A.
Peradaban Tua di Afrika
1.
Peradaban Lembah Sungai Nil (Mesir)
Peradaban lembah sungai Nil di
Mesir, Afrika, lahir disebabkan kesuburan tanah disekitar lembah sungai yang
diakibatkan oleh banjir yang membawa lumpur. Peradaban Mesir
Kuno berkembang selama kurang lebih tiga setengah abad. Dimulai dengan unifikasi
awal kelompok-kelompok yang ada di Lembah
Nil
sekitar 3.150 SM,
peradaban ini secara tradisional dianggap berakhir pada sekitar 31 SM,
sewaktu Kekaisaran Romawi
awal menaklukkan dan menyerap wilayah Mesir Ptolemi
sebagai bagian provinsi Romawi yang mencapai kejayaannya pada sekitar abad ke-2 SM
Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia yaitu mencapai 6400 kilometer.
Sungai Nil bersumber dari mata air di dataran tinggi (pegunungan) Kilimanjaro di Afrika Timur. Sungai Nil mengalir dari arah selatan ke utara bermuara ke
Laut Tengah. Ada empat negara yang dilewati sungai Nil yaitu Uganda, Sudan, Ethiopia dan Mesir.
Setiap tahun sungai Nil selalu
banjir. Luapan banjir itu menggenangi daerah di kiri kanan sungai, sehingga
menjadi lembah yang subur selebar antara 15 sampai 50 kilometer. Di sekeliling
lembah sungai adalah gurun. Batas timur adalah gurun
Arabia di tepi Laut Merah. Batas selatan terdapat gurun
Nubia di Sudan, batas barat adalah gurun Libya. Kemudian batas utara Mesir adalah Laut Tengah.
Menurut mitos, air sungai yang mengalir terus
tersebut adalah air mata Dewi
Isis yang selalu sibuk menangis dan
menyusuri sungai Nil untuk mencari jenazah puteranya yang gugur dalam
pertempuran. Namun secara ilmiah, air tersebut berasal dari gletsyer yang
mencair dari pegunungan Kilimanjaro sebagai hulu sungai Nil. Peranan sungai Nil begitu penting
bagi lahirnya kehidupan masyarakat di lembah sungai tersebut. Maka tepatlah
jika Herodotus menyebutkan “Mesir adalah hadiah sungai Nil” (Egypt is the gift of the Nile)
Lembah sungai Nil yang subur
mendorong masyarakat untuk bertani. Air sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi
dengan membangun saluran air, terusan-terusan dan waduk. Air sungai dialirkan
ke ladang-ladang milik penduduk dengan distribusi yang merata. Untuk keperluan
irigasi dibuatlah organisasi pengairan yang biasanya diketuai oleh para tuan
tanah atau golongan feodal. Hasil pertanian Mesir adalah gandum, sekoi atau jamawut dan jelai yaitu
padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti jagung. Untuk memenuhi
kebutuhan barang-barang serta untuk menjual hasil produksi rakyat Mesir, maka
dijalinlah hubungan dagang dengan Funisia, Mesopotamia dan Yunani di kawasan Laut Tengah. Peranan
sungai Nil adalah sebagai sarana transportasi perdagangan. Banyak perahu-perahu
dagang yang melintasi sungai Nil.
Sistem
kekuasaan raja-raja Mesir kuno
Sejarah politik di Mesir berawal dari terbentuknya komunitas-komunitas di
desa-desa sebagai kerajaan-kerajaan kecil dengan pemerintahan desa. Desa itu
disebut nomen. Dari desa-desa kecil berkembanglah
menjadi kota yang kemudian disatukan menjadi kerajaan Mesir Hilir dan Mesir
Hulu. Proses tersebut berawal dari tahun 4000 SM namun pada tahun 3400 SM
seorang penguasa bernama Menes mempersatukan kedua kerajaan tersebut menjadi satu kerjaan
Mesir yang besar. Mesir merupakan sebuah kerajaan yang diperintah oleh raja yang bergelar Firaun. Ia berkuasa secara mutlak. Firaun
dianggap dewa dan dipercaya sebagai putera Dewa
Osiris. Seluruh
kekuasaan berada ditangannya baik sipil, militer maupun agama.
