1.
Jelaskan apa yang
dimaksud dengan kegiatan
konsumsi
Jawab:
Konsumsi dapat
diartikan secara umum sebagai pengeluaran untuk barang dan jasa seperti makanan, pakaian, mobil, pengobatan perumahan. Konsumsi merupaka kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda,
baik berupa barang maupun jasa, sehingga
manusia dapat memenuhi
kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Seorang
konsumen bersedia membeli sesuatu barang,
karena barang
tersebut mempunyai kegunaan
baginya. Nilai kegunaan setiap
barang dan jasa
bagi
masing-masing orang tidaklah sama sehingga
keputusan seseorang mengkonsumsi
barang maupun jasa tertentu menjadi bervariasi. Sedangkan pengertian konsumsi menurut
para ahli adalah.
ü Milton Friedman
Memberikan pengertian
bahwa konsumsi adalah jumlah seseorang dalam membeli barang atau jasa yang
sesuai dengan pendapatan seseorang yang dihasilkannya.
ü Chaney
Memberikan pengertian bahwa konsumsi adalah seluruh aktivitas yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu Chaney juga mengungkapkan bahwa terjadinya konsumsi juga akan mendorong manusia lain untuk berinteraksi kepada sesamanya.
ü Durkhemian
Memberikan pengertian bahwa konsumsi adalah prilaku yang aktif dan tersusun secara kolektif karena adanya paksaan moral dan institusi untuk mempertahankan kehidupannya.
ü Braudrillard
Memberikan pengertian bahwa konsumsi adalah sistem yang dijalanakn oleh seseorang untuk bersatu dengan yang lainnya, melalui proses kegiatan yang dipandang untuk mempertahankan kehidupan yang dijalankan.
ü Weber
Sebagai tokoh yang dikenal dalam ilmu sosiologi ini, max weber berpendapat bahwa konsumsi adalah selera yang menjadi pengikat kelompok untuk berkompetisi dalam bentuk penggunaan barang secara simbolik.
ü Gossen
Memberikan pengertian bahwa konsumsi adalah suatu kebutuhan individu atau kelompok yang wajib memenuhi sebagai ukuran memperoleh tingkat kepuasan.
ü 7 pengertian konsumsi menurut para ahli yang berasal dari disiplin ilmu yang berebda, yaitu ekonomi dan
sosiologi tersebut dapat ditararik kesimpulan bahwa konsumsi adalah suatu
kegiatan pengeluaran yang dilakukan oleh seseorang untuk memenuhi hajat
hidupnya, proses memenuhi kebutuhan hidup tersebut sesuai dengan tingkat
penghasilan yang di peroleh.
|
2.
Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi seseorang
Jawab:
Faktor yang
mempengaruhi konsumsi :
1) Penyebab
Faktor Demografi
a) Analisis lingkungan. Bagi
pengembangan strategi pemasaran, analisis ini dibutuhkan tidak hanya terbatas
pada rincian analisis kesempatan
dan ancaman saja, tetapi
juga untuk menentukan tinggi rendahnya konsumsi.
b) Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk suatu wilayah sangat
mempengaruhi tingkat konsumsi wilayah tersebut. Wilayah dengan penduduk yang sedikit, tingkat konsumsinya rendah
demikian sebaliknya.
2) Penyebab
Faktor Lain
a) Kebiasaan Adat Sosial Budaya
Suatu kebiasaan di suatu wilayah dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang. Di daerah yang memegang teguh adat istiadat untuk hidup sederhana
biasanya akan memiliki tingkat konsumsi yang kecil. Sedangkan daerah yang memiliki kebiasaan gemarpesta adat biasanya
memiliki pengeluaran yang besar.
b) Gaya Hidup Seseorang
Seseorang yang berpenghasilan rendah dapat memiliki tingkat
pengeluaran yang
tinggi jika orang itu menyukai gaya hidup
yang mewah dan
gemar berhutang baik
kepada oranglain maupun dengan
kartu kredit.
Sedangkan menurut
Keynes selain
pendapatan, terdapat 2 (dua) faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi yaitu
faktor objektif dan faktor subyektif.
1) Faktor Objektif terdiri
dari :
a) Harga
Keynes mengatakan bahwa perubahan harga yang cukup besar akan
menyebabkan perubahan daya beli masyarakat yang besar pula. Jika
harga barang naik maka daya beli konsumen cenderung
menurun sedangkan jikaharga
barang dan jasa turun maka daya beli konsumen
akan naik. Hal ini sesuai dengan
hukum permintaan
b) Kebijakan Fiskal
Salah satu instrumen
kebijakan fiskal, yaitu pajak sangat
mempengaruhi besarnya pendapatan yang digunakan untuk konsumsi. Semakin besar tarif pajak yang berlakuterhadap
barang dan jasa, semakin tinggi
harga tersebut. Artinya, pendapatan rill masyarakat menurun sehingga konsumsi mereka pun menurun.
c) Suku Bunga
Faktor yang menarik seseorang untuk menabung atau investasi adalah suku bunga. Semakin besar suku bunga tabungan,
semakin besar pula imbalan jasa yang diberikan
oleh bank. Jadi, besar kecilnya suku bunga
akan mempengaruhi keputusan konsumsi seseorang.
