Thursday 7 November 2019

PERADABAN TUA


A.  Peradaban Tua di Afrika
1.    Peradaban Lembah Sungai Nil (Mesir)
Peradaban lembah sungai Nil di Mesir, Afrika, lahir disebabkan kesuburan tanah disekitar lembah sungai yang diakibatkan oleh banjir yang membawa lumpur. Peradaban Mesir Kuno berkembang selama kurang lebih tiga setengah abad. Dimulai dengan unifikasi awal kelompok-kelompok yang ada di Lembah Nil sekitar 3.150 SM, peradaban ini secara tradisional dianggap berakhir pada sekitar 31 SM, sewaktu Kekaisaran Romawi awal menaklukkan dan menyerap wilayah Mesir Ptolemi sebagai bagian provinsi Romawi yang mencapai kejayaannya pada sekitar abad ke-2 SM
Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia yaitu mencapai 6400 kilometer. Sungai Nil bersumber dari mata air di dataran tinggi (pegunungan) Kilimanjaro di Afrika Timur. Sungai Nil mengalir dari arah selatan ke utara bermuara ke Laut Tengah. Ada empat negara yang dilewati sungai Nil yaitu Uganda, Sudan, Ethiopia dan Mesir.
Setiap tahun sungai Nil selalu banjir. Luapan banjir itu menggenangi daerah di kiri kanan sungai, sehingga menjadi lembah yang subur selebar antara 15 sampai 50 kilometer. Di sekeliling lembah sungai adalah gurun. Batas timur adalah gurun Arabia di tepi Laut Merah. Batas selatan terdapat gurun Nubia di Sudan, batas barat adalah gurun Libya. Kemudian batas utara Mesir adalah Laut Tengah.
Menurut mitos, air sungai yang mengalir terus tersebut adalah air mata Dewi Isis yang selalu sibuk menangis dan menyusuri sungai Nil untuk mencari jenazah puteranya yang gugur dalam pertempuran. Namun secara ilmiah, air tersebut berasal dari gletsyer yang mencair dari pegunungan Kilimanjaro sebagai hulu sungai Nil. Peranan sungai Nil begitu penting bagi lahirnya kehidupan masyarakat di lembah sungai tersebut. Maka tepatlah jika Herodotus menyebutkan “Mesir adalah hadiah sungai Nil” (Egypt is the gift of the Nile)
Lembah sungai Nil yang subur mendorong masyarakat untuk bertani. Air sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun saluran air, terusan-terusan dan waduk. Air sungai dialirkan ke ladang-ladang milik penduduk dengan distribusi yang merata. Untuk keperluan irigasi dibuatlah organisasi pengairan yang biasanya diketuai oleh para tuan tanah atau golongan feodal. Hasil pertanian Mesir adalah gandum, sekoi atau jamawut dan jelai yaitu padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti jagung. Untuk memenuhi kebutuhan barang-barang serta untuk menjual hasil produksi rakyat Mesir, maka dijalinlah hubungan dagang dengan Funisia, Mesopotamia dan Yunani di kawasan Laut Tengah. Peranan sungai Nil adalah sebagai sarana transportasi perdagangan. Banyak perahu-perahu dagang yang melintasi sungai Nil.
Sistem kekuasaan raja-raja Mesir kuno
Sejarah politik di Mesir berawal dari terbentuknya komunitas-komunitas di desa-desa sebagai kerajaan-kerajaan kecil dengan pemerintahan desa. Desa itu disebut nomen. Dari desa-desa kecil berkembanglah menjadi kota yang kemudian disatukan menjadi kerajaan Mesir Hilir dan Mesir Hulu. Proses tersebut berawal dari tahun 4000 SM namun pada tahun 3400 SM seorang penguasa bernama Menes mempersatukan kedua kerajaan tersebut menjadi satu kerjaan Mesir yang besar. Mesir merupakan sebuah kerajaan yang diperintah oleh raja yang bergelar Firaun. Ia berkuasa secara mutlak. Firaun dianggap dewa dan dipercaya sebagai putera Dewa Osiris. Seluruh kekuasaan berada ditangannya baik sipil, militer maupun agama.
