanakan di Perum Asabrii Bumi Kiara Indah Desa Citimun Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.
Berdasarkan
latar belakang tersebut,
permasalahan yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah.
1.
Bagaimanakah
karakteristik limbah rumah tangga?
2.
Bagaimanakah
karakteristik daun pepaya?
3.
Bagaimanakah
cara filtrasi sederhana dan penetralan pH air limbah rumah tangga dengan media
daun pepaya di Perum Asabri Bumi Kiara Indah Desa Citimun Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang?
Penelitian ini bertujuan.
1. Mengetahui
karakteristik air limbah rumah tangga.
2. Mengetahui
karakteristik daun pepaya.
3. Mengetahui cara filtrasi sederhana dan penetralan pH air
limbah rumah tangga dengan media daun pepaya di Perum Asabri Bumi Kiara Indah Desa Citimun
Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.
Adapun
manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Penulis
a.
Melatih
kemampuan penulis untuk memecahkan masalah
yakni pencemaran air limbah rumah tangga dan penyelesaiannya secara sederhana.
b.
Mengukur sejauh mana manfaat daun
pepaya dalam menetralisir pH air limbah rumah tangga yang dapat mengakibatkan
pencemaran air.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan solusi yang tepat dan sederhana untuk mengatasi pencemaran air
yang berasal dari limbah rumah tangga dan menggunakan kembali air limbah rumah
tangga menjadi air yang bermanfaat.
B. LANDASAN TEORI
1. KARAKTERISTIK
AIR LIMBAH RUMAH TANGGA
Air limbah rumah tangga adalah air
sisa yang di buang dan
berasal dari rumah tangga. Air tersebut pada umumnya berupakotoran
manusia (tinja) atau dari aktivitas dapur, kamar mandi, dan air cucian yang secara kuantitas mengandung bahan organik antara 50–70 % dari rata-rata pemakaian air
bersih (120–140 L/org/ hari).
Air limbah rumah tangga umumnya mengandung sabun dan
diterjen.Keduanya merupakan sumber potensial bagi bahan pencemar organik. Bahan
organik adalah zat yang pada umumnya merupakan bagian dari binatang/
tumbuh-tumbuhan dengan komponen utamanya: carbon, protein, lemak/lipid, benda organik ini mudah mengalami
pembusukan oleh bakteri dengan menggunakan oksigen terlarut dalam air limbah
(BOD). BOD (Biochemical Oxygen Demand)
adalah banyaknya O2 dalam PPN/mg/L yang diperlukan untuk mengurai bahan organik
oleh bakteri sehingga limbah tersebut menjadi jernih kembali. Karakteristik air limbah perlu diketahui, karenaakan
menentukan pengelolaan yang tepat agar tidak mencemari lingkungan hidup, yakni.
1.
Karakteristik
Fisik
Sebagian besar
terdiri dari bahan-bahan padat dan suspensi, terutama air limbah rumah tangga
biasa berwarna suram seperti larutan sabun, sedikit berbau, kadang-kadang
mengandung sisa-sisa kertas, berwarna bekas cucian beras dan sayur, serta
bagian-bagian tinta dan sebagainya.
2.
Karakteristik Kimiawi
Biasanya air
buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari air
bersih dan bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine dan
sampah-sampah lainya. Karena itu, umumnya bersifat basa pada waktu masih baru
dan cenderung ke asam apabila sudah memulai membusuk. Substansi organikdalam
air buangan terdiri dari dua gabungan, yakni:
a.
Gabungan yang
mengandung nitrogen, misalnya: urea, protein, amine, dan asam amino.
b.
Gabungan yang
tidak mengandung nitrogen, misalnya: lemak, sabun, dan karbohidrat, termasuk
selulosa.
3.
Karakteristik
Bakteriologis
Kandungan bakteri pathogen dan organisme golongan coli
terdapat juga dalam air limbah tergantung darimana sumbernya, namun keduanya
tidak berperan dalam proses pengolahan air buangan.
