Thursday 14 November 2019

Masuk dan berkembangknya pengaruh Hindu-Budha di Indonesia


Masuk dan berkembangknya pengaruh Hindu-Budha di Indonesia

1.  Teori masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia

Beberapa alternatif hipotesa coba masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia dikemukakan oleh beberapa pakar.

Teori pertamayang dilontarkan adalah teori Kstaria, dimana para pengikutnya berpendapat bahwa agama Hindu dan Buddha disebarluaskan melalui kolonisasi oleh para Ksatriya.
Teori yangkeduaadalah teori Waisya dimana perdagangan dan perkawinan adalah salurannya, sedangkan
Teori yang ketigaadalah teori Brahmana dimana mengemukakan peran para Brahmana dalam menyebarkan agama karenasifatnya yang rahasia.Sebuah teori menarik (dikenal sebagai Teori Arus)dikemukakan oleh van Leur yang menyatakan bahwa telah terjadi usaha oleh para Brahmana lokal mempelajari agama ini di India dan kemudian pulang untuk menyebarkannya.Namun, Teori Sudra menganggap bahwa para sudra yang tinggal di Indonesia menjadi pelopor penyebaran agama ini.
Dari teori di atas, tampaknya teori Bhrahmana dianggap lebih mendekati kebenaran. Beberapa data pendukung terhadap hal ini antara lain (1) karena agama Hindu bersifat tertutup, dimana hanya diketahui kalangan brahmana. (2) Prasasti yang ditemukan berbahasa Sanskerta dan huruf Pallawa, beberapa menceriterakan tentang Agastya serta adanya candi yang ditemukan arca Agastya. (3). Disamping itu brahmana di Indonesia berkaitan dengan upacaraVratyastoma dan abhiseka yang berhubungan langsung dengan penobatan atau penghindhuan.
2. a. Perubahan dalam bidang politik :
         Munculnya kerajaan-kerajaan hindhu budha misalnya :
-          Kerajaan Hindu : Kutai, Tarumanagara,Mataram hindu, Kediri, Jenggala, Singhasari, Majapahit,
-          Kerajaan Budha : Sriwijaya


    b. Perubahan dalam bidang sosial :
-   Di kerajaan Kutai
ada golongan masyarakat yang menguasai bahasa Sansekerta
yaitu kaum Brahmana (pendeta) yang mempunyai peran penting dalam memimpin
upacara keagamaan
-          Di kerajaan Tarumanagara :
Dalam parasati Tugu ada upaya pengendalian banjir yang memang menjadi
perhatian khusus dari raja Purnawarman. Perhatian pengendalian banjir
memberikan indikasi bahwa daerah ini sejak lama berpotensi banjir. Sikap
masyarakat harus berdamai dengan situasi geografi dan sosial ini sehingga dapat
mencari upaya positif menanggulangi untuk meminimalisir akibat yang
ditimbulkannya.

-          Di kerajaan sriwijaya
Kerajaan Śrīwijaya adalah sebuah kerajaan maritim yang besar dan terlibat dalam
perdagangan internasional. Śrīwijaya lebih mengembangkan suatu tradisi
diplomasi dan kekuatan militer untuk melakukan gerakan ekspedisioner.
Hubungan antara Śrīwijaya dengan negeri di luar Indonesia bukan hanya dengan
Cina tapi juga dengan India. Sebuah prasasti raja Dewapaladewā dari Benggala
(India) pada abad IX M menyebutkan tentang pendirian bangunan biara di Nalanda
oleh raja Balaputradewā, raja Śrīwijaya yang menganut agama Buddha. Hal ini
didukung berita dari I-tsing yang mengatakan bahwa Śrīwijaya adalah pusat
kegiatan agama Buddha.

-          Di Kerajaan Mataram Hindu :
Pada pertengahan abad IX kedua wangsa ini bersatu melalui perkawinan Rakai
Pikatan dan Pramodawardani, raja puteri dari keluarga Syailendra. Dalam masa
pemerintahan Syailendra banyak bangunan suci didirikan untuk memuliakan
agama Buddha, antara lain candi Kalasan, Sewu, dan Borobudur. Rakai Pikatan
dari wangsa Sanjaya telah pula mendirikan bangunan suci agama Hindu seperti
candi Loro Jonggrang di Prambanan.
c. Perubahan di bidang Budaya :
Hasil Kebudayaan Indonesia akibat pengaruh Hindhu-Budha .Bentuk kebudayaan yang berkembang di Indonesia adalah sebagai berikut:
Seni Bangunan
Perkembangan seni bangun India yang masuk ke Indonesia kemudian menyesuaikan dengan seni bangun Indonesia meliputi beberapa, yaitu:
1) Candi, merupakan bangunan kuno terbuat dari bahan batu atau bata. Bangunan ini berhubungan erat dengan agama Hindhu atau Budha, serta bangunan ini bersifat bangunan suci. Contoh bangunan candi yang terkenal adalah Candi Borobudur, Candi Prambanan, serta masih banyak sekali jenis candi yang tersebar di seluruh Indonesia.
2) Biara, merupakan bangunan yang biasa dibangun di sekitar tempat ibadah untuk tempat tinggal para Bhiksu dan Bhiksuni.Bangunan Vihara juga banyak dikabarkan dalam beberapa prasasti seperti prasasti Telaga
Batu, yang menyebut bahwa Depunta Hyang melakukan perjalanan dan mendirikan sebuah vihara. Disamping itu bangunan vihara juga terdapatdi Pulau Jawa yang sering juga disebut Candi yaitu Candi Sari di JawaTengah.
3) Pemandian, sering disebut dengan istilah “Patirtan”, yaitu berupa pemandian suci untuk raja dan keluarganya. Bangunan ini dibangun dengan filosofi tertentu yang berhubungan dengan ajaran agama Hindhu dan Budha, khususnya yang berhubungan dengan air Amerta atau air suci. Contoh pemandian yang terkenal adalah Candi Tikus dari jamanMajapahit. Patirtan Jalatunda dari masa Erlangga. Di Bali terdapat Patirtan Gua Gajah, Tirta Empul, dll.
4) Kota dan Benteng, pada masa Hindhu-budha merupakan pusat pemerintahan yang disebut dengan istana raja. Contoh kota dari masa ini adalah reruntuhan istana Majapahit. Di Jawa tengah ditemukan reruntuhan Benteng seperti Candi Ratu Boko. Bukti tentang adanya kota dan benteng juga ditemukan di beberpa daerah di Indonesia.
5) Gapura, merupakan bangunan yang berfungsi sebagai pintu gerbang masuk ke suatu bangunan. Dalam masyarakat bangunan ini ada dua jenis, yaitu gapura Bentar dan gapura Paduraksa. Gapura Bentar adalah pintu gerbang yang pada bagian atapnya terbelah, sebagaimana Candi Waringin Lawang di Mojokerto, dan sering juga ditemuai dalam bangunan penanda pintu masuk rumah atau daerah tertentu. Gapura Paduraksa adalah pintu gerbang yang pada bagian atapnya bersatu (bertemu) menjadi bagian atap yang utuh. Contoh bangunan ini adalah Candi
Bajangratu di Trowulan Mojokerto. Di bali jenis pitu gerbang ini juga masih banyak ditemukan.
Seni Rupa