Sebagai penguasa, Firaun mengklaim atas seluruh tanah kerajaan. Rakyat yang tinggal di wilayah kerajaan harus membayar pajak. Untuk keperluan tersebut Firaun memerintahkan untuk sensus penduduk, tanah dan binatang ternak. Ia membuat undang-undang dan karena itu menguasai pengadilan. Sebagai penguasa militer Firaun berperan sebagai panglima perang, sedangkan pada waktu damai ia memerintahkan tentaranya untuk membangun kanal-kanal dan jalan raya. Sejak tahun 3400 SM sejarah Mesir diperintah oleh 30 dinasti yang berbeda yang terdiri dari tiga zaman yaitu Kerajaan Mesir Tua yang berpusat di Memphis, Kerajaan Tengah di Awaris dan Mesir Baru di Thebe. Secara garis besar keadaan pemerintahan raja-raja Mesir adalah sebagai berikut:
·      Kerajaan Mesir Tua (2660 – 2180 SM). Lahirnya kerajaan Mesir Tua setelah Menes berhasil mempersatukan Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Sebagai pemersatu ia digelari Nesutbiti dan digambarkan memakai mahkota kembar. Kerajaan Mesir Tua disebut zaman piramida karena pada masa inilah dibangun piramida-piramida terkenal misalnya piramida Sakarah dari Firaun Joser. Piramida di Gizeh adalah makam Firaun Cheops, Chifren dan Menkawa. Runtuhnya Mesir Tua disebabkan karena sejak tahun 2500 SM pemerintahan mengalami kekacauan. Bangsa-bangsa dari luar misalnya dari Asia Kecil melancarkan serangan ke Mesir. Para bangsawan banyak yang melepaskan diri dan ingin berkuasa sendiri-sendiri. Akhirnya terjadilah perpecahan antara Mesir Hilir dan Mesir Hulu.
·      Kerajaan Mesir Tengah (1640 – 1570 SM). Kerajaan Mesir Tengah dikenal dengan tampilnya Sesotris III. Ia berhasil memulihkan persatuan dan membangun kembali Mesir. Tindakannya antara lain membuka tanah pertanian, membangun proyek irigasi, pembuatan waduk dan lain-lain. Ia meningkatkan perdagangan serta membuka hubungan dagang dengan Palestina, Syria dan pulau Kreta. Sesotris III juga berhasil memperluas wilayah ke selatan sampai Nubia (kini Ethiopia). Sejak tahun 1800 SM kerajaan Mesir Tengah diserbu dan ditaklukkan oleh bangsa Hyksos.Pada waktu itu kerajaan Mesir Tengah sedang mengalami kehancuran yang sangat signifikan.
·      Kerajaan Mesir Baru (1570 - 1075 SM). Sesudah diduduki bangsa Hyksos, Mesir memasuki zaman kerajaan baru atau zaman imperium. Disebut zaman imperium karena para Firaun Mesir berhasil merebut wilayah/daerah di Asia barat termasuk Palestina, Funisia dan Syria.
Raja-raja yang memerintah zaman Mesir Baru antara lain:
1.      Ahmosis I. Ia berhasil mengusir bangsa Hyksos dari Mesir sehingga berkuasalah dinasti ke 18, ke 19 dan ke 20.
2.      Thutmosis I. Pada masa pemerintahannya Mesir berhasil menguasai Mesopotamia yang subur.
3.      Thutmosis III. Merupakan raja terbesar di Mesir. Ia memerintah bersama istrinya Hatshepsut. Batas wilayah kekuasaannya di timur sampai Syria, di selatan sampai Nubia, di barat sampai Lybia dan di utara sampai pulau Kreta dan Sicilia. Karena tindakannya tersebut ia digelari “Napoleon dari Mesir”. Thutmosis III juga dikenal karena memerintahkan pembangunan Kuil Karnak dan Luxor.
4.      Imhotep IV. Kaisar ini dikenal seorang raja yang pertama kali memperkenalkan kepercayaan yang bersifat monotheis kepada rakyat Mesir kuno yaitu hanya menyembah dewa Aton (dewa matahari) yang merupakan roh dan tidak berbentuk. Ia juga menyatakan sebagai manusia biasa dan bukan dewa.