Limbah rumah tangga seperti sabun
dan detergen menjadi salah satu sumber utama dan
penyebab pencemaran air yang memberikan dampak paling kentara terutama pada
lingkungan pemukimanmasyarakat. Beberapa dampak pencemaran air
bersih dari limbah rumah tangga antara lain:
1.
Kualitas
air menurun
Air yang mengalami pencemaran akibat sampah organik akan
memiliki kandungan oksigen yang rendah sehingga kualitas air menjadi menurun.
Hal ini disebabkanoleh bakteri pembusuk yang menghabiskan sebagian besar
oksigen untuk proses pembusukan sampah tersebut.
2.
Tumbuhnya
kuman penyakit
Banyaknya kontaminasi yang terjadi akibat limbah rumah
tangga dibuang sembarangan dapat memunculkan penyakit seperti; disentri, penyakit kulit, muntaber dan sejenisnya yang sifatnya
mudah sekali menular.
3.
Air tidak layak konsumsi
Dari pencemaran yang terjadi akibat limbah rumah tangga/domestik akan membuat air sungai
dan sumber air di lokasi sekitar menjadi tidak layak digunakan. Karena, limbah tersebut telah menyatu dengan air bersih sehingga perlu
penanganan khusus agar air ditempat sekitar dapat dikonsumsi kembali sebagai; air minum, air mandi, air cuci
maupun air mengolah makanan.
Indikator yang umum diketahui pada
pemeriksaan pencemaran air adalah:
1.
pH atau Konsentrasi Ion Hidrogen
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan
mempunyai pH sekitar 6,5-7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar
kecilnya pH. Apabila
pH di bawah normal maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang
mempunyai pH di atas normal bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan
industri akan mengubah pH air yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota
akuatik.
Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH
dan menyukai pH antara 7-8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi
perairan, misalnya proses nitrifikasi akan berakhir pada pH yang rendah. Pada pH < 4, sebagian besar
tumbuhan air mati, karena tidak dapat bertoleransi terhadap pH rendah. Namun
ada sejenis alga yaitu; Chlamydomonas acidophila mampu bertahan pada pH =1 dan algae Euglena pada pH 1,6 melalui.
1.
Oksigen terlarut (DO)
2.
Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD)
3.
Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD)
Pembuangan limbah yang berasal dari kegiatan usaha rumah
tangga misalnya air sisa cucian masih dibuang ke lingkungan tanpa ada pengolahan.Limbah
air sisa cucian mengandung senyawa aktif metilen biru (surfaktan) yang sulit terdegradasi dan berbahaya bagi kesehatan
maupun lingkungan.Diperlukan suatu upaya pengolahan limbah yang berasal dari
kegiatan rumah tangga tersebut untuk mengurangi pencemaran lingkungan terutama sisa air cucian
yang bersifat basa. Sifat-sifat basa yaitu mempunyai rasa pahit dan merusak
kulit, terasa licin seperti sabun bila terkena kulit. Bagi lingkungan, jika tanaman atau hewan terkena air
yang bersifat basa maka dapat menyebabkan tanaman itu layu hingga mati dan bagi
hewan misalnya ikan dapat menyebabkan kematian.Dengan demikian, air sisa cucian
yang bersifat basa berbahaya bagi lingkungan.
2.
KARAKTERISTIK
DAUN PEPAYA
Daun Pepaya di ambil dari pohon pepaya yang
memiliki nama latin Carica papaya L
dan termasuk dalam keluarga Caricaceae. Pohon ini berasal dari Meksiko
bagian selatan dan utara dari Amerika Selatan yang kini menyebar luas dan banyak ditanam di seluruh daerah tropis. Berikut
adalah klasifikasi pohon papaya.