Sebagai penguasa, Firaun mengklaim
atas seluruh tanah kerajaan. Rakyat yang tinggal di wilayah kerajaan harus
membayar pajak. Untuk keperluan tersebut Firaun memerintahkan untuk sensus
penduduk, tanah dan binatang ternak. Ia membuat undang-undang dan karena itu menguasai pengadilan. Sebagai penguasa
militer Firaun berperan sebagai panglima perang, sedangkan pada waktu damai ia
memerintahkan tentaranya untuk membangun kanal-kanal dan jalan raya. Sejak
tahun 3400 SM sejarah Mesir diperintah oleh 30 dinasti yang berbeda yang
terdiri dari tiga zaman yaitu Kerajaan
Mesir Tua yang
berpusat di Memphis, Kerajaan
Tengah di Awaris dan Mesir
Baru di Thebe. Secara garis besar keadaan
pemerintahan raja-raja Mesir adalah sebagai berikut:
· Kerajaan Mesir Tua (2660 – 2180 SM).
Lahirnya kerajaan Mesir Tua setelah Menes berhasil mempersatukan Mesir Hulu dan
Mesir Hilir. Sebagai pemersatu ia digelari Nesutbiti dan digambarkan memakai mahkota
kembar. Kerajaan Mesir Tua disebut zaman piramida karena pada masa inilah dibangun piramida-piramida terkenal
misalnya piramida
Sakarah dari
Firaun Joser. Piramida di Gizeh adalah makam Firaun Cheops, Chifren dan
Menkawa. Runtuhnya Mesir Tua disebabkan karena sejak tahun 2500 SM pemerintahan
mengalami kekacauan. Bangsa-bangsa dari luar misalnya dari Asia Kecil melancarkan serangan ke Mesir. Para bangsawan banyak yang
melepaskan diri dan ingin berkuasa sendiri-sendiri. Akhirnya terjadilah
perpecahan antara Mesir Hilir dan Mesir Hulu.
·
Kerajaan
Mesir Tengah (1640 – 1570 SM). Kerajaan Mesir Tengah dikenal dengan tampilnya Sesotris
III. Ia berhasil memulihkan persatuan
dan membangun kembali Mesir. Tindakannya antara lain membuka tanah pertanian,
membangun proyek irigasi, pembuatan waduk dan lain-lain. Ia meningkatkan
perdagangan serta membuka hubungan dagang dengan Palestina, Syria dan pulau
Kreta. Sesotris III juga berhasil memperluas wilayah ke selatan sampai Nubia
(kini Ethiopia). Sejak tahun 1800 SM kerajaan Mesir Tengah diserbu dan
ditaklukkan oleh bangsa Hyksos.Pada waktu itu kerajaan Mesir Tengah sedang
mengalami kehancuran yang sangat signifikan.
· Kerajaan
Mesir Baru (1570 - 1075 SM). Sesudah
diduduki bangsa Hyksos, Mesir memasuki zaman kerajaan baru atau zaman
imperium. Disebut
zaman imperium karena para Firaun Mesir berhasil merebut wilayah/daerah di Asia
barat termasuk Palestina, Funisia dan Syria.
Raja-raja yang memerintah zaman
Mesir Baru antara lain:
1. Ahmosis
I. Ia berhasil
mengusir bangsa Hyksos dari Mesir sehingga berkuasalah dinasti ke 18, ke 19 dan
ke 20.
3. Thutmosis III. Merupakan raja terbesar di Mesir. Ia memerintah bersama
istrinya Hatshepsut. Batas wilayah kekuasaannya di
timur sampai Syria, di selatan sampai Nubia, di barat sampai Lybia dan di utara
sampai pulau Kreta dan Sicilia. Karena tindakannya tersebut ia digelari “Napoleon dari Mesir”. Thutmosis III juga dikenal karena
memerintahkan pembangunan Kuil Karnak dan Luxor.