5.      Ramses II. Ramses II dikenal membangun bangunan besar bernama Ramesseum dan Kuil serta makamnya di Abusimbel. Ia juga pernah memerintahkan penggalian sebuah terusan yang menghubungkan daerah sungai Nil dengan Laut Merah namun belum berhasil. Masa Ramses II diperkirakan sezaman dengan kehidupan nabi Musa. Setelah pemerintahan Ramses II kekuasaan di Mesir mengalami kemunduran. Mesir ditaklukkan Assyria pada tahun 670 SM dan pada tahun 525 SM Mesir menjadi bagian imperium Persia. Setelah Persia, Mesir dikuasai oleh Iskandar Zulkarnaen dan para penggantinya dari Yunani dengan dinasti terakhir Ptolemeus. Salah satu keturunan dinasti Ptolemeus adalah Ratu Cleopatra dan sejak tahun 27 SM Mesir menjadi wilayah Romawi.
Sistem kepercayaan bangsa Mesir kuno. Masyarakat Mesir mengenal pemujaan terhadap dewa-dewa. Ada dewa yang bersifat nasional yaitu Ra (Dewa Matahari), Amon (Dewa Bulan) kemudian menjadi Amon Ra. Sebagai lambang pemujaan kepada Ra didirikan obelisk yaitu tiang batu yang ujungnya runcing. Obelisk juga dipakai sebagai tempat mencatat kejadian-kejadian. Untuk pemujaan terhadap dewa Amon Ra dibangunlah Kuil Karnak yang sangat indah pada masa Raja Thutmosis III. Selain dewa nasional maka ada dewa-dewa lokal yang dipuja pada daerah-daerah tertentu seperti Dewa Osiris yaitu hakim alam baka, Dewi Isis yaitu dewi kecantikan isteri Osiris, Dewa  Aris sebagai dewa kesuburan dan dewa Anubis yaitu dewa kematian. Wujud kepercayaan yang berkembang di Mesir berdasarkan pemahaman sebagai berikut:
  1. Penyembahan terhadap dewa berangkat dari ide/gagasan bahwa manusia tidak berdaya dalam menaklukkan alam.
  2. Yang disembah adalah dewa/dewi yang menakutkan seperti dewa Anubis atau yang memberi sumber kehidupan.
Jadi dengan taat menyembah pada dewa masyarakat lembah sungai Nil mengharap jangan menjadi sasaran maut. Kepercayaan yang kedua berkaitan dengan pengawetan jenazah yang disebut mummi. Dasarnya membuat mummi adalah bahwa manusia tidak dapat menghindari dari kehendak dewa maut. Manusia ingin tetap hidup abadi. Agar roh tetap hidup maka jasad sebagai lambang roh harus tetap utuh.
Tulisan
Masyarakat Mesir mengenal bentuk tulisan yang disebu Hieroglyph berbentuk gambar. Tulisan Hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk maupun daun papirus. Huruf Hieroglyph terdiri dari gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan dan benda-benda. Setiap lambang memiliki makna. Tulisan Hieroglyph berkembang menjadi lebih sederhana kemudian dikenal dengan tulisan hieratik dan demotis. Tulisan hieratik atau tulisan suci dipergunakan oleh para pendeta. Demotis adalah tulisan rakyat yang dipergunakan untuk urusan keduniawian misalnya jual beli.
Huruf-huruf Mesir itu semula menimbulkan teka-teki karena tidak diketahui maknanya. Secara kebetulan pada waktu Napoleon menyerbu Mesir pada tahun 1799 salah satu anggota pasukannya menemukan sebuah batu besar berwarna hitam di daerah Rosetta. Batu itu kemudian dikenal dengan batu Rosetta memuat inskripsi dalam tiga bahasa. Pada tahun 1822 J.F. Champollion telah menemukan arti dari isi tulisan batu Rosetta dengan membandingkan tiga bentuk tulisan yang digunakan yaitu Hieroglyph, Demotik dan Yunani. Dengan terbacanya isi batu Rosetta terbukalah tabir mengenai pengetahuan Mesir kuno (Egyptologi) yang Anda kenal sampai sekarang. Selain di batu, tulisan Hieroglyph juga ditemukan di kertas yang terbuat dari batang Papirus. Dokumen Papirus sudah digunakan sejak dinasti yang pertama. Cara membuat kertas dari gelagah papirus adalah dengan memotongnya. Kemudian kulitnya dikupas dan intinya diiris/disayat tipis-tipis.