1) Relief, merupakan seni pahat dengan gambar timbul. Pada masa Hindhu Budha relief ini umumnya dipahatkan pada dinding candi, terutama di lorong candi sebagaimana pada candi Borobudur dan Candi Prambanan di Jawa Tengah. Relief bisanya mengandung ceritera tertentu dengan tema tertentu pula.
2) Arca Dewa, dalam agama Hindhu dan Budha arca dewa menjadi bangian penting dalam upacara keagamaannya. Arca dewa dilukiskan dengan atribut (tanda) tertentu untuk membedakan Dewa yang satu dengan lainnya. Misalnya arca dewa Siwa, arca dewa Wisnu, Arca Dewa Brahma, Arca Budha, dll.
3) Wayang, telah dikenal sejak jaman praaksara. Pada masa Hindhu Budha wayang dilukiskan dalam hubungannya dengan ceritera tertentu, dengan memadukan perwujudan tokoh tertentu dalam bentuk boneka, ditampilkan dalam layar dan cahaya.
4) Ragam Hias, merupakan seni rupa yang berfungsi sebagai hiasan atau penghias bagian tertentu dari sebuah bangunan atau lainnya.Ragam hias yang sering digunakan berupa tumbuhan, sulur-suluran, lengkungan dan ragam hias geometris.
Pada masa Hindhu-Budha, ragam hias yang populer berupa ragam hias berbentuk bunga teratai.dengan segala bentuk variasinya. Disamping itu juga terdapat ragam hias dari binatang seperti kala, makara, binatangbinatang lepas lainnya.

Seni Sastra

1) Prasasti, merupakan catatan yang ditulis, dipahatkan pada batu atau lempengan logam. Nama lain prasasti dalam masyarakat adalah inskripsi atau piagam. Sebagai seni sastra prasasti mengikuti kaidah-kaidah tertentu dalam penulisannya sehingga akan mudah diidentifikasi oleh pembacanya. Dalam prasasti dapat diunkap sebuah peristiwa tertentu yang tertulis ataupun yang tidak tertulis. Hal ini sangat penting dalampengungkapan sejarah suatu periode atau peristiwa tertentu.Contoh prasasti yang terkenal adalah Prasasti Yupa dari kalimantan Timur, yang mengungkap awal masa sejarah Indonesia, dan masih banyak prasasti pada periode sesudahnya.
2) Naskah Sastra, dituliskan pada daun lontar (ron Tal). Kitab ini sering disebut juga dengan “kropak”. Kitab yang demikian masih banyak tersimpan di masyarakat, terutama di Bali. Naskah sastra ini ditulis dalam bentuk prosa atau gancaran, dan dalam bentuk puisi atau tembang. Contoh naskah sastra yaang terkenal dari jaman ini adalah Naskah Ramayana yang ditulis oleh Walmiki dan Mahabarata yang ditulis oleh
Mpu Wiyasa Kresna Dwipayana. Disamping itu juga masih banyak contoh
kitab lain yang berasal dari berbagai jaman dan daerah di Indonesia.

Seni Pertunjukan (teater)
1) Wayang kulit, merupakan bentuk pagelaran (pertunjukan) yang melibatkan dalang, seni wayang (boneka), pakeliran (layar) dan lampu (cahaya), serta musik (gamelan). Pertunjukan ini biasanya menampilkan ceritera Mahabarata atau Ramayana.
2) Wayang Beber, menyerupai pertunjukan wayang kulit, dengan model tampilan yang berbeda. Cara pertunjukannya dengan membeber ceritera yang akan dipertontonkan. Dalang kemudian menceriterakan beberan yang ditampilkan dengan diringi oleh musik tertentu sebagaipengiringnya. Dalam pertunjukan ini ceritera yang dibawakan adalah ceritera Panji


No comments:

Post a Comment

Keunggulan Geostrategis Indonesia

letak Indonesia berada di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia letak Indonesia berada di antara dua samudra yaitu Samudra ...