2) Faktor Subyektif
Faktor yang berasal dari
kondisi yang
dialami oleh
setiap orang. Faktor subjektif
tidak selalu mempunyai
pengaruh yang sama pada setiap orang.
Faktor Subjektif dibagi
menjadi 2 (dua) yaitu:
a) Prinsip hati-hati
dalam membelanjakan
uangnya dengan
cara mengurangi konsumsi dengan
menyisihkan sebagian pendapatnnya untuk menghadapi kesulitan di masa yang akan datang.
b) Kekayaan (warisan) Seseorang yang mempunyai kekayaan dari warisan atau
tabungan akan menggunakan sebagian besar pendapatannya untuk konsumsi.
|
3.
Jelaskan perbedaan antara Hukum Gossen 1 dan 2, dan berikan contoh!
Jawab:
Perbedaan Hukum Gossen I
dan II adalah sebagai berikut.
ü Hukum Gossen 1
Dari konsumsi
bersifat vertikal lahirlah Hukum Gossen I. Jika pemenuhan kebutuhan akan satu jenis barang
dilakukan secara terus-menerus,
utilitas yang dinikmati konsumen
akan semakin tinggi,
tetapi setiap tambahan konsumsi satu unit
barang akan memberikan tambahan
utilitas yang semakin
kecil. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat manfaat (utility) yang dirasakan
orang yang mengkonsumsi suatu barang, pertama kali tinggi, kedua menurun,
ketiga, keempat
dan seterusnya menurun terus. Hukum Gossen I mempunyai kelemahan
karena dalam praktik, orang tidak akan memuaskan satu macam
kebutuhan sampai sepuas-puasnya, tetapi setelah mencapai titik kepuasan tertentu akan menyusul kebutuhan yang lain,
hal ini karena kebutuhan itu
bermacam-macam.
ü
Hukum Gossen II
Berdasarkan
pola konsumsi bersifat horizontal lahirlah Hukum Gossen II
karena pada kenyataannya konsumen memerlukan bermacam-macam jenis barang dan jasa. Dengan sumber dana terbatas konsumen harus mencari kombinasi unit dari berbagai
jenis barang,
agar semua kebutuhannya bisa
terpenuhi dan kepuasan
maksimal bisa tercapai.
Contoh Hukum Gossen I
Untuk memahami hukum Gossen 1, berikut adalah contohnya.
Setelah seharian bekerja Andi merasa sangat lapar. Satu porsi nasi
beserta lauk-pauknya akan memberikan kepuasan total yang amat besar bagi
Andi. Sehingga, bisa dinilai sebesar 10 util (util = satuan kepuasan). Karena
masih merasa lapar, Andi menambah satu porsi lagi. Tetapi, karena perut Andi
sudah terisi oleh porsi nasi pertama, kepuasan yang diperoleh karena memakan
porsi nasi kedua tidak sebesar 10 util, melainkan hanya 6 util.
Dengan demikian, kepuasan total yang diperoleh setelah makan dua porsi
nasi akan berjumlah 16 util. Jika Andi masih bernafsu untuk menambah dengan
porsi ketiga, bukan tidak mungkin Andi akan menjadi sakit karenanya.
Sehingga, bukan kepuasan yang Andi peroleh melainkan penderitaan.
Karena tidak memberikan kepuasan, manfaat porsi nasi ketiga menjadi
negatif sebesar –5 util dan kepuasan total yang diperoleh dari tiga porsi
nasi tersebut 11 (lihat tabel 1).
Tabel 1. Hubungan Jumlah Barang yang Dikonsumsi dengan Kepuasan Total
dan Kepuasan Marginal yang Diperoleh Tabel 1. Hubungan Jumlah Barang yang
Dikonsumsi dengan Kepuasan Total dan Kepuasan Marginal yang Diperoleh
Pada tabel di atas, kolom marginal utility memperlihatkan adanya
penurunan dari 10 sampai –5. Setelah makan pada porsi ke-1 kenikmatan
dinilainya 10 util. Pada porsi ke-2, tambahan kenikmatan menurun sehingga
dinilai 6 util dan kepuasan total bertambah menjadi 16 util. Pada porsi ke-3,
kepuasan menjadi negatif (–5). Apabila kepuasan total dan kepuasan marginal
ditampilkan dalam bentuk grafik maka kurvanya seperti berikut ini. Kurva ini
menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang dikonsumsi dengan tingkat
kepuasan yang diperoleh.
Gejala tambahan kepuasan yang tidak proporsional seperti dijelaskan di
atas dikenal sebagai The Law of
Diminishing Marginal Utility (Hukum Tambahan Kepuasan yang Terus
Menurun). Hukum ini dikenal sebagai Hukum Gossen 1.