4. Imhotep
IV. Kaisar
ini dikenal seorang raja yang pertama kali memperkenalkan kepercayaan yang
bersifat monotheis kepada rakyat Mesir kuno yaitu
hanya menyembah dewa
Aton (dewa
matahari) yang
merupakan roh dan tidak berbentuk. Ia juga menyatakan sebagai manusia biasa dan
bukan dewa.
5. Ramses II. Ramses II dikenal membangun bangunan besar bernama Ramesseum dan Kuil serta makamnya di Abusimbel. Ia juga pernah memerintahkan
penggalian sebuah terusan yang menghubungkan daerah sungai Nil dengan Laut
Merah namun belum berhasil. Masa Ramses II diperkirakan sezaman dengan
kehidupan nabi Musa. Setelah pemerintahan Ramses II
kekuasaan di Mesir mengalami kemunduran. Mesir ditaklukkan Assyria pada tahun 670 SM dan pada tahun 525 SM Mesir menjadi
bagian imperium
Persia. Setelah Persia, Mesir dikuasai oleh Iskandar
Zulkarnaen dan para
penggantinya dari Yunani dengan dinasti terakhir Ptolemeus. Salah satu keturunan dinasti Ptolemeus adalah Ratu
Cleopatra dan sejak
tahun 27 SM Mesir menjadi wilayah Romawi.
Sistem kepercayaan bangsa Mesir
kuno. Masyarakat
Mesir mengenal pemujaan terhadap dewa-dewa. Ada dewa yang bersifat nasional yaitu Ra (Dewa
Matahari), Amon (Dewa
Bulan) kemudian
menjadi Amon
Ra. Sebagai lambang pemujaan kepada Ra
didirikan obelisk yaitu tiang batu yang ujungnya runcing. Obelisk juga dipakai sebagai tempat mencatat kejadian-kejadian.
Untuk pemujaan terhadap dewa Amon Ra dibangunlah Kuil
Karnak yang
sangat indah pada masa Raja Thutmosis III. Selain dewa nasional maka ada
dewa-dewa lokal yang dipuja pada daerah-daerah
tertentu seperti Dewa
Osiris yaitu
hakim alam baka, Dewi
Isis yaitu dewi kecantikan isteri Osiris,
Dewa Aris sebagai dewa kesuburan dan dewa
Anubis yaitu
dewa kematian. Wujud kepercayaan yang berkembang di Mesir berdasarkan pemahaman
sebagai berikut:
- Penyembahan terhadap dewa berangkat dari ide/gagasan
bahwa manusia tidak berdaya dalam menaklukkan alam.
- Yang disembah adalah dewa/dewi yang menakutkan seperti
dewa Anubis atau yang memberi sumber kehidupan.
Jadi dengan taat menyembah pada dewa
masyarakat lembah sungai Nil mengharap jangan menjadi sasaran maut. Kepercayaan
yang kedua berkaitan dengan pengawetan jenazah yang disebut mummi. Dasarnya membuat mummi adalah
bahwa manusia tidak dapat menghindari dari kehendak dewa maut. Manusia ingin
tetap hidup abadi. Agar roh tetap hidup maka jasad sebagai lambang roh harus tetap
utuh.
Tulisan
Masyarakat Mesir mengenal bentuk
tulisan yang disebu Hieroglyph berbentuk gambar. Tulisan
Hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk maupun daun papirus.
Huruf Hieroglyph terdiri dari gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan dan
benda-benda. Setiap lambang memiliki makna. Tulisan Hieroglyph berkembang
menjadi lebih sederhana kemudian dikenal dengan tulisan hieratik dan demotis.
Tulisan hieratik atau tulisan suci dipergunakan oleh para pendeta. Demotis adalah
tulisan rakyat yang dipergunakan untuk urusan keduniawian misalnya jual beli.