Sistem kalender
Masyarakat Mesir mula-mula membuat kalender bulan berdasarkan siklus (peredaran) bulan selama 291/2 hari. Karena dianggap kurang tetap kemudian mereka menetapkan kalender berdasarkan kemunculan bintang anjing (Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka menghitung satu tahun adalah 12 bulan, satu bulan 30 hari dan lamanya setahun adalah 365 hari yaitu 12 x 30 hari lalu ditambahkan 5 hari. Mereka juga mengenal tahun kabisat. Penghitungan ini sama dengan kalender yang kita gunakan sekarang yang disebut Tahun Syamsiah (sistem Solar). Penghitungan kalender Mesir dengan sistem Solar kemudian diadopsi (diambil alih) oleh bangsa Romawi menjadi kalender Romawi dengan sistem Gregorian. Sedangkan bangsa Arab kuno mengambil alih penghitungan sistem lunar (peredaran bulan) menjadi tarik Hijriah.

 Seni bangunan (arsitektur)

Piramida dan Spinx di Gizeh, Mesir
Dari peninggalan bangunan-bangunan yang masih bisa disaksikan sampai sekarang menunjukkan bahwa bangsa Mesir telah memiliki kemampuan yang menonjol  di bidang matematika, geometri dan arsitektur. Peninggalan bangunan Mesir yang terkenal adalah piramida dan kuil yang erat kaitannya dengan kehidupan keagamaan. Piramida dibangun untuk tempat pemakaman Firaun. Arsitek terkenal pembuat piramida adalah Imhotep. Bangunan ini biasanya memiliki kamar bawah tanah, pekarangan dan kuil kecil di bagian luarnya. Tiang-tiang dan dindingnya dihiasi dengan hiasan yang indah. Di bagian dalam terdapat lorong-lorong, lubang angin dan ruang jenazah raja. Di depan piramida terdapat spinx yaitu patung singa berkepala manusia. Fungsi spinx adalah penjaga piramida.
Piramida terbesar adalah makam raja Cheops, yang tingginya mencapai 137 meter di Gizeh. Selain Cheops, di Gizeh juga terdapat piramida Chefren dan Menkaure. Di Sakarah terdapat piramida firaun Joser. Selain piramida apakah ada tempat pemakaman yang lain di Mesir? Berdasarkan penggalian di daerah El Badari ditemukan pemakaman yang disebut Hockerbestattung (Hocker artinya jongkok dan bestattung artinya pemakaman) karena orang yang meninggal dimasukkan dengan cara didudukkan menjongkok. Ada pula pemakaman yang disebut mastaba untuk golongan bangsawan.
Bangunan kedua adalah kuil yang berfungsi sebagai tempat pemujaan dewa-dewa. Kuil terbesar dan terindah adalah Kuil Karnak untuk pemujaan Dewa Amon Ra. Kuil Karnak panjangnya ±433 m (1300 kaki), tiang-tiangnya setinggi 23,5 m dengan diameter ±6,6 m (20 kaki). Tembok, tiang dan pintu gerbang dipenuhi dengan lukisan dan tulisan yang menceritakan pemerintahan raja.