Selengkapnya Hukum Gossen I berbunyi:
"Jika jumlah suatu barang yang dikonsumsi dalam jangka waktu
tertentu terus ditambah, maka kepuasan total yang diperoleh juga bertambah.
Akan tetapi, kepuasan marginal akan semakin berkurang. Bahkan bila konsumsi
terus dilakukan, pada akhirnya tambahan kepuasan yang diperoleh akan menjadi
negatif dan kepuasan total menjadi berkurang."
Hukum Gossen I tersebut menyatakan pemuasan kebutuhan secara vertikal
yaitu pemuasan satu macam kebutuhan yang dilakukan secara terus-menerus,
sehingga kenikmatannya semakin lama semakin berkurang dan akhirnya dicapai
titik kepuasan. Namun, Hukum Gossen I mempunyai kelemahan. Dalam praktik,
orang tidak akan memuaskan satu macam kebutuhan sampai sepuas-puasnya, tetapi
setelah mencapai titik kepuasan tertentu akan menyusul kebutuhan yang lain,
hal ini karena kebutuhan itu bermacam-macam. Maka Hukum Gossen I dilengkapi
dengan Hukum Gossen II (simak pendalaman materi berikutnya).
Contoh Hukum Gossen II
Hukum Gossen 1 membatasi jumlah objek konsumsi, yaitu satu jenis barang.
Pada kenyataannya konsumen memerlukan bermacam-macam jenis barang (dan jasa).
Dengan sumber dana terbatas konsumen harus mencari kombinasi unit dari
berbagai jenis barang, agar semua kebutuhannya bisa terpenuhi dan kepuasan
maksimal bisa tercapai.
Masalah tersebut dirumuskan dalam Hukum Gossen 2 yang berbunyi:
"Seorang konsumen akan membagi-bagi pengeluaran uangnya untuk
membeli berbagai macam barang sedemikian rupa hingga kebutuhan-kebutuhannya
terpenuhi secara seimbang."
Pembelian berbagai barang ini sedemikian rupa hingga rupiah terakhir
yang dibelanjakan untuk membeli sesuatu memberikan kepuasan marginal yang
sama. Apakah itu pengeluaran untuk membeli barang yang satu atau untuk
membeli barang yang lain.
Berdasarkan Hukum Gossen 2 ini, manusia berusaha memenuhi kebutuhannya
yang bermacam-macam sampai pada tingkat intensitas yang sama. Ada kebutuhan
akan makan, pakaian, perumahan, kesehatan, dan lain-lain. Nah, dari kebutuhan
pada tingkat intensitas yang sama, seseorang tidak akan menghabiskan uangnya
hanya untuk membeli pakaian saja. Akan tetapi, uang yang dimilikinya
digunakan untuk memenuhi kebutuhan lainnya sesuai dengan tingkat
kebutuhannya.
Contoh :
Togar mempunyai penghasilan Rp600.000,00. Untuk memenuhi semua
kebutuhannya selama satu bulan diperlukan Rp750.000,00. Bagaimana caranya
agar Togar dapat menggunakan uangnya seekonomis mungkin dan kepuasan maksimum
tercapai? Simak terus uraian berikut.
Togar perlu membuat tabel pemuasan kebutuhan secara vertikal dan horizontal.
Secara horizontal dari data jenis kebutuhan yang harus dipenuhinya, misalnya
makan, pakaian, perumahan, kesehatan, dan lain-lain. Sedangkan, secara
vertikal diurutkan jumlah kebutuhan yang harus dipenuhi. Berdasarkan jenis
dan jumlah kebutuhan, dibuatkan nilai kepuasan dari yang tertinggi sampai
terendah. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel berikut.
Tabel 2. Pemuasan Kebutuhan Secara Vertikal dan Horizontal
Dari tabel di atas, terlihat bahwa makan mempunyai nilai tertinggi
yaitu 10, pakaian 9, perumahan 8, kesehatan 7, dan kesenangan 6. Golongan
kebutuhan marginal adalah kebutuhan ke-5, yaitu kebutuhan kesenangan. Jika
seluruh penghasilan Togar digunakan untuk makan, nilai kepuasannya berjumlah
55. Hal ini tidak mungkin dilakukannya karena ia harus membagi uang sesuai
intensitasnya (tingkatan) kebutuhan. Jika uang yang dimilikinya Rp 600.000,00
dan setiap satuan jumlah kebutuhan, misalnya dibutuhkan Rp 50.000,00, jumlah
satuan kebutuhan yang terpenuhi, yaitu:
=
30 unit
Hukum Gossen II tersebut merupakan pemuasan kebutuhan secara
horizontal. Pemuasan kebutuhan secara horizontal, yaitu pemuasan kebutuhan
tidak bertumpu pada satu jenis barang saja, melainkan berusaha pula untuk
memenuhi kebutuhan akan barang lainnya.
|
No comments:
Post a Comment