Huruf-huruf Mesir itu semula
menimbulkan teka-teki karena tidak diketahui maknanya. Secara kebetulan pada
waktu Napoleon menyerbu Mesir pada tahun 1799 salah satu anggota pasukannya
menemukan sebuah batu besar berwarna hitam di daerah Rosetta. Batu itu kemudian dikenal dengan batu Rosetta memuat inskripsi
dalam tiga bahasa. Pada tahun 1822 J.F.
Champollion
telah menemukan arti dari isi tulisan batu Rosetta dengan membandingkan tiga
bentuk tulisan yang digunakan yaitu Hieroglyph, Demotik dan Yunani. Dengan terbacanya isi
batu Rosetta terbukalah tabir mengenai pengetahuan Mesir kuno (Egyptologi) yang Anda kenal sampai sekarang.
Selain di batu, tulisan Hieroglyph juga ditemukan di kertas yang terbuat dari
batang Papirus. Dokumen Papirus sudah digunakan sejak dinasti yang pertama.
Cara membuat kertas dari gelagah papirus adalah dengan memotongnya. Kemudian
kulitnya dikupas dan intinya diiris/disayat tipis-tipis.
Sistem kalender
Masyarakat Mesir mula-mula membuat
kalender bulan berdasarkan siklus (peredaran) bulan selama 291/2
hari. Karena dianggap kurang tetap kemudian mereka menetapkan kalender
berdasarkan kemunculan bintang anjing (Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka
menghitung satu tahun adalah 12 bulan, satu bulan 30 hari dan lamanya setahun
adalah 365 hari yaitu 12 x 30 hari lalu ditambahkan 5 hari. Mereka juga
mengenal tahun kabisat. Penghitungan ini sama dengan
kalender yang kita gunakan sekarang yang disebut Tahun Syamsiah (sistem Solar). Penghitungan kalender Mesir dengan sistem Solar kemudian diadopsi (diambil alih)
oleh bangsa Romawi menjadi kalender Romawi dengan sistem Gregorian. Sedangkan bangsa Arab kuno
mengambil alih penghitungan sistem lunar (peredaran bulan) menjadi tarik Hijriah.
Piramida dan Spinx di Gizeh, Mesir
Dari peninggalan bangunan-bangunan
yang masih bisa disaksikan sampai sekarang menunjukkan bahwa bangsa Mesir telah
memiliki kemampuan yang menonjol di
bidang matematika, geometri dan arsitektur. Peninggalan bangunan Mesir yang
terkenal adalah piramida dan kuil yang erat kaitannya dengan kehidupan keagamaan. Piramida dibangun untuk tempat pemakaman Firaun. Arsitek terkenal pembuat piramida adalah Imhotep. Bangunan ini biasanya memiliki kamar bawah tanah,
pekarangan dan kuil kecil di bagian luarnya. Tiang-tiang dan dindingnya dihiasi
dengan hiasan yang indah. Di bagian dalam terdapat lorong-lorong, lubang angin
dan ruang jenazah raja. Di depan piramida terdapat spinx yaitu patung singa berkepala
manusia. Fungsi spinx adalah penjaga piramida.
Piramida terbesar adalah makam raja
Cheops, yang tingginya mencapai 137 meter di Gizeh. Selain Cheops, di Gizeh juga
terdapat piramida Chefren dan Menkaure. Di Sakarah terdapat piramida firaun
Joser. Selain piramida apakah ada tempat pemakaman yang lain di Mesir?
Berdasarkan penggalian di daerah El Badari ditemukan pemakaman yang disebut Hockerbestattung (Hocker artinya jongkok dan
bestattung artinya pemakaman) karena orang yang meninggal dimasukkan dengan
cara didudukkan menjongkok. Ada pula pemakaman yang disebut mastaba untuk golongan bangsawan.
Bangunan kedua adalah kuil yang
berfungsi sebagai tempat pemujaan dewa-dewa. Kuil terbesar dan terindah adalah
Kuil Karnak untuk pemujaan Dewa Amon Ra. Kuil Karnak panjangnya ±433 m (1300
kaki), tiang-tiangnya setinggi 23,5 m dengan diameter ±6,6 m (20 kaki). Tembok,
tiang dan pintu gerbang dipenuhi dengan lukisan dan tulisan yang menceritakan
pemerintahan raja.