2.    Kartago
Kartago atau dalam bahasa Funisia "Qart Hadasht" ("Kota Baru"), adalah sebuah kota kuno di Afrika Utara, yakni di sisi timur Danau Tunis, sekarang dekat kota Tunis di Tunisia. Istilah Kartago juga digunakan untuk kawasan pengaruh dari peradaban Kartago pada masa lampau. Menurut legenda, kota ini didirikan oleh Fenisia dibawah kepimpinan Ratu Dido. Kota ini kemudian menjadi kaya dan besar serta memiliki pengaruh yang kuat di Laut Tengah sampai dengan kehancurannya di Perang Punisia III. Meski demikian, Roma kemudian mendirikan kembali kota ini dan menjadikannya sebagai salah satu kota terpenting di Kerajaan Romawi sebelum kemudian kembali hancur untuk kedua kalinya. Kekuatan kartago terletak pada angkatan lautmya, tentaranya terdiri dari tentara-tentara bayaran. Pemerintahannya adalah suatu oligarki dari sejumlah kecil pedagang-pedagang kaya raya. Mereka berusaha mempertahankan kekuasaannya dengan cara memegang monopoli dagang dengan rakyat taklukannya.
Kartago didirikan sekitar abad ke 9 SM, masyarakat penyokong peradabannya adalah bangsa fenisia yang menyebar dari daerah pesisir Asia Kecil (sekarang Libanon), menyusuri pantai Afrika utara hingga ke Pulau Malta, Sisilia dan Sardinia. Kartago kemudian menjadi basis untuk mendirikan Kerajaan Kartago yang menguasai daerah Mediterania. Keberadaan Kartago menjadi ancaman bagi Republik Romawi di utara, tepatnya Italia, sehingga muncullah 3 seri Perang Punisia. Panglima bangsa fenisia antara lain Hanno Agung, Hamilcar Barca, dan Hannibal. Pada Perang Punisia III, Kota Kartago diluluhlantahkan oleh bangsa Romawi.
Peradaban Asia Barat Daya
1.    Mesopotamia (Peradaban Lembah Sungai Tigris dan Eufrat)
Di negara yang sekarang di kenal dengan nama Irak, mengalir dua sungai besar, sungai Tigris dan Eufrat. Kedua sungai ini mengalir ke arah tenggara yang bermuara di Teluk Persia. Berdasarkan letaknya pula, Mesopotamia ini terbagi dua bagian yaitu Mesopotamia hulu dan Mesopotamia hilir. Tetapi keseluruhan Mesopotamia, dianggap sebagai salah satu pusat peradaban tua di dunia. Daerah di sekitar kedua sungai itu tanahnya sangat subur dan bentuknya melengkung seperti bulan sabit sehingga sejarawan dari Amerika Serikat yaitu Breasted menyebut dengan ungkapan “The Fertile Crescent Moon” (daerah bulan sabit yang subur). Rupanya tanah yang subur, iklim yang nyaman dengan sungai-sungai yang dapat dilayari, turut memberi sumbangan berarti bagi orang-orang untuk mengembangkan suatu peradaban. Akan tetapi berbeda dengan Mesir, mesopotamia tidak mempunyai batas-batas yang baik, karena letaknya pada suatu dataran yang luas tanpa tersedia pertahanan alam memadai, maka menjadi sasaran yang mudah bagi para penyerbu dari luar Mesopotamia. Oleh sebab itu silih berganti dalam sejarahnya ditaklukan oleh bangsa-bangsa Sumeria, Akkadia, Babylonia, Assyria, Khaldea dan Persia.
a      Sumeria (3000 SM)
Sumeria adalah bangsa yang pertama menaklukan Mesopotamia hilir, bangsa ini termasuk rumpun Indo-Eropa. Dari tempat asal mereka di sekitar Laut Hitam dan Laut Kaspia, mereka bergerak ke arah barat daya. Mereka mendiami tanah yang berawa-rawa terjadi karena banjir yang mengalir dari sungai Eufrat dan Tigris. Rawa-rawa lalu mereka keringkan. Parit-parit dan kanal-kanal digali untuk mengairi ladang-ladang mereka. Kemudian terbentuk kelompok besar dan tersusun baik, yang masing-masing merdeka berdiri sendiri. Pada pusat masing-masing komunitas tersebut terdapat suatu kota kecil. Ini menjadi bentuk pemerintahan negara kota yang kelak ditiru oleh Yunani dan Romawi. Salah satu negara tertua ialah Ur, tetapi negara-negara kota yang terbesar adalah Sumer yang terletak dekat Teluk Persia. Selama seribu tahun, antara 4.000-3.000 SM, bangsa Sumeria membangun suatu kebudayaan besar.
Peradaban Sumeria
No
Aspek
Penjelasan
1
Ekonomi
Pertanian, peternakan dan perdagangan
2
Pemerintahan
Raja bergelar patesi, berkuasa atas pemerintahan
dan keagamaan.
3
Kepercayaan
Polytheisme dengan dewa utama Marduk
4
Budaya
·         Bangunan :  ziggurat
·         Tulisan : paku
·         Pengetahuan: hitungan berdasarkan sixagesimal dan sistem kalender.
b     Akkadia (2800 SM)
Kira-kira tahun 2800 SM, bangsa Akkadia di bawah pimpinan Sargon menaklukan negara-negara kota bangsa Sumeria. Mereka satukan negara-negara kota itu dan menjadikan Ur sebagai ibu kota imperium mereka. Bangsa Akkadia tetap memelihara kebudayaan bangsa Sumeria dan mereka menyusun suatu perundang-undangan yang mereka patuhi bersama. Sejak Sargon, Sumer dan Akkad menggunakan bahasa Semit.
c      Babylonia (2000 SM)
Kira-kira tahun 2000 SM, negara kota Babylon menjadi kota terkemuka di Mesopotamia. Bangsa Babylonia disebut juga bangsa Amorit menggunakan bahasa Semit. Mereka menaklukan tetangga-tetangganya, Akkad dan Sumer. Setelah itu mereka membentuk sebuah imperium yang bernama Babylonia tua. Raja yang terbesar adalah Hammurabi (1948-1905 SM) yang terkenal dengan Undang-Undangnya. Menurut kepercayaan, undang-undang tersebut berasal dari pemberian Dewa Marduk Agar dapat dibaca oleh masyarakat, maka undang-undang itu dipahatkan pada tugu batu setinggi 8 kaki yang ditempatkan di tengah ibukota. Inti dari hukum Hammurabi adalah pembalasan, misalnya mata ganti mata, gigi ganti gigi. Penerapan hukum itu sangat keras, contoh: “Jika seseorang melakukan pencurian di sebuah rumah, maka ia harus dibunuh dan dibakar di muka rumah tempat ia melakukan pencurian”. Dengan demikian keteraturan masyarakat tercapai karena ketaatan pada hukum.

Tidak lama setelah Hammurabi meninggal, kira-kira tahun 1900 SM, bangsa Hittit yang datang dari dataran tinggi sebelah utara menaklukan Babylonia. Kemudian kira-kira tahun 1750 SM menyusul bangsa Kassit yang berasal dari pegunungan sebelah barat laut. Selama 600 tahun bansa Kassit memerintah Babylonia. Sumbangan terbesar bangsa Kassit adalah memperkenalkan peternakan kuda secara luas. Ini merupakan suatu kemajuan karena semula orang-orang hanya menggunakan sapi. Bangsa Kassit terkenal kasar dan tidak begitu beradab.
d     Assyiria (1200 SM)
Kira-kira tahun 1200 SM bangsa Assyria menaklukan daerah Mesopotamia. Selama 600 tahun berikutnya, mereka berkuasa atas suatu imperium yang luasnya terbentang dari Teluk Persia sampai ke Laut Arab, termasuk juga untuk sementara kerajaan Mesir. Pusat pemerintahan semula di Assur.
Bangsa Assyria adala prajurit yang berwatak keras. Raja-raja mereka tidak segan-segan menyombongkan diri bahwa mereka kejam. Mereka menemukan alat-alat perang seperti pendobrak tembok benteng dan alat pengepung khusus yang berhasil menghancurkan kota-kota bata Mesopotamia dan Palestina.
Selain terkenal sebagai bangsa perang, raja-raja  terkenal sebagai pembangun besar yang berdiam di istana-istana yang indah. Mereka membagi imperium ke dalam propinsi-propinsi. Assurbanipal adalah salah satu raja yang termasuk cinta damai. Di istananya Niveneh, ia mempunyai perpustakaan besar. Dari reruntuhannya ditemukan kira-kira 22.000 buah tablet yang isinya menggambarkan tentang kehidupan masa itu.
e      Khaldea (612 SM)
Imperium Assyiria pada tahun 612 SM menemui akhirnya ketika kota Niveneh dihancurkan oleh bangsa Khaldea. Rajanya Nebuchadnezzar, membangun kembali kota lama Babylonia baru untuk istrinya yang berasal dari Persia kebun-kebun yang bertingkat di loteng istananya. Inilah yang dikenal dengan kebun-kebun bergantung Babylonia.
Penemuan pentingnya terutama bidang astronomi sebagai hasil perhatian mereka pada astrologi. Mereka percaya bahwa masa depan dapat diketahui dengan mempelajari bintan-bintang.  Membuat gambar benda-benda langit, meramalkan gerhana, membagi minggu ke dalam tujuh hari dan satu hati dalam 12 jam ganda. Mereka menghitung lewatnya waktu dengan jam matahri  (sundial) dan jam air.
Kota Babylon menjadi suatu pusat imperium dagang yang besar. Namun pada tahun 539 SM, tidak lama setelah Nebuchaadnezzar meninggal, Babylonia baru ditaklukan oleh bangsa Persia.
Garis Besar Peradaban Mesopotamia
No
Keterangan
Sumeria
Akkadia
Babilonia
Assyria
Babilonia Baru
1
Masa awal pemerintahan
3000 SM
2800 SM
2000 SM
1200 SM
612 M
2
Ibu Kota
Ur
Agade
Babilon
Niniveh
Babilon
3
Raja terkenal
Ur Nashe
Sargon
Hammurabi
Asurbanipal
Nebukadnezar
4
Peninggalan
Ziggurat Tulisan paku Hitungan Sixagesimal
Budaya summer Akkad
Hukum Hammurabi
22000 lempengan berisi tentang ilmu pengetahuan
Taman gantung babil, pengetahuan tentang waktu
5
Sebab keruntuhan
Akkadia
Amori
Assyria
Khaldea
Persia

 DAFTAR PUSTAKA

Algaze. 2004. Sistem Dunia Uruk: Dinamika Peradaban Mesopotamia Perluasan Dini ISBN 978-0-226-01382-4 )
Durant.1939. The Life of Yunani (Kisah Peradaban Bagian II. New York: Simon & Schuster.
Edhie, Wuryantoro. 1996. Sejarah Nasional dan Umum 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Gibbon, Decline and Fall of the Roman Empire, 2nd ed., vol. 4, ed. by JB Bury (London, 1909), pp. 173–174.-Chapter XXXVIII: Reign Of Clovis.--Part VI. General Observations On The Fall Of The Roman Empire In The West
http://www.britannica.com
Huntington, Samuel P., The Clash of Civilizations dan memperbaharui Orde Dunia, (Simon & Schuster, 1996)
I Wayan Badrika. 2000. Sejarah Nasional dan Umum, Jakarta: Erlangga
Jack Sasson. 1995. Peradaban dari Timur Dekat Kuno.New York
Machmoed, Effendhie. 1999. Sejarah Budaya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Marc Van de Mieroop. 2006. Sejarah Timur Dekat Kuno: Ca. 3000-323 SM, Blackwell Publishers, edisi 2. ISBN 1-4051-4911-6 .
MLA Citation: "Sekitar 6000 SM Peradaban." 123HelpMe.com. 10 Sep 2011
<http://www.123HelpMe.com/view.asp?id=123887>.
Peradaban" (1974), Ensiklopedia Britannica ed 15. Vol. II, Encyclopaedia Britannica, Inc, 956.
Petrus Turchin. 2003, Dinamika Sejarah.. Princeton University Press.p 121-127
Sjamsuddin, Helius.1986. Sejarah Dunia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Universitas Terbuka

No comments:

Post a Comment

Keunggulan Geostrategis Indonesia

letak Indonesia berada di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia letak Indonesia berada di antara dua samudra yaitu Samudra ...