Masa
Kolonialisme di Indonesia
1. Peraturan Tanam Paksa yang
dibuat oleh Van den Bosch membawa
kemelaratan dan kesengsaraan bagi rakyat Indonesia
Karena pelaksanaan yang sangat memberatkan rakyat
Indonesia ditambah dengan adanya culture prosetence yang memicu para kepala
desa menyalahgunakan perarturan culture stelsel, contoh nya wajib menyerahkan
tanah 1/6 menjadi lebih dari seper enam, waktu yang diwajibkan bagi rakyat
yang tidak punya tanah menjadi lebih dari 1/6 bahkan hampir 6 bulan sehingga
tidak punya waktu untuk menggarap tanah untuk memperoleh sumber makanan
2. Sebab-sebab umum terjadinya perlawanan Diponegoro
antara lain sebagai berikut:
a)
Wilayah Kesultanan
Mataram semakin sempit dan para raja sebagai penguasa pribumi mulai
kehilangan kedaulatan.
b)
Belanda ikut campur
tangan dalam urusan intern kesultanan, misalnya soal pergantian raja dan
pengangkatan patih.
c)
Timbulnya kekecewaan
di kalangan para ulama, karena masuknya budaya barat yang tidak sesuai dengan
Islam.
d)
Sebagian bangsawan
merasa kecewa karena Belanda tidak mau mengikuti adat istiadat kraton.
e)
Sebagian bangsawan
kecewa terhadap Belanda karena telah menghapus sistem penyewaan tanah oleh
para, bangsawan kepada petani (mulai tahun 1824).
f)
Kehidupan rakyat yang
semakin menderita di samping harus kerja paksa masih harus ditambah beban
membayar berbagai macam pajak.
Adapun Peristiwa yang
menjadi sebab khusus berkobamya perang Diponegoro adalah pemasangan patok
oleh Belanda untuk pembangunan jalan yang melintasi tanah dan makam leluhur
Pangeran Diponegoro di Tegalrejo. Pemasangan patok itu tanpa izin, sehingga sangat
ditentang oleh Pangeran Diponegoro
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Munculnya Kesadaran
Nasional
a.
Faktor Intern
•
Sejarah masa lampau yang
gemilang
•
Penderitaan rakyat akibat
kolonialisme
•
Peranan golongan terpelajar
b.
Faktor Ekstern
Sebenarnya timbulnya
pergerakan nasional Indonesia di samping disebab-kan oleh kondisi dalam
negeri seperti diuraikan di atas, juga ada faktor yang berasal dari luar
(faktor ekstern) yaitu:
•
Kemenangan Jepang atas
Rusia
•
Partai Kongres India
•
Nasionalisme di Philipina
4. Lahirnya Nasionalisme dan
Kesadaran Nasional
a.
Peranan golongan terpelajar dan profesional
Rasa kebangsaan
terbentuk sejak Kebangkitan Nasional pada tahun 1908. Perjuangan yang
dilakukan bangsa Indonesia menghadapi penjajah dipicu oleh harga diri sebagai
bangsa yang ingin merdeka di tanah airnya sendiri tanpa tekanan penjajah. Hal
ini ditunjang dengan munculnya pendidikan. Pendidikan pula yang akhirnya
melahirkan golongan terpelajar yang mampu membuka kesadaran bahwa penguasaan
ilmu pengetahuan merupakan bekal untuk menghadapi bangsa barat menuju
kemerdekaan yang kita cita-citakan.
b.
Peranan pers
Pers pada masa itu merupakan sarana komunikasi yang
sangat penting dalam menyebarluaskan suara organisasi. Hal ini dikarenakan
para pimpinan dan redaksi pers adalah tokoh-tokoh pergerakan sehingga mereka
menggunakan pers untuk menyuarakan cita-cita perjuangan yakni Indonesia
merdeka.
5. Kongres Pemuda II
Sebagai
tindak lanjut dari Kongres Pemuda I, pada tanggal 23 April 1927 dilaksanakan
pertemuan di antara organisasi kepemudaan yang telah ada, dengan hasil
merumuskan beberapa keputusan penting seperti:
a.
Indonesia Merdeka menjadi
cita-cita perjuangan seluruh pemuda Indonesia; dan
b.
Organisasi kepemudaan
berdaya upaya menuju persatuan dalam satu organisasi.
Pada bulan Juni 1928
terbentuk Panitia Konggres Pemuda II dengan susunan panitia sebagai berikut:
Ketua : Sugondo Joyopuspito dari PPPI
( Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia)
Waklil Ketua : Joko Marsaid, dari Jong Java
Sekretaris : Muhammad Yamin dari Jong Sumatra
Bond
Bendahara : Amir Syarifudin dari Jong Batak Bond
Kongres
Pemuda II pada tanggal 28 Oktober 1928 dihadiri oleh perwakilan dari
organisasi kepemudaan, unsur partai politik, perwakilan anggota Voklsraad bahkan
utusan dari pemerintah Hindia Belanda yaitu Dr. Pijper dan Van der Plas.
Suasana cukup tegang karena terdapat dua kepentingan yang saling berlawanan
antara para pemuda dengan pihak pemerintah.
Dalam
acara itu, W.R. Supratman memperdengarkan lagu Indonesia Raya serta
terdapat keputusan rapat dalam kongres itu yang dikenal dengan:
1.
Kami putera dan puteri
Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia
2.
Kami putra dan putri
Indonesia mengaku berbangsa yang satu yaitu bangsa Indonesia
3. Kami
putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia
|
No comments:
Post a Comment