2.
Kartago
Kartago didirikan sekitar abad ke 9
SM, masyarakat penyokong peradabannya adalah bangsa fenisia yang menyebar dari
daerah pesisir Asia
Kecil (sekarang Libanon),
menyusuri pantai Afrika utara hingga ke Pulau
Malta, Sisilia
dan Sardinia.
Kartago kemudian menjadi basis untuk mendirikan Kerajaan Kartago
yang menguasai daerah Mediterania. Keberadaan Kartago menjadi ancaman bagi
Republik Romawi di utara, tepatnya Italia, sehingga muncullah 3 seri Perang
Punisia. Panglima bangsa fenisia antara lain Hanno Agung,
Hamilcar Barca,
dan Hannibal.
Pada Perang Punisia III, Kota Kartago diluluhlantahkan oleh bangsa Romawi.
Peradaban
Asia Barat Daya
1.
Mesopotamia (Peradaban Lembah Sungai Tigris dan Eufrat)
Di negara yang sekarang di kenal dengan nama Irak, mengalir
dua sungai besar, sungai Tigris dan Eufrat. Kedua sungai ini mengalir ke arah
tenggara yang bermuara di Teluk Persia. Berdasarkan letaknya pula, Mesopotamia
ini terbagi dua bagian yaitu Mesopotamia hulu dan Mesopotamia hilir. Tetapi
keseluruhan Mesopotamia, dianggap sebagai salah satu pusat peradaban tua di
dunia. Daerah
di sekitar kedua sungai itu tanahnya sangat subur dan bentuknya melengkung
seperti bulan sabit sehingga sejarawan dari Amerika Serikat yaitu Breasted
menyebut dengan ungkapan “The Fertile
Crescent Moon” (daerah bulan sabit yang subur). Rupanya tanah yang subur, iklim
yang nyaman dengan sungai-sungai yang dapat dilayari, turut memberi sumbangan
berarti bagi orang-orang untuk mengembangkan suatu peradaban. Akan tetapi
berbeda dengan Mesir, mesopotamia tidak mempunyai batas-batas yang baik, karena
letaknya pada suatu dataran yang luas tanpa tersedia pertahanan alam memadai,
maka menjadi sasaran yang mudah bagi para penyerbu dari luar Mesopotamia. Oleh
sebab itu silih berganti dalam sejarahnya ditaklukan oleh bangsa-bangsa
Sumeria, Akkadia, Babylonia, Assyria, Khaldea dan Persia.
a
Sumeria (3000 SM)
Sumeria adalah bangsa yang pertama
menaklukan Mesopotamia hilir, bangsa ini termasuk rumpun Indo-Eropa. Dari
tempat asal mereka di sekitar Laut Hitam dan Laut Kaspia, mereka bergerak ke
arah barat daya. Mereka mendiami tanah yang berawa-rawa terjadi karena banjir
yang mengalir dari sungai Eufrat dan Tigris. Rawa-rawa lalu mereka keringkan.
Parit-parit dan kanal-kanal digali untuk mengairi ladang-ladang mereka.
Kemudian terbentuk kelompok besar dan tersusun baik, yang masing-masing merdeka
berdiri sendiri. Pada pusat masing-masing komunitas tersebut terdapat suatu
kota kecil. Ini menjadi bentuk pemerintahan negara kota yang kelak ditiru oleh
Yunani dan Romawi. Salah satu negara tertua ialah Ur, tetapi negara-negara kota
yang terbesar adalah Sumer yang terletak dekat Teluk Persia. Selama seribu
tahun, antara 4.000-3.000 SM, bangsa Sumeria membangun suatu kebudayaan besar.