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta,
Sub divisi :
Angiospermae,
Kelas : Dicotyledeneae,
Bangsa : Myrtales,
Suku : Caricaceae
Marga :
Carica
Jenis : CaricaPapaya
Tanaman
ini dapat
dimanfaatkan sebagai pensetabil pH air kolam pada saat mengalami penurunan/peningkatan pH
air. Pemanfaatan pepaya ini mulai dari daun hingga pohonnya semuanya dapat digunakansebagai penetralisir dengan
cara memasukannya kedalam air kolam.Beberapa senyawa yang diketahui terdapat di dalam daun pepaya antara lain; mengandung senyawa alkaloid carpaine, caricaksantin, violaksantin, papain, saponin, flavonoid, dan tanin.Daun yang terendam air akan
menghasilkan air yang berwarna hijau kecoklatan. Air tersebut mengandung asam
organic seperti; humic dan tannin. Zat asam tersebut yang nantinya akan
menguraikan/menghidrolisis ion H, sehingga pH air akan menurun dan stabil
sesuai dengan kondisi optimal hidup hewan akuatik yang dibudidayakan.
3.
FILTRASI SEDERHANA DAN PENETRALAN Ph AIR LIMBAH RUMAH
TANGGA DENGAN MEDIA DAUN PEPAYA
Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada
medium penyaringan atau septum, sehingga di bagian atasnya akan berupa padatan yang terendapkan. Range filtrasi dimulai dari penyaringan sederhana hingga
pemisahan yang kompleks. Fluida yang
difiltrasi dapat berupa cairan atau gas. Karena, aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan,
padatan, atau keduanya.Kandungan padatan suatu umpan mempunyai range dari
hanya sekedar jejak sampai persentase yang besar. Seringkali umpan dimodifikasi
melalui beberapa pengolahan awal untuk meningkatkan laju filtrasi, misalnya, dengan pemanasan, kristalisasi,
atau memasang peralatan tambahan pada penyaring seperti selulosa atau tanah
diatomae. Karena,
varietas dari material yang harus disaring beragam dan kondisi proses yang
berbeda.
Cara untuk
menghilangkan zat tersuspensi yang terakhir adalah dengan melakukan
penyaringan.Penyaringan yang dimaksudkan disini adalah penyaringan dengan melewatkan
air melalui bahan berbentuk butiran yang diatur sedemikian rupa sehingga zat
padatnya tertinggal pada butiran tersebut dan dapat digunakan kembali untuk
kebutuhan masyarakat.Terdapat beberapa jenis media filtrasi air sederhana misalnya: kapas,
ijuk, arang, batu kerikil (koral), kain katun,sabut kelapa, dan keramik. Berikut
akan di uraikan tujuan dan manfaat filtrasi beserta faktor-faktor yang mendukung
daun pepaya
dalam menetalisir pH air limbah rumah tangga.
1.
Tujuan dari filtrasi
a.
Memanfaatkan air kotor atau limbah untuk bisa digunakan
kembali.
b.
Mengurangi
resiko meluapnya air kotor dan limbah
c.
Mengurangi
keterbatasan air bersih dengan membuat filtrasi air
d.
Mengurangi
penyakit yang diakibatkan oleh air kotor
e.
Membantu pemerintah untuk menggalakan air bersih
2.
Manfaat filtrasi
a.
Air keruh yang digunakan bisa
berasal dari mana saja, misalnya sungai, rawa, telaga, sawah, sawah, air kotor
lainnyadapat menghilangkan bau yang tidak sedap pada air yang keruh.
b.
Dapat mengubah warna air yang keruh
menjadi lebih bening.
c.
Menghilangkan pencemar yang ada
dalam air atau mengurangi kadarnya agar air dapat dilayak untuk minum.
d.
Cara ini berguna untuk desa yang
masih jauh dari kota dan tempat terpencil.
3.
Faktor-faktor yang mendukung daun
pepaya dalam menetalisir pH air limbah rumah tangga adalah.
a.
Bahan yang digunakan tergolong murah
dan mudah didapat.
b.
Dengan daun pepaya (carica papaya) turunnya pH pada air
limbah rumah tanggamaka dapat meminimalisir pencemaran lingkungan.
c.
Filtrasi sederhana dapat memurnikan
kembali air limbah yang telah berwarna hijau kecoklatankarena proses perendaman
daun papaya. Sehingga air dapat dipergunakan kembali untuk kegiatan sehari-hari,
seperti; mencuci, memasak, kolam ikan dan lain-lain.
C. Metode Penelitian
1.
Alat dan Bahan
Alat
dan bahan pada penelitian ini adalah.
a.
Alat terdiri dari: talang air bekas dan kertas pH (lakmus)
b.
Bahan terdiri dari: daun
pepaya, batu
kerikil, sabut
kelapa, ijuk, busa aquarium, dan air limbah rumah tangga
2.
Subjek dan Objek
Penelitian
Subjek
penelitian adalah asam organik yang dihasilkan dari daun pepaya, sedangkan objek penelitian
ini adalah karakteristik dari air limbah rumah tangga, meliputi kandungan pH
air. Dalam
penelitian ini dilakukan perendaman daun pepaya dalam air limbah rumah tangga
untuk mengetahui pengaruhnya terhadap penurunan pH air.
3.
Prosedur
Penelitian
Prosedur kerja dalam penelitian ini
dilakukan melalui tahapan;
a.
Memilih daun pepaya.
b.
Membersihkan daun pepaya dari
kotoran-kotoran yang menempel pada daun.
c.
Menyiapkan air limbah rumah tangga
di dalam wadah atau ember.
d.
Mengukur pH awal air limbah dengan
menggunakan kertas lakmus.
e.
Menghitung pH awal air limbah.
f.
Merendam daun pepaya kedalam air
limbah.
g.
Mengukur pH rendaman daun pepaya
pada air limbah rumah tangga setiap 1x24 jam selama 4 hari.
h.
Setelah pH air turun maka dilakukan
penyaringan air (filtrasi) dengan menggunakan ijuk, busa aquarium, batu kerikil, dan sabut kelapa
untuk mengurangi warna hijau kecoklatan dari sisa rendaman daun papaya. Untuk lebih jelasanya, proses tersebut dapat disajikan
pada gambar 1. Berikut ini.
Gambar 1
Proses Filtrasi
sederhana dan penetralan pH air limbah rumah tangga dengan media daun pepaya
yang dilakukan di Perum
Asabri Bumi Kiara
Indah Desa Citimun
Kecamatan
Cimalaka Kabupaten Sumedang
Gambar 1, menujukkan prosesfiltrasi sederhana dan penetralan pH air limbah rumah
tangga dengan media daun pepaya yang dilakukan di Perum
Asabri Bumi
Kiara Indah Desa Citimun Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang di
lakukan dengan tahapan sebagai berikut.
1)
Air Pembuangan dari spal (Pembuangan
air mandi, air cucian piring, air cucian pakaian) dialirkan ke bak penampung
(1).
2)
Setelah bak penampung (1) yang sudah
terisi air spal, masukan daun papaya segar yang baru dipetik dan masih
mengandung getah selama 4 hari
3)
Air dari bak penampung (1) dialirkan
ke bak filtrasi (bak 2) yang terdiri dari batu, sabut kelapa, injuk, busa
aquarium.
4)
Air yang sudah ditampung ke bak
filtrasi dialirkan ke sebuah kolam yang telah di isi ikan dan di kolam tersebut
ditanami tanaman air seperti eceng gondok.
D. Hasil dan Pembahasan
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa air limbah sisa cucian yang pada awalnya memilki
pH, 10 setelah direndam dengan daun pepaya selama empat hari mengalami penurunan
pH menjadi 8,5. Walapun, pada air bekas
rendaman daun papaya akan berwarna kehijauan dan keruh. Haltersebut
diakibatkan oleh asam tannin pada
kandungan daun pepaya namun tidak berbahaya bagi
lingkungan. Untuk mengurangi warna hijau kecoklatan agar terlihat bersih maka
dilakukan filtrasi sederhana pada air tersebut.Hasil penelitian tersebut dapat
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 1.
Pengukuran pH dari hari pertama hingga keempat
Hari ke-
|
pH
|
0
|
10
|
1
|
10
|
2
|
9
|
3
|
9
|
4
|
8,5
|
Filtrasi
sederhana dilakukan setelah pH air turun dengan menggunakan ijuk, sabut kelapa, batu kerikil, dan busa aquarium, untuk
mengurangiwarna kehijauan dari sisa rendaman daun pepaya. Proses awal filtrasi dilakukan dengan menggunakan
arang. Namun, melihat hasil filtrasi yang kurang jernih dan malah sedikit
kehitaman oleh arang maka proses filtrasi diganti dengan menggunakan ijuk dan
busa aquarium. Proses filtrasi perlu dilakukan berkali-kali untuk mendapatkan
hasil yang baik. Apabila proses filtrasi hanya dilakukan satu kali tidak akan
mengurangi warna hijau kecoklatan pada air tersebut.
Perendaman daun
pepaya yang lebih lama dapat memaksimalkan kemampuannya
dalam menurunkan pH. Semakin lama daun pepaya direndam kemungkinan akan semakin banyak ekstrak daun pepaya yang bercampur dalam air limbah. Banyaknya ekstrak
tersebut berpengaruh terhadap tingkat keasaman sehingga memungkinkan pH air
limbah semakin turun.
E. Kesimpulan dan Rekomendasi
1.
Kesimpulan
Kesimpulan yang
dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah.
a.
Karakteristik
limbah rumah tangga terdiri dari air sisa yang dibuang berasal dari rumah tangga dan pada umumnya
mengandung kotoran manusia (tinja) atau dari
aktivitas dapur, kamar mandi, air cucian, dan umumnya terdiri dari bahan organik dimana kuantitasnya
antara 50-70 % dari rata-rata pemakaian air bersih (120-140 L/org/hari). Air
limbah rumah tangga kerap kali mengandung sabun dan diterjen. Keduanya
merupakan sumber potensial bagi bahan pencemar organik Bahan organik adalah zat yang pada umumnya merupakan
bagian dari binatang/tumbuh-tumbuhan dengan komponen utamanya: carbon, protein, lemak/lipid, benda
organik ini mudah mengalami pembusukan oleh bakteri dengan menggunakan oksigen
terlarut dalam air limbah (BOD). BOD (Biochemical
Oxygen Demand) adalah banyaknya O2 dalam PPN/mg/L yang diperlukan untuk
mengurai bahan organik oleh bakteri sehingga limbah tersebut menjadi jernih
kembali.Karakteristik air limbah perlu
diketahui karena akan menentukan pengelolaan yang tepat supaya tidak mencemari
lingkungan hidup.
b.
Karakteristik
daun pepaya mengandung senyawa alkaloid carpaine, caricaksantin,
violaksantin, papain, saponin, flavonoid, dan tanin. Daun yang terendam air akan menghasilkan air yang berwarna
hijau kecoklatan. Air tersebut mengandung asam organik seperti; humic dan tannin. Zat asam tersebut yang nantinya akan menguraikan/menghidrolisis ion H,
sehingga pH air akan menurun dan stabil sesuai dengan kondisi optimal hidup
hewan akuatik yang dibudidayakan.
c.
Filtrasi
sederhana dan penetralan pH air limbah rumah tangga dengan media daun pepaya di Perum
Asabri Bumi
Kiara Indah Desa Citimun Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang
dilakukan dengan menggunakan daun papaya yang mengandung asam organik
seperti; humic dan tannin sehinggadapat menurunkan pH air.
Hasil penelitian membuktikan pH air sisa cucian yang pH awal 10 setelah direndam selama 4 hari turun menjadi 8,5. Proses filtrasi sederhana dilakukan untuk
mengurangi warna hijau
kecoklatan pada air
rendaman daun pepaya.Untuk mendapatkan hasil air yang
baik perlu dilakukan proses filtrasi beberapa kali. Daun pepaya yang segar yang masih bergetah berfungsi baik dalam penurunan pH
air limbah rumah tangga. Lama perendaman daun pepaya dapat menentukan seberapa besar penurunan pH air limbah rumah tangga. Teknologi sederhana ini dapat
diterapkan di lingkungan
rumah tangga dan industri laundri yang banyak menghasilkan limbah detergen sehingga lebih
aman untuk dibuang ke lingkungan.
2.
Rekomendasi
Rekomendasi
pada penelitian ini ditujukkan kepada.
a.
Kepala
Sekolah, diharapkan agar senantiasa memfasilitasi segala
keperluanpeserta didik
dalam pengolahan limbah rumah tangga dengan filtrasi sederhana dan penetralan pH air limbah rumah tangga
dengan media daun pepaya secara terus menerus kepada peseerta didik.
b.
Guru, diharapkan agar
senantiasa mensosialisasikan pengolahan pengolahan limbah rumah tangga melalui filtrasi sederhana dan penetralan pH air limbah rumah
tangga dengan media daun pepaya iniagar
dapat dikenal oleh lebih banyak orang.
c.
Peserta Didik, diharapkan
dapat mengikuti ekstrakulikuler KIR khususnya
berpartisipasi dalam mengolah limbah rumah tangga dengan filtrasi
sederhana dan penetralan pH air limbah rumah tangga dengan media daun pepaya
d.
Kepada
masyarakat, diharapkan agar mengolah limbah rumah tangga
dengan filtrasi sederhana dan penetralan pH air
limbah rumah tangga dengan media daun pepaya secara berkelanjutan.
F. Ucapan Terimakasih
Bismillahirrahmanirrahim,
Dengan
mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah
SWT,Alhamdulillah penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
Remajayang berjudul “FILTRASI SEDERHANA DAN PENETRALAN pH AIR LIMBAH RUMAH
TANGGA DENGAN MEDIA DAUN PEPAYA (Penelitian
di Perum Asabri Bumi Kiara Indah Desa Citimun Kecamatan Cimalaka Kabupaten
Sumedang).
Karya Ilmiah
ini diajukan untuk mengikuti lomba dalam rangka sayembara inovasi teknologi
sanitasi permukiman Pusat Litbang Permukiman Badan Litbang – Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Dengan
selesainya Karya Tulis ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Irena
Novarlia, M.Pd, selaku pendamping duta sanitasi Kabupaten Sumedang.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih memiliki banyak kekurangan dan
kelemahannya,baik dalam isi maupun sistematikanya. Karena itu,kritik dan saran penulis harapkan untuk dapat memperbaiki
karya tulis
ini. Akhirnya,semoga
karya tulis ini dapat memberikan
manfaat,khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi pembaca.
G. DAFTAR PUSTAKA
Ahsan S. 2005.Effect of Temperature on
Wastewater Treatment with Natural and Waste
Materials [Original Paper]. Clean Technology Enviroment Policy.
7:198-202. [di akses 12 April 2015].
Arifin. 2008. Metode Pengolahan
Deterjen. Tersedia pada http://.wordpress.com [di akses 12
april 2015].
Badan Chantraine, F et all. 2009. Drawbacks
of Surfactant Presence on The Dissolution and Mechanical Properties of
Detergent Tablets: How to Control Interfaces by Surfactan Localization.Journal
of Surfactan and Detergent. 12:59-71. [di akses 12 April 2015].
Mengetahui Dampak Air Limbah Deterjen
Terhadap Organisme Tersedia pada http://tutorjunior.blogspot.com.
[di akses 12 April 2015].
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, Tentang Kuantitas dan Kualitas Air.
Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990.
tentang, Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air bersih.
Pusat Statistik (BPS). 2009. Statistik
Lingkungan Hidup Pengelolaan B3 dan Limbah B3. Tersedia pada http://tutorjunior.blogspot.com
.[di akses 12 April 2015].
Sigid hariyadi. 2004. BOD dan COD
Sebagai Parameter Pencemaran Air Dan Baku Mutu Air Limbah.
Soekidjo Notoatmojo. 2007. Kesehatan
Masyarakat Ilmu dan Seni. Penerbit PT Rineka Cipta.(614.78NOT k)
Sudarmadji, 2007, Hidrologi dan
Klimatologi Kesehatan. Yogyakarta: Kanisius.