Peradaban
Sumeria
No
|
Aspek
|
Penjelasan
|
1
|
Ekonomi
|
Pertanian,
peternakan dan perdagangan
|
2
|
Pemerintahan
|
Raja
bergelar patesi, berkuasa atas pemerintahan
dan
keagamaan.
|
3
|
Kepercayaan
|
Polytheisme
dengan dewa utama Marduk
|
4
|
Budaya
|
·
Bangunan : ziggurat
·
Tulisan : paku
·
Pengetahuan: hitungan berdasarkan sixagesimal dan
sistem kalender.
|
b
Akkadia (2800 SM)
Kira-kira tahun 2800 SM, bangsa
Akkadia di bawah pimpinan Sargon menaklukan negara-negara kota bangsa Sumeria.
Mereka satukan negara-negara kota itu dan menjadikan Ur sebagai ibu kota
imperium mereka. Bangsa Akkadia tetap memelihara kebudayaan bangsa Sumeria dan
mereka menyusun suatu perundang-undangan yang mereka patuhi bersama. Sejak
Sargon, Sumer dan Akkad menggunakan bahasa Semit.
c
Babylonia (2000
SM)
Kira-kira tahun 2000 SM, negara kota Babylon menjadi kota
terkemuka di Mesopotamia. Bangsa Babylonia disebut juga bangsa Amorit
menggunakan bahasa Semit. Mereka menaklukan tetangga-tetangganya, Akkad dan
Sumer. Setelah itu mereka membentuk sebuah imperium yang bernama Babylonia tua.
Raja yang terbesar adalah Hammurabi (1948-1905 SM) yang terkenal dengan
Undang-Undangnya. Menurut kepercayaan, undang-undang
tersebut berasal dari pemberian Dewa Marduk Agar dapat dibaca oleh masyarakat, maka
undang-undang itu dipahatkan pada tugu batu setinggi 8 kaki yang ditempatkan di
tengah ibukota. Inti dari hukum Hammurabi adalah pembalasan, misalnya mata
ganti mata, gigi ganti gigi. Penerapan hukum itu sangat keras, contoh: “Jika
seseorang melakukan pencurian di sebuah rumah, maka ia harus dibunuh dan
dibakar di muka rumah tempat ia melakukan pencurian”. Dengan demikian
keteraturan masyarakat tercapai karena ketaatan pada hukum.
Tidak lama setelah Hammurabi meninggal, kira-kira tahun 1900
SM, bangsa Hittit yang datang dari dataran tinggi sebelah utara menaklukan
Babylonia. Kemudian kira-kira tahun 1750 SM menyusul bangsa Kassit yang berasal
dari pegunungan sebelah barat laut. Selama 600 tahun bansa Kassit memerintah
Babylonia. Sumbangan terbesar bangsa Kassit adalah memperkenalkan peternakan kuda
secara luas. Ini merupakan suatu kemajuan karena semula orang-orang hanya
menggunakan sapi. Bangsa Kassit terkenal kasar dan tidak begitu beradab.
d
Assyiria (1200 SM)
Kira-kira tahun 1200 SM bangsa
Assyria menaklukan daerah Mesopotamia. Selama 600 tahun berikutnya, mereka
berkuasa atas suatu imperium yang luasnya terbentang dari Teluk Persia sampai
ke Laut Arab, termasuk juga untuk sementara kerajaan Mesir. Pusat pemerintahan
semula di Assur.
Bangsa Assyria adala prajurit yang
berwatak keras. Raja-raja mereka tidak segan-segan menyombongkan diri bahwa
mereka kejam. Mereka menemukan alat-alat perang seperti pendobrak tembok
benteng dan alat pengepung khusus yang berhasil menghancurkan kota-kota bata
Mesopotamia dan Palestina.
Selain terkenal sebagai bangsa
perang, raja-raja terkenal sebagai
pembangun besar yang berdiam di istana-istana yang indah. Mereka membagi
imperium ke dalam propinsi-propinsi. Assurbanipal adalah salah satu raja yang
termasuk cinta damai. Di istananya Niveneh, ia mempunyai perpustakaan besar.
Dari reruntuhannya ditemukan kira-kira 22.000 buah tablet yang isinya
menggambarkan tentang kehidupan masa itu.
e
Khaldea (612 SM)
Imperium Assyiria pada tahun 612 SM
menemui akhirnya ketika kota Niveneh dihancurkan oleh bangsa Khaldea. Rajanya Nebuchadnezzar,
membangun kembali kota lama Babylonia baru untuk istrinya yang berasal dari
Persia kebun-kebun yang bertingkat di loteng istananya. Inilah yang dikenal
dengan kebun-kebun bergantung Babylonia.
Penemuan pentingnya terutama bidang
astronomi sebagai hasil perhatian mereka pada astrologi. Mereka percaya bahwa
masa depan dapat diketahui dengan mempelajari bintan-bintang. Membuat gambar benda-benda langit, meramalkan
gerhana, membagi minggu ke dalam tujuh hari dan satu hati dalam 12 jam ganda.
Mereka menghitung lewatnya waktu dengan jam matahri (sundial) dan jam air.
Kota Babylon menjadi suatu pusat
imperium dagang yang besar. Namun pada tahun 539 SM, tidak lama setelah
Nebuchaadnezzar meninggal, Babylonia baru ditaklukan oleh bangsa Persia.
Garis
Besar Peradaban Mesopotamia
No
|
Keterangan
|
Sumeria
|
Akkadia
|
Babilonia
|
Assyria
|
Babilonia Baru
|
1
|
Masa awal
pemerintahan
|
3000 SM
|
2800 SM
|
2000 SM
|
1200 SM
|
612 M
|
2
|
Ibu Kota
|
Ur
|
Agade
|
Babilon
|
Niniveh
|
Babilon
|
3
|
Raja terkenal
|
Ur Nashe
|
Sargon
|
Hammurabi
|
Asurbanipal
|
Nebukadnezar
|
4
|
Peninggalan
|
Ziggurat
Tulisan paku Hitungan Sixagesimal
|
Budaya summer Akkad
|
Hukum Hammurabi
|
22000 lempengan berisi
tentang ilmu pengetahuan
|
Taman gantung
babil, pengetahuan tentang waktu
|
5
|
Sebab
keruntuhan
|
Akkadia
|
Amori
|
Assyria
|
Khaldea
|
Persia
|
Algaze.
2004. Sistem Dunia Uruk: Dinamika Peradaban Mesopotamia Perluasan Dini ISBN
978-0-226-01382-4
)
Durant.1939. The Life of Yunani (Kisah Peradaban
Bagian II. New York: Simon & Schuster.
Edhie,
Wuryantoro. 1996. Sejarah Nasional dan Umum 1. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan
Gibbon, Decline and Fall of the
Roman Empire, 2nd ed., vol. 4, ed. by JB Bury (London, 1909), pp.
173–174.-Chapter XXXVIII: Reign Of Clovis.--Part VI. General Observations On
The Fall Of The Roman Empire In The West
http://riyn.multiply.com/journal/item/49-Peradaban Mesir
http://www.britannica.com
Huntington,
Samuel P., The Clash of Civilizations dan memperbaharui Orde Dunia,
(Simon & Schuster, 1996)
I
Wayan Badrika. 2000. Sejarah Nasional dan
Umum, Jakarta: Erlangga
Jack
Sasson.
1995. Peradaban dari Timur Dekat Kuno.New York
Machmoed,
Effendhie. 1999. Sejarah Budaya.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Marc
Van de Mieroop. 2006. Sejarah Timur Dekat
Kuno: Ca. 3000-323 SM, Blackwell Publishers, edisi 2. ISBN 1-4051-4911-6 .
MLA
Citation: "Sekitar 6000 SM Peradaban." 123HelpMe.com. 10 Sep 2011
<http://www.123HelpMe.com/view.asp?id=123887>.
<http://www.123HelpMe.com/view.asp?id=123887>.
Sjamsuddin, Helius.1986. Sejarah Dunia. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan: Universitas Terbuka
No comments:
Post